Lancar Menyusui di Bulan Ramadan

Rabu, 26 Maret 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Banyak ibu menyusui yang juga ingin ikut menunaikan ibadah puasa. Apakah aman untuk dilakukan? Lantas, apa saja yang harus diperhatikan ibu menyusui saat berpuasa?

Lancar Menyusui di Bulan Ramadan

Berpuasa merupakan ibadah wajib umat Islam di bulan Ramadan. Ketika berpuasa, tubuh lebih banyak kehilangan cairan, karena perubahan pola makan dan tidur. Selain masalah keamanan, ibu menyusui mungkin juga penasaran dengan dampak puasa terhadap produksi ASI, serta kesehatan ibu maupun bayi. 


Persiapan ibu menyusui untuk berpuasa tentu berbeda, tergantung usia bayi dan beragam kondisi lainnya. Ibu yang menyusui bayi kembar dan ibu yang sedang menyusui secara eksklusif akan memiliki kebutuhan nutrisi yang lebih besar, dibandingkan ibu yang menyusui bayi berusia lebih dari 6 bulan atau yang sudah mulai MPASI.


Apakah Ibu Menyusui Boleh Berpuasa?

Ibu menyusui boleh saja menjalani ibadah puasa, tetapi kesehatan bayi dan diri sendiri tetap menjadi perhatian utama. Jika kondisi kesehatan memungkinkan dan tidak ada dampak negatif, ibu menyusui diperbolehkan untuk berpuasa. Namun, jika puasa dapat berdampak negatif pada produksi ASI atau kesehatan ibu dan bayi, maka sebaiknya ibu menyusui tidak berpuasa.


Karenanya, sebelum memutuskan untuk berpuasa, sebaiknya ibu menyusui berkonsultasi dengan konselor laktasi atau dokter spesialis anak terlebih dahulu. Bila dilakukan dengan benar dan dengan pengawasan medis, berpuasa tidak memengaruhi kualitas ASI dan tidak akan menghambat pertumbuhan pada bayi ASI eksklusif.


Baca juga: Manfaat Menyusui untuk Si Kecil dan Kesehatan Ibu



Apakah Berpuasa Memengaruhi Produksi ASI?

Pada saat berpuasa, ibu menyusui memang tidak akan makan dan minum dalam jangka waktu yang cukup panjang. Namun, hal ini bukan berarti ibu tidak bisa memproduksi ASI dengan baik.


Meski sedang berpuasa, tubuh ibu menyusui tetap bisa memproduksi ASI seperti biasa menggunakan cadangan nutrisi. Jadi, selama ibu menjaga jadwal menyusui dengan baik, maka volume ASI yang diproduksi tidak akan berkurang. Komposisi nutrisi makro dalam ASI, yakni protein, lemak, dan karbohidrat, juga tidak akan berkurang.


Namun, berpuasa memang berpotensi memengaruhi kandungan nutrisi mikro dalam ASI. Kandungan vitamin dan mineral dalam ASI mungkin akan mengalami sedikit penurunan saat ibu berpuasa. Namun, tidak perlu khawatir, ibu cukup perhatikan konsumsi makanan saat sahur dan berbuka.


Baca juga: 10 Manfaat Puasa Bagi Kesehatan yang Wajib Diketahui


Tips Puasa Bagi Ibu Menyusui

Untuk membantu menjaga kesehatan ibu dan bayi selama bulan Ramadan, ada beberapa tips puasa bagi ibu menyusui yang bisa Anda ikuti:


1. Minum air putih yang cukup

Pastikan ibu memenuhi kebutuhan cairan dengan minum air putih yang cukup sekurangnya 2 liter, untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang selama berpuasa, khususnya pada cuaca panas. Jagalah asupan cairan harian dengan minum sedikit tetapi lebih sering antara buka puasa dan sahur.


Meskipun demikian, hindari minum terlalu banyak sekaligus sebelum menjalankan ibadah puasa. Sebab, hal ini justru akan membuat ibu sering buang air kecil dan menjadi haus lebih cepat.


2. Pilih makanan bergizi saat sahur dan berbuka

Saat sahur dan berbuka, pilihlah makanan dengan asupan kalori sesuai dan gizi seimbang, yang mencakup protein dan karbohidrat kompleks agar ibu menyusui mendapat energi cukup untuk menjalankan puasa selama seharian penuh. Makanan seperti daging tanpa lemak, ikan, sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan biji-bijian adalah pilihan asupan nutrisi yang baik.


