Gigi Ngilu Bikin Tak Nyaman? Cari Tahu Penyebabnya, Yuk!

Selasa, 25 Maret 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Salah satu penyebab gigi ngilu yang paling umum adalah gigi sensitif. Temukan solusi yang tepat dan nyaman untuk meredakan kondisi ini. Baca selengkapnya di sini!

Gigi Ngilu Bikin Tak Nyaman? Cari Tahu Penyebabnya, Yuk!

Pernahkah Anda mengalami rasa ngilu sesaat yang tajam pada gigi saat mengonsumsi makanan dingin atau panas? Jika jawabannya iya, kondisi ini bisa saja disebabkan oleh gigi yang sensitif. Lantas, bagaimana mengenali ngilu karena gigi sensitif maupun karena kondisi lain? Simak penjelasannya di artikel ini.


Apa itu Gigi Ngilu?

Gigi ngilu akibat gigi sensitif atau hipersensitif dentin ditandai dengan rasa ngilu yang tajam dan singkat, ketika menerima rangsangan, akibat terbukanya lapisan dentin. Normalnya, lapisan dentin tertutup oleh email (lapisan terluar gigi) yang terletak pada mahkota dan sementum di sekitar akar gigi.


Rangsangan ngilu yang diterima oleh lapisan gigi ini bukan disebabkan oleh kelainan pada gigi atau penyakit gigi dan mulut lainnya, melainkan karena mendapatkan rangsang termal (mengonsumsi makanan dan minuman yang dingin atau panas, udara dingin), osmotik (makanan minuman manis dan asam), dan taktil (menggosok gigi).        

                      

Baca juga: Gigi Sehat Hingga ke Akarnya



Penyebab Gigi Ngilu

Kenali penyebab gigi terasa ngilu untuk menangani dan mencegah kondisi ini berulang. Gigi ngilu dimulai dengan gigi berlubang akibat penumpukan plak atau kebersihan gigi yang kurang terjaga. Kondisi ini menyebabkan gigi terasa ngilu.


Selain itu, resesi, erosi, abrasi, abfraksi, dan atrisi gigi membuat gigi menipis dan dentin terbuka, yang menjadi penyebab kerusakan gigi. Kondisi dentin terbuka ini kemudian menyebabkan pergerakan cairan pada saluran dentin yang mengaktifkan serabut saraf dalam pulpa gigi penyebab timbulnya nyeri, sehingga membuat gigi mudah terasa ngilu.


Gigi terasa ngilu yang timbul tersebut dapat terlokalisir di salah satu area saja, maupun ke berbagai permukaan gigi secara keseluruhan.


Dentin gigi yang terbuka dapat mencapai leher gigi (servikal). Efek samping beberapa prosedur medis atau tindakan pada gigi juga dapat menyebabkan dentin gigi terbuka, seperti pembersihan karang gigi dan akar gigi (scaling dan root planning), perawatan saluran akar gigi (root canal treatment), serta proses pembentukan dan pemolesan untuk tambal gigi.


Penyebab lain dari gigi sensitif adalah adanya perubahan kondisi maupun posisi pada gusi dan gigi, antara lain:  


Baca juga: Waspada! Gigi Berlubang Dapat Sebabkan Penyakit Lainnya, Lho!


1. Resesi Gusi

Resesi gusi menghasilkan terbukanya permukaan akar, yang mempermudah terjadinya radang gusi, serta dapat membuat gigi jadi lebih sensitif. Kondisi ini menyebabkan lapisan email terkikis, sehingga akar lebih terpapar terhadap rangsangan eksternal seperti panas, dingin, dan manis.


Resesi gusi dapat disebabkan oleh keadaan anatomi, posisi gigi, atau akibat pergerakan ortodontik. Untuk mengatasi resesi gusi, dokter gigi dapat memberikan penanganan berupa:


  • Penggunaan bahan desensitisasi, yaitu pasta gigi khusus untuk gigi sensitif yang mengandung potasium nitrat, atau obat kumur tertentu
  • Restorasi gigi
  • Perawatan ortodontik
  • Pembedahan     

  •                                                                                                                                           

2. Abrasi Gigi

Abrasi merupakan hilangnya lapisan gigi, termasuk pengikisan enamel atau email gigi, oleh gaya mekanis dari benda asing yang dapat menyebabkan sensitivitas. Kondisi ini dapat disebabkan oleh penggunaan bulu sikat gigi yang kasar, teknik penyikatan gigi yang terlalu keras, frekuensi menyikat gigi yang terlalu sering, waktu menyikat gigi yang tidak tepat, dan jenis pasta gigi yang abrasif. 


