Waspadai Infeksi Endokarditis, Akibat Sakit Gigi

Senin, 28 Oktober 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Endokarditis adalah infeksi jantung bisa terjadi karena bakteri dari gigi berlubang masuk ke aliran darah, lalu menginfeksi katup jantung yang rusak.

Waspadai Infeksi Endokarditis, Akibat Sakit Gigi

Salah satu penyebab kematian tertinggi di negara maju adalah penyakit jantung. Di Indonesia, prevalensi penyakit jantung terus mengalami peningkatan.


Di samping faktor risiko klasik seperti merokok, obesitas, kadar kolesterol, tekanan darah tinggi, diabetes melitus, dan stres, hasil penelitian akhir-akhir ini menyebutkan bahwa reaksi peradangan (inflamasi) dari penyakit infeksi kronis termasuk pada gigi juga menjadi faktor risiko penyakit jantung.


Dampak infeksi gigi pada jantung dapat berupa penyakit jantung koroner (PJK), peradangan otot jantung dan katup jantung.


Apa Itu Endokarditis?

Endokarditis adalah infeksi serius yang terjadi pada lapisan dalam jantung, yang dikenal sebagai endokardium, termasuk katup jantung. Infeksi ini biasanya disebabkan oleh bakteri atau, lebih jarang, oleh jamur yang memasuki aliran darah dan kemudian menginfeksi area yang rusak atau cacat pada jantung.


Endokarditis dapat mengakibatkan pembentukan gumpalan bakteri, yang disebut vegetasi, pada katup jantung atau area lain dalam jantung. Vegetasi ini dapat merusak katup jantung, menyebabkan kebocoran, dan mengganggu aliran darah normal.


Selain itu, potongan-potongan kecil dari vegetasi ini dapat terlepas dan menyebar ke organ lain, menyebabkan emboli yang dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti stroke atau kerusakan organ lainnya.


Baca juga: Apakah Penyakit Jantung Bisa Sembuh?



Penyebab Endokarditis

Penyebab endokarditis adalah adanya invasi langsung bakteri atau mikroorganisme lain. Ketika mikroorganisme masuk ke aliran darah dan menempel di katup jantung, mikroorganisme tersebut akan berkembang biak di lapisan dalam jantung dan menyebabkan endokarditis.


Endokarditis juga seringkali terjadi pada penyakit jantung bawaan atau kongenital. Infeksi ini biasanya meliputi dinding ventrikel, katup-katup jantung, dinding arteri besar, dan septum, yang ditandai dengan mudah terjadinya agregasi trombin dan platelet yang disebut vegetasi dan berisi mikroorganisme.


Dahulu, infeksi pada katup jantung banyak disebabkan oleh bakteri sehingga disebut endokarditis bakterial. Namun, sekarang infeksi dapat pula disebabkan oleh mikroorganisme lain, seperti jamur, virus, dan sebagainya.


Mikroorganisme penyebab infeksi endokarditis sering kali masuk ke dalam aliran darah melalui aktivitas sehari-hari, seperti menyikat gigi, atau melalui prosedur medis, seperti operasi gigi, kateterisasi, atau injeksi obat.


Baca juga: Waspada! Gigi Berlubang Dapat Sebabkan Penyakit Lainnya, Lho!


Fokal Infeksi: Dari Sakit Gigi Menjadi Endokarditis

Penyebaran penyakit dari gigi ke organ tubuh lain dapat dijelaskan melalui teori fokal infeksi, yakni infeksi kronis di suatu tempat dan memicu penyakit di tempat lain dalam tubuh kita. Racun, sisa-sisa kotoran, maupun mikroba penginfeksi bisa menyebar ke tempat lain seperti ginjal, mata, kulit, bahkan jantung. 


Bakteri yang berada dalam lubang gigi maupun gusi yang mengalami peradangan atau infeksi dapat masuk ke dalam sirkulasi darah dan dengan mudah menyerang katup jantung maupun otot jantung yang telah melemah.


