Deteksi dini penyakit jantung penting untuk mengetahui risiko kita. Hal ini dapat membantu mengidentifikasi risiko lebih awal agar pengobatan dapat dilakukan tepat waktu.
Penyakit jantung telah menjadi penyebab utama kematian di Indonesia dan dunia. Bahkan, kasus penyakit jantung yang fatal pada usia muda yang terus meningkat. Pada usia muda, masalah yang sering ditemukan meliputi gangguan irama jantung, penyakit jantung bawaan, kelainan otot jantung, hingga masalah pada katup jantung.
Di samping itu, pasien dengan usia muda dengan risiko tinggi juga tidak terhindari dari penyakit jantung koroner dan serangan jantung. Semua jenis penyakit jantung ini dapat mengancam kesehatan jika tidak terdeteksi sejak dini. Oleh karena itu, memahami cara deteksi dini penyakit jantung sangatlah penting.
Pemeriksaan kesehatan berkala menjadi kunci utama untuk mendeteksi berbagai masalah jantung. Pemeriksaan yang direkomendasikan antara lain pemeriksaan laboratorium, rekam jantung (EKG), stress test, USG jantung (ekokardiografi), hingga CT scan jantung. Melalui pemeriksaan ini, Anda dapat mengetahui kondisi jantung secara menyeluruh, termasuk potensi terjadinya penyakit jantung koroner, kelainan otot jantung, atau gangguan lainnya.
Berikut adalah beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah untuk deteksi penyakit jantung dan pembuluh darah:
Pemeriksaan laboratorium adalah salah satu cara deteksi dini penyakit jantung yang paling umum dilakukan. Pemeriksaan utama yang dilakukan untuk menentukan risiko terjadinya penyakit jantung koroner adalah pemeriksaan kolesterol, yang terdiri dari:
Selain itu, pemeriksaan kadar gula darah dan fungsi ginjal juga memiliki peranan yang tidak kalah penting. Kadar gula darah yang tinggi dan penurunan fungsi ginjal dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner.
Pemeriksaan elektrokardiografi atau EKG dapat digunakan untuk mendeteksi kelainan irama jantung, otot jantung, serta masalah pada katup jantung. Hasil EKG yang normal tidak memastikan seseorang bebas dari penyakit jantung koroner, begitu juga sebaliknya. Meski begitu, pemeriksaan ini tetap menjadi langkah penting dalam cara deteksi dini penyakit jantung.
Jika terdapat risiko, pemeriksaan EKG mungkin dapat dilakukan dengan alat khusus, seperti Holter monitoring yang dapat menilai irama jantung selama 24 jam. Dengan begitu, kelainan irama jantung yang hanya muncul sesaat bisa tertangkap dalam pemeriksaan ini.
Baca juga: Deteksi Kelainan Jantung Bawaan pada Bayi Sejak Dalam Kandungan
Stress test, seperti treadmill test, cardiac MR, atau SPECT, dapat membantu mendeteksi penyakit jantung koroner yang tidak terlihat melalui EKG. Cardiac MR dan SPECT memang memiliki akurasi yang lebih tinggi. Namun, ketersediaan alat untuk pemeriksaan ini terbatas, sehingga biayanya juga lebih tinggi.
Pilihan jenis stress test yang akan dilakukan bergantung pada kondisi fisik pasien, faktor risiko, serta biaya. Namun pada umumnya, treadmill test sudah cukup baik untuk mendeteksi risiko terjadinya penyakit jantung koroner.
Pemeriksaan ekokardiografi atau USG jantung bertujuan untuk mengevaluasi fungsi jantung secara keseluruhan. Pemeriksaan ini mampu mendeteksi:
Dengan hasil yang detail, echocardiography menjadi salah satu cara deteksi dini penyakit jantung yang sangat direkomendasikan.
CT scan jantung adalah teknologi canggih untuk mendeteksi penyakit jantung. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan atau tanpa menggunakan kontras (zat warna). CT scan jantung dengan kontras memiliki akurasi yang tinggi dalam mendeteksi soft plaque, yaitu tumpukan kolesterol, lemak, serta sel peradangan yang berisiko lebih tinggi untuk lepas, menyumbat pembuluh darah, dan menyebabkan penyakit jantung.
Selain itu, CT scan jantung juga dapat menghitung CT calcium score yang juga dapat memprediksi risiko seseorang mengalami penyakit kardiovaskular, termasuk serangan jantung. Pemeriksaan CT calcium score dapat dilakukan pada pasien dengan gangguan ginjal, karena bisa dilakukan tanpa menggunakan zat kontras.
Memilih cara deteksi dini penyakit jantung yang tepat sangatlah penting untuk mencegah komplikasi yang lebih serius. Pemeriksaan yang tepat tentunya yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan setiap pasien. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah di RS Pondok Indah untuk menentukan pemeriksaan yang tepat dengan biaya yang lebih hemat.
Namun, perlu diingat pula bahwa pencegahan dengan menerapkan gaya hidup sehat tetap menjadi langkah terbaik. Di samping melakukan pemeriksaan untuk deteksi dini, Anda juga sangat disarankan untuk menerapkan pola makan yang lebih sehat, berhenti merokok, dan berolahraga secara teratur demi menjaga kesehatan jantung.
Baca juga: Perbedaan Penyakit Jantung Bawaan Sianotik dan Asianotik
Ciri-ciri penyakit jantung di usia muda meliputi nyeri dada, sesak napas, kelelahan berlebihan, detak jantung tidak teratur, dan pusing seperti akan pingsan. Faktor risiko seperti merokok, obesitas, dan hipertensi juga dapat meningkatkan kemungkinan terkena penyakit jantung di usia muda.
Ya, seseorang dengan usia 20-an bisa saja terkena penyakit jantung, terutama jika ada faktor risiko seperti kebiasaan merokok, pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik atau olahraga, atau riwayat keluarga dengan penyakit jantung.
Cara yang paling mudah adalah dengan memperhatikan gejala. Kelainan pada jantung dapat menyebabkan gejala seperti nyeri dada, sesak napas, atau kelelahan berlebih. Selain itu, pemeriksaan kesehatan berkala juga penting untuk memastikan kondisi jantung tetap optimal.