Mengenal Miom, Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

By Tim RS Pondok Indah

Monday, 26 August 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Miom adalah pertumbuhan daging di dalam atau pada dinding rahim. Meski tidak berbahaya, miom tetap perlu ditangani dengan tepat, terutama jika ukurannya besar.

Mengenal Miom, Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Nyeri perut atau kram perut yang terjadi selama keluarnya darah menstruasi merupakan hal yang biasa. Namun, ketika nyeri yang dirasakan sangat hebat, keluarnya darah menstruasi sangat banyak, atau terjadi lebih dari 7 hari, Anda sebaiknya mewaspadai kondisi ini. Sebab, bisa jadi keluhan ini merupakan pertanda dari miom.


Meski tidak semua miom menyebabkan keluhan, dan bisa saja sembuh tanpa penanganan, Anda tetap perlu memastikan dengan melakukan pemeriksaan ke dokter. Sebab, kondisi ini bisa saja menyebabkan komplikasi berupa perdarahan menstruasi yang sangat banyak, hingga menyebabkan anemia.


Mengenal Miom Lebih Dalam

Miom atau mioma uteri merupakan suatu tumor jinak pada organ reproduksi wanita yang bisa saja menyebabkan perdarahan menstruasi hebat, bahkan menyebabkan anemia. Kondisi yang juga dikenal dengan fibroid rahim atau leiomyoma ini umumnya dialami oleh wanita yang berusia 30-50 tahun, baik hanya berupa 1 atau beberapa benjolan sekaligus. 


Ukuran miom pun sangat beragam, ada yang sangat kecil hingga tidak ditemukan saat pemeriksaan, tetapi ada juga yang ukurannya lebih besar dari jeruk bali. Miom yang berukuran sangat besar ini bisa saja menyebabkan berbagai komplikasi, baik merusak otot dinding rahim, menekan organ lain di sekitar rahim, hingga perdarahan hebat. Untuk mengatasinya, diperlukan cara mengobati miom yang dilakukan oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan.


Baca juga: Mioma Uteri, Penanganan dan Pencegahannya



Jenis Miom

Tergantung lokasi tumbuhnya, jenis miom bisa dibedakan sebagai berikut ini:


1. Miom Intramural

Miom intramural merujuk pada pertumbuhan tidak normal yang terjadi di dalam dinding rahim. Kondisi ini merupakan jenis mioma uteri yang paling umum terjadi. Miom intramural biasanya tidak berbahaya dan tidak selalu menimbulkan gejala, tetapi tetap menyebabkan nyeri dan masalah reproduksi bila tidak ditangani dengan tepat.


2. Miom Subserosa

Miom subserosa, merupakan tumor jinak yang tumbuh di bagian luar dinding rahim, sehingga menyebabkan bagian yang ditumbuhi miom lebih besar dari sisi lainnya. Jenis miom inilah yang sering tumbuh menjadi miom bertangkai dan menekan organ lain di sekitar rahim.


3. Miom Submukosa

Miom submukosa, yang mana lokasi pertumbuhan miom berada di dinding rahim, sehingga miom akan tumbuh dan membesar, hingga memenuhi rongga rahim.


4. Miom Bertangkai

Miom bertangkai, merupakan miom subserosa yang tumbuh dan menempel pada dinding dalam maupun luar rahim dengan bagian yang menjuntai seperti ranting, sehingga bentuk miom ini menyerupai jamur. 


5. Miom Serviks

Miom serviks, ketika miom tumbuh pada daerah leher rahim (serviks). Jenis mioma uteri ini terbilang jarang ditemukan.