Lesi-lesi di mulut yang merupakan fokal infeksi di antaranya adalah gigi dengan infeksi saluran akar, abses, kista, granuloma dan juga peradangan dan infeksi jaringan periodontal (penyangga gigi) yang melibatkan gusi dan tulang alveolar.


Pada gigi-gigi tersebut perlu dilakukan prosedur dental berupa perawatan saluran akar guna membersihkan mikroorganisme yang terdapat di dalamnya, ataupun pembersihan karang gigi dan perawatan jaringan periodontal.


Selain itu, beberapa prosedur tindakan perawatan kedokteran gigi seperti pencabutan dan pembersihan karang gigi juga dapat menjadi pencetus terjadinya infeksi endokarditis, terutama pada pasien berisiko tinggi yang memang sudah memiliki kelainan pada jantung.


American Heart Association Endocarditis Committee pada tahun 2007 mengeluarkan panduan pencegahan endokarditis, yang dikatakan di dalamnya bahwa pada pasien yang memiliki kelainan jantung, pemberian antibiotika profilaksis sebelum dilakukan prosedur dental, terutama yang melibatkan jaringan periodontal, dapat mengurangi risiko endokarditis.


American Heart Association dan American Dental Association menyarankan pemberian antibiotika dosis tunggal satu jam sebelum prosedur dental pada pasien yang sudah pernah mengalami infeksi endokarditis sebelumnya, memiliki kelainan katup jantung, pernah menjalani transplantasi jantung, atau memiliki kelainan kongenital.


Baca juga: Serba-Serbi Perawatan Akar Gigi



Gejala Endokarditis

Gejala endokarditis dapat muncul dalam hitungan hari (acute endocarditis) atau dalam beberapa minggu hingga beberapa bulan (subacute endocarditis). Berikut ini adalah beberapa gejala endokarditis yang seringkali dialami penderita:


1. Demam dan Menggigil

Gejala paling umum dari endokarditis adalah demam yang disertai dengan menggigil. Demam ini biasanya berlanjut dan bisa disertai dengan berkeringat di malam hari, terutama pada kasus endokarditis yang disebabkan oleh infeksi bakteri.


2. Kelelahan dan Lemah

Penderita endokarditis sering kali merasa sangat lelah dan lemah tanpa sebab yang jelas. Kelelahan ini terjadi karena infeksi yang mempengaruhi fungsi jantung dan mengganggu aliran darah yang normal.


3. Sesak Napas

Sesak napas dapat terjadi, terutama saat beraktivitas fisik atau bahkan saat beristirahat, karena kerusakan pada katup jantung yang mengurangi efisiensi pompa jantung.


4. Nyeri Sendi dan Otot

Banyak penderita endokarditis mengalami nyeri pada sendi dan otot, yang mungkin disebabkan oleh respons peradangan tubuh terhadap infeksi.


5. Bintik Merah pada Kulit atau di Bawah Kuku

Gejala lain yang sering muncul adalah munculnya bintik-bintik merah kecil pada kulit, yang disebut petechiae, atau di bawah kuku, yang dikenal sebagai splinter hemorrhages. Ini terjadi akibat pecahnya pembuluh darah kecil yang disebabkan oleh infeksi.


6. Penurunan Berat Badan yang Tidak Dijelaskan

Penurunan berat badan yang signifikan dan tidak dijelaskan sering kali terjadi pada pasien dengan endokarditis, karena tubuh yang melawan infeksi menghabiskan banyak energi.


7. Pembengkakan pada Kaki, Perut, atau Pergelangan Kaki

Endokarditis dapat menyebabkan pembengkakan di area tubuh tertentu, seperti kaki, pergelangan kaki, atau perut, sebagai akibat dari fungsi jantung yang terganggu dan penumpukan cairan di tubuh.


8. Batuk atau Sesak Dada

Beberapa penderita endokarditis juga mengalami batuk yang tidak kunjung sembuh atau sesak di dada, yang dapat disebabkan oleh masalah pada paru-paru atau penumpukan cairan di sekitar jantung (efusi perikardial).