3. Segera berbuka

Saat waktu berbuka tiba, ibu sebaiknya lekas membatalkan puasa dengan mengonsumsi makanan berenergi tinggi untuk memulihkan energi dengan cepat, misalnya dengan mengonsumsi kurma. Ibu juga dapat membuat smoothies kurma dengan susu sebagai variasi konsumsi makanan dengan asupan kalori tinggi.


Baca juga: Tips Agar Puasa Tidak Lemas dan Tetap Semangat saat Beraktivitas


4. Istirahat yang cukup

Ibu menyusui seringkali mengalami kurang tidur, karena harus terbangun untuk menyusui bayi. Cobalah untuk tidur lebih awal dan beristirahat atau tidur siang jika memungkinkan. Sebab, tidur yang cukup dapat membantu menjaga energi dan kesehatan selama menjalani puasa.


5. Hands-on breastfeeding

Let down reflex (LDR) dapat melambat saat berpuasa. Ibu dapat menanganinya dengan menyusui sambil memijat halus dari pangkal payudara ke ujung untuk membantu aliran ASI lebih deras, sehingga anak dapat puas lebih cepat.


6. Menjaga produksi ASI

Saat ibu memompa ASI, beberapa ibu kerap mendapatkan jumlah yang lebih sedikit dari biasanya. Meskipun demikian, ibu harus tetap tenang. Ingat prinsip supply and demand. Jadi, semakin sering payudara dikosongkan, produksi juga akan meningkat. Pastikan anak menyusui on demand secara optimal dengan memperhatikan posisi dan perlekatan yang aman serta nyaman.


7. Semua butuh waktu

Biasanya membutuhkan beberapa hari atau minggu untuk tubuh ibu dan anak menyesuaikan terhadap rutinitas puasa di bulan Ramadan. Jadi, tetap positive thinking dan jangan langsung merasa kecewa bila Anda masih perlu menyesuaikan diri, terutama pada awal puasa.


8. Dengarkan tubuh Anda

Kapanpun saat berpuasa, jangan ragu untuk berhenti puasa jika mengalami masalah, seperti lemas, sakit kepala, ataupun mengalami dehidrasi. Sebab, kesehatan ibu dan bayi adalah yang terpenting.


Penting bagi ibu untuk mempertimbangkan baik-baik kondisi ibu serta kondisi si kecil sebelum memutuskan untuk melanjutkan puasa. Jangan lupa juga untuk menyempatkan istirahat yang cukup agar stamina tetap terjaga. Jika Anda masih ragu atau memiliki kekhawatiran tentang puasa, sebaiknya konsultasikan dengan konselor laktasi atau dokter spesialis anak.


Baca juga: Nutrisi Ibu Menyusui untuk ASI yang Berlimpah dan Berkualitas



FAQ


Bagaimana Cara Asi Tetap Lancar Saat Puasa?

Agar ASI tetap lancar saat puasa, penting untuk menjaga asupan nutrisi dan cairan yang diperlukan tubuh ibu menyusui. Selama waktu berbuka dan sahur, pastikan untuk mengonsumsi makanan bergizi yang kaya akan protein, karbohidrat kompleks, sayuran, dan buah-buahan.


Lakukan juga teknik relaksasi dan jangan stres, karena stres dapat memengaruhi produksi ASI. Terakhir, jangan lupa untuk berkonsultasi dengan konselor laktasi jika Anda memiliki kekhawatiran khusus mengenai puasa dan produksi ASI Anda.


Busui Puasa Makan Apa?

Busui yang berpuasa sebaiknya memilih makanan bergizi dan seimbang saat sahur dan berbuka, seperti sayuran hijau, buah-buahan, daging, telur, dan biji-bijian, serta memastikan asupan cairan mencukupi.


Hindari makanan yang terlalu pedas atau berlemak, karena bisa menyebabkan gangguan pencernaan. Dengan pola makan yang tepat, busui dapat tetap menjalani puasa tanpa penurunan kualitas ASI.


Kapan Busui Harus Berhenti Puasa?

Busui harus mempertimbangkan untuk berhenti puasa jika merasa tidak nyaman atau mengalami gejala negatif yang memengaruhi kesehatan dan produksi ASI. Jika Anda merasa lemas, sakit kepala, pusing, atau dehidrasi, sebaiknya segera batalkan puasa.