Baca juga: Endometriosis, si Penyebab Nyeri Hebat Saat Menstruasi


Gejala Miom

Keluhan yang terjadi sebagai gejala mioma uteri tergantung pada ukuran dan lokasinya. Umumnya miom tidak bergejala, kecuali ukurannya makin besar atau makin banyak. Miom yang makin besar atau banyak akan menyebabkan keluhan sebagai berikut ini:


  • Perdarahan menstruasi yang terjadi lebih dari 7 hari
  • Nyeri dan perdarahan menstruasi yang sangat hebat
  • Perdarahan vagina yang terjadi di luar periode haid
  • Nyeri punggung bawah
  • Nyeri panggul
  • Sering buang air kecil
  • Sembelit
  • Perdarahan setelah berhubungan intim
  • Perdarahan kronis
  • Perut terasa penuh, kembung, atau begah
  • Perut membesar, yang tampak seperti sedang hamil


Mioma uteri juga bisa menimbulkan gejala yang kambuhan, atau bisa saja makin parah pada periode perdarahan menstruasi yang berikutnya. Miom juga bisa menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan memperoleh momongan. Bahkan bisa menyebabkan letih, lesu, dan sulit berkonsentrasi bila sudah terjadi komplikasi, berupa anemia.


Meski tidak selalu parah, gejala mioma uteri perlu segera ditangani agar tidak bertambah parah atau berulang kembali. Jadi, tidak ada salahnya untuk memastikannya dengan memeriksakan diri ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan. Nantinya dokter akan memberikan penanganan yang sesuai, setelah memeriksa dan memastikan kondisi Anda.


Baca juga: Kenali 6 Gejala Awal Kanker Serviks yang Perlu Diperhatikan


Penyebab Miom

Hingga saat ini belum diketahui pasti penyebab miom. Beberapa peneliti meyakini bahwa kondisi ini terjadi karena kombinasi beberapa faktor, yakni faktor genetik dan faktor hormonal.


Pengaruh faktor hormonal, seperti fluktuasi hormon estrogen dan progesteron, lebih tampak nyata dalam perubahan ukuran miom yang akan membesar ketika hamil dan menyusut ketika memasuki masa menopause.



Faktor Risiko Miom

Meski penyebab miom belum diketahui secara pasti, ada beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko terjadinya tumor jinak kandungan ini. Berikut ini adalah beberapa faktor risiko miom:


  • Memiliki kebiasaan konsumsi daging merah secara berlebih
  • Jarang mengonsumsi sayur maupun buah-buahan
  • Memiliki kebiasaan mengonsumsi alkohol secara berlebih, bahkan kecanduan alkohol
  • Memiliki berat badan berlebih, bahkan obesitas
  • Mengalami kekurangan vitamin D
  • Sedang hamil
  • Mengalami peningkatan kadar hormon estrogen dan hormon progesteron
  • Wanita dalam rentang usia 30-50 tahun
  • Memiliki keluarga yang juga mengalami miom
  • Berasal dari ras Afrika-Amerika


Baca juga: Apakah Kanker Serviks Bisa Disembuhkan?


Diagnosis Miom

Miom bisa sulit dikenali, karena gejalanya kadang mirip dengan kista rahim. Jadi, dokter perlu melakukan anamnesis yang diikuti dengan pemeriksaan fisik. Hasil kedua pemeriksaan ini akan dipastikan dengan hasil pemeriksaan penunjang, baik dengan USG, CT-Scan, MRI, histeroskopi, laparoskopi, maupun biopsi. 


Setelah diketahui letak, jumlah, ukuran, dan gejala miom yang dikeluhkan, serta keparahan miom, dokter spesialis kebidanan dan kandungan akan memberikan penanganan yang sesuai. Kondisi kesehatan, riwayat penyakit yang dialami penderita miom, serta usia, rencana kehamilan, dan kemungkinan terjadinya menopause dalam waktu dekat, juga menjadi pertimbangan dalam penanganan yang diberikan.


Mengingat gejala yang ditimbulkan mioma uteri menyerupai kista, Anda sebaiknya memeriksakan diri ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan untuk memastikan penyebab dari keluhan yang dirasakan saat ini. Dengan begitu, Anda bisa mendapatkan penanganan yang tepat sebelum mioma uteri tumbuh besar hingga menyebabkan komplikasi.


Baca juga: Apakah PCOS Bisa Hamil? Harapan Memiliki Keturunan Bagi Wanita dengan PCOS


Penanganan Miom

Miom yang berukuran kecil dan tidak menimbulkan keluhan, tidak memerlukan penanganan khusus. Namun, pemeriksaan rutin ke dokter kandungan tetap perlu dilakukan untuk memastikan miom terkontrol atau tidak sampai terjadi komplikasi.