Segera periksakan diri ke dokter spesialis jantung dan pembuluh darah di rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan endokarditis yang tepat.


Baca juga: Gigi Sehat Hingga ke Akarnya


Pencegahan Endokarditis

Karena mencegah selalu lebih baik daripada mengobati, maka diperlukan perawatan gigi yang baik dan pemeriksaan gigi secara berkala. Cara pencegahan terbentuknya lubang gigi dan karang gigi cukup sederhana, yaitu menjaga kebersihan gigi dengan menggosok gigi secara baik dan benar, sebanyak dua kali sehari, pagi sesudah makan dan malam sebelum tidur.


Penggosokan pada lidah selama 30 detik juga terbukti mengurangi jumlah bakteri dalam mulut. Pemakaian benang gigi (dental floss) juga penting untuk membersihkan daerah-daerah yang sulit terjangkau oleh sikat gigi, terutama daerah antar gigi dan juga pada gigi-gigi yang berjejal.


Kualitas air liur (saliva) yang baik di mana di dalamnya mengandung imunoglobulin yang berperan penting sebagai antibodi, juga dapat membantu menjaga kesehatan rongga mulut kita. 


Jangan lupa untuk periksa secara berkala ke dokter spesialis gigi untuk mendapatkan perawatan gigi dan rongga mulut yang tepat dan sesuai.


Selain itu, bagi Anda yang memiliki penyakit jantung atau pernah mengidap endokarditis sebelumnya, maka disarankan untuk rutin berkonsultasi dengan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah sebagai upaya mencegah endokarditis.


Anda juga bisa memeriksakan kesehatan Anda secara rutin dengan Executive Health Check Up RS Pondok Indah Group. Executive Health Check Up RS Pondok Indah Group menyediakan ragam pilihan paket pemeriksaan jantung dan telah mengadopsi teknologi terkini untuk visualisasi terbaik kondisi kesehatan jantung Anda.


Baca juga: Gigi Ngilu Bikin Tak Nyaman? Cari Tahu Penyebabnya, Yuk!



FAQ


Apakah Gigi Berlubang Pengaruh Ke Jantung?

Ya, gigi berlubang bisa memengaruhi kesehatan jantung bila tidak segera ditangani. Infeksi pada gigi berlubang dapat menyebabkan kuman masuk ke aliran darah, meningkatkan risiko penyakit jantung, seperti endokarditis. Oleh karena itu, menjaga kebersihan dan kesehatan gigi sangatlah penting.


Apa yang Terjadi Bila Anda Menderita Endokarditis?

Apabila Anda terkena endokarditis, maka gejala yang bisa Anda rasakan meliputi demam, kelelahan, nyeri dada, dan sesak napas. Kondisi ini bisa merusak katup jantung, menyebabkan komplikasi serius seperti gagal jantung, stroke, dan abses.


Apakah Endokarditis Menyebabkan Batuk?

Ya, endokarditis bisa menyebabkan batuk. Gejala batuk mungkin muncul akibat komplikasi seperti emboli paru atau gagal jantung. Gejala endokarditis lainnya meliputi demam, kelelahan, nyeri dada, dan keringat malam. Jika Anda mengalami batuk terus-menerus bersama gejala-gejala tersebut, segera konsultasikan ke dokter spesialis jantung dan pembuluh darah untuk pemeriksaan lebih lanjut.


Siapa yang Berisiko Terkena Endokarditis Infektif?

Orang yang berisiko terkena endokarditis infektif meliputi mereka dengan riwayat penyakit jantung bawaan, katup jantung prostetik atau buatan, atau kerusakan katup jantung. Risiko terjadinya endokarditis juga dapat meningkat pada mereka yang mengalami infeksi yang tidak ditangani dengan tepat atau pernah menjalani prosedur medis invasif tanpa perlindungan obat-obatan antibiotik.