Sedangkan untuk miom yang sangat besar atau menimbulkan keluhan, bahkan komplikasi, sebaiknya ditangani oleh dokter kandungan, baik dengan terapi hormon maupun operasi. Beberapa cara mengobati miom yang dilakukan oleh dokter untuk kondisi ini, antara lain:


1. Terapi Hormonal

Terapi hormonal yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat siklus menstruasi kembali teratur, meringankan perdarahan menstruasi yang hebat, serta meredakan kram atau nyeri perut saat periode perdarahan menstruasi. Selain itu, terapi hormonal juga bisa mengecilkan ukuran miom dengan menghambat produksi hormon estrogen dan hormon progesteron.


2. Operasi

Prosedur operasi akan dilakukan sebagai pengobatan miom yang berukuran sangat besar, tidak berhasil dengan pengobatan yang dilakukan sebelumnya, maupun yang sudah menyebabkan komplikasi.

Pengobatan miom dengan operasi bisa dilakukan dengan pendekatan untuk menyusutkan miom, mengangkat miom, maupun mengangkat seluruh rahim, yang akan disesuaikan dengan kondisi dan keparahan miom.


3. Terapi suportif

Terapi suportif, atau pengobatan untuk mengurangi keluhan. Peresepan obat-obatan antinyeri dari golongan OAINS maupun asam traneksamat bisa diberikan untuk meredakan nyeri serta mengatasi perdarahan vagina hebat yang terjadi sebagai gejala miom.


Beberapa terapi alternatif juga bisa digunakan untuk meredakan keluhan miom, yakni dengan terapi akupuntur, menggunakan kompres hangat, melakukan yoga maupun terapi pijat.


Baca juga: Cek Kesiapan Anda dan Pasangan sebelum Program IVF


Komplikasi Miom

Penanganan yang sesuai sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi miom yang bisa terjadi berupa:


  • Masalah kesuburan yang membuat kesulitan untuk hamil
  • Komplikasi kehamilan yang menyebabkan tidak mungkin dilakukan persalinan normal
  • Anemia atau kurang darah karena perdarahan menstruasi yang hebat
  • Lemah, letih, lesu, maupun sulit berkonsentrasi karena anemia yang dialami


Baca juga: Kenali Jenis Pemeriksaan dan Metode Program Kehamilan


Komplikasi Miom dan Kehamilan

Bila dialami oleh ibu hamil, bisa saja terjadi komplikasi miom saat hamil, meliputi:


  • Keguguran
  • Perdarahan saat awal kehamilan atau perdarahan vagina di trimester pertama kehamilan yang disertai dengan nyeri perut
  • Solusio plasenta atau lepasnya ari-ari dari dinding rahim
  • Kelahiran prematur
  • Persalinan dengan operasi caesar karena miom menghalangi jalan lahir atau posisi janin yang tidak ideal untuk persalinan normal
  • Perdarahan saat proses persalinan yang sangat hebat


FAQ


Apakah Penderita Miom Tidak Haid?

Penderita miom tidak selalu berhenti haid. Tetapi, apabila tidak diberikan penanganan medis, miom yang bertumbuh cukup besar bisa menyebabkan munculnya perubahan siklus menstruasi, seperti haid lebih banyak, lebih lama, atau tidak teratur. Jika Anda mengalami perubahan drastis pada siklus haid, segera konsultasikan dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan untuk mendapatkan penanganan yang tepat.


Apakah Miom Mengakibatkan Keputihan?

Miom biasanya tidak langsung menyebabkan keputihan. Saat berukuran cukup kecil, miom tidak akan menimbulkan gejala yang jelas. Namun, jika miom tumbuh besar atau menekan organ di sekitar rahim, bisa muncul gejala seperti keputihan yang tidak normal dan terjadi terus-menerus atau kronis.


Apakah Miom Bisa Menyebabkan Sakit Pinggang?

Apabila bertumbuh cukup besar, miom bisa menyebabkan sakit pinggang. Miom juga bisa menekan organ di sekitarnya, seperti saraf atau punggung bawah, sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman di perut atau nyeri saat menstruasi. 


Apa Yang Menyebabkan Miom Membesar?

Miom dapat membesar karena faktor hormonal, terutama estrogen. Selama kehamilan, kadar hormon ini meningkat, sehingga miom cenderung tumbuh lebih besar. Pola makan yang tidak sehat dan obesitas juga berperan dalam pertumbuhannya. Jika miom membesar, gejalanya bisa semakin parah, seperti nyeri atau pendarahan berlebih. Konsultasikanlah kondisi Anda dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan jika gejala muncul.


Penderita Miom Apakah Boleh Berhubungan Intim?

Penderita miom umumnya masih boleh berhubungan intim. Tetapi terkadang miom dapat menyebabkan nyeri atau ketidaknyamanan saat berhubungan intim. Kondisi setiap orang bisa berbeda, jadi penting bagi Anda untuk mendapatkan saran medis yang tepat dari dokter spesialis kebidanan dan kandungan


Meski belum ada cara pencegahan miom yang diketahui ampuh secara pasti, tetapi Anda tetap disarankan untuk menerapkan pola hidup sehat guna terhindar dari tumor jinak ini. Untuk itu, Anda disarankan menjaga berat badan tetap ideal dengan menerapkan pola makan sehat atau memperbanyak konsumsi sayur dan buah-buahan, tidak konsumsi minuman beralkohol, rutin berolahraga, dan tidak merokok. Selain itu, lakukan pemeriksaan kadar vitamin D dan kandungan secara rutin.


Anda tidak perlu khawatir, karena hamil pada wanita dengan miom bukanlah tidak mungkin terjadi. Hanya saja, Anda perlu melakukan perencanaan kehamilan yang diawasi langsung oleh dokter spesialis IVF dan fertilitas untuk memastikan kehamilan terjadi dengan aman, tanpa adanya penyulit, hingga waktunya bersalin nanti. Pemeriksaan rutin dan pengawasan langsung juga penting untuk memastikan miom terkontrol.


Mengingat tidak semua miom menunjukkan gejala, Anda disarankan untuk memeriksakan kesehatan rahim dan kesehatan organ reproduksi di dokter kandungan, terutama bila memiliki faktor risiko. Lakukan pemeriksaan di RS Pondok Indah yang telah dilengkapi berbagai fasilitas medis terkini untuk menjaga kesehatan kandungan Anda. Selain itu RS Pondok Indah juga memiliki IVF Center untuk memaksimalkan keberhasilan program hamil Anda.





Referensi:

  1. AlAshqar A, Lulseged B, et al,. Oxidative stress and antioxidants in uterine fibroids: pathophysiology and clinical implications. Antioxidants. 2023. (https://www.mdpi.com/2076-3921/12/4/807). Diakses pada 22 Juli 2024.
  2. Yang Q, Ciebiera M, et al,. Comprehensive review of uterine fibroids: developmental origin, pathogenesis, and treatment. Endocrine reviews. 2022. (https://academic.oup.com/edrv/article/43/4/678/6422392). Diakses pada 22 Juli 2024.
  3. Freytag D, Günther V, et al,. Uterine fibroids and infertility. Diagnostics. 2021. (https://www.mdpi.com/2075-4418/11/8/1455). Diakses pada 22 Juli 2024.
  4. Tinelli A, Vinciguerra M, et al,. Uterine fibroids and diet. International journal of environmental research and public health. 2021. (https://www.mdpi.com/1660-4601/18/3/1066). Diakses pada 22 Juli 2024.
  5. American College of Obstetricians and Gynecologists. Uterine Fibroids. (https://www.acog.org/womens-health/faqs/uterine-fibroids). Direvisi terakhir November 2023. Diakses pada 22 Juli 2024.
  6. The Office on Women's Health by the U.S Department of Health and Human Services. Uterine fibroids. (https://www.womenshealth.gov/a-z-topics/uterine-fibroids). Direvisi terakhir 19 Februari 2021. Diakses pada 22 Juli 2024.
  7. Cleveland Clinic. Uterine Fibroids. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/9130-uterine-fibroids). Direvisi terakhir 5 Juli 2023. Diakses pada 22 Juli 2024.
  8. Mayo clinic. Uterine fibroids. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/uterine-fibroids/symptoms-causes/syc-20354288). Direvisi terakhir 15 September 2023. Diakses pada 22 Juli 2024.