Kondisi ini dapat ditangani dengan:


  • Penggunaan sikat gigi dengan bulu yang halus
  • Menghindari penggunaan jenis pasta gigi abrasif
  • Menyikat gigi dengan gerakan memutar secara perlahan
  • Tidak menyikat gigi segera setelah makan. Beri jeda setidaknya selama sekitar 1 jam setelah makan untuk menyikat gigi, terutama setelah mengonsumsi makanan maupun minuman yang asam


3. Erosi

Erosi adalah kondisi di mana kehilangan lapisan enamel gigi terjadi karena adanya pelarutan secara kimiawi oleh asam yang bukan disebabkan oleh bakteri. Dilihat dari penyebabnya, ada 3 tipe erosi: 


  • Ekstrinsik, yakni faktor eksternal, berupa diet dan pola hidup (kebanyakan dari minuman yang dikonsumsi, terutama minuman asam, seperti cuka buah, lemon, jus buah, maupun minuman yang terlalu asam lainnya)
  • Intrinsik atau faktor internal, yakni asam lambung pada penderita GERD maupun bulimia
  • Idiopatik atau sumbernya tidak diketahui


Untuk mencegah gigi ngilu karena erosi enamel gigi dapat ditangani dengan: 


  • Memperbaiki pola hidup dan mengurangi konsumsi makanan maupun minuman yang asam
  • Pemberian flouride untuk menguatkan lapisan enamel gigi
  • Konsumsi produk yogurt dan susu yang tidak menggunakan gula tambahan
  • Minum air putih atau berkumur setelah mengonsumsi makanan manis dan asam 
  • Mengunyah permen karet tanpa gula (sugar free)


Baca juga: Senyum Indah Gigi Sempurna


4. Abfraksi

Abfraksi dapat terjadi apabila ada ketidakseimbangan dalam pengunyahan sehingga menyebabkan munculnya gaya fleksural pada tonjolan mahkota gigi, dan pemusatan tekanan kunyah pada daerah yang rentan yaitu bagian leher gigi (daerah servikal). Lesi abfraksi karena tekanan kunyah ini dapat melemahkanstruktur leher gigi sehingga email, sementum, dan dentin terlepas dari daerah leher gigi.


Abfraksi pada gigi dapat dihindari dengan:


  • Mengeliminasi penyebab terjadinya kebiasaan parafungsional (bruxism)
  • Perbaikan teknik dalam menyikat gigi
  • Prosedur restorasi gigi hingga occlusal adjustment


5. Atrisi

Atrisi merupakan pengikisan lapisan email gigi karena maloklusi atau kesalahan kontak antar gigi geligi. Kondisi ini dapat disebabkan oleh fungsi pengunyahan maupun parafungsi, seperti bruxism atau kebiasaan menggertakkan gigi saat tidur.


Beberapa penanganan untuk atrisi, antara lain: 


  • Menghilangkan kebiasaan buruk yang yang dapat menyebabkan kerusakan mahkota gigi, seperti menggertakkan gigi saat tidur
  • Pembuatan mahkota splint maupun occlusal splint atau pelindung mulut
  • Pembuatan restorasi gigi
  • Upaya menjaga kesehatan gigi, terutama dengan menjaga kebersihan gigi


Selain karena gangguan pada gigi dan penyangganya, gigi sensitif juga dapat disebabkan oleh keadaan sistemik seseorang, misalnya cairan lambung yang naik ke rongga mulut pada penderita GERD (gastro esophageal reflux disorder) dan pada seseorang yang memiliki gangguan makan.


Produksi paparan asam di rongga mulut pada kondisi ini ditambah dengan penyikatan gigi, dapat menyebabkan kehilangan mineral pada struktur gigi, yang akhirnya menyebabkan dentin terbuka.


6. Kebiasaan Merawat Gigi yang Kurang Baik

Selain itu, rasa ngilu pada gigi juga dapat terjadi karena kebiasaan merawat gigi yang kurang baik, seperti:


  • Kebiasaan menyikat gigi terlalu keras atau menggunakan sikat gigi berbulu kasar
  • Penggunaan mouthwash dalam jangka panjang
  • Konsumsi makanan atau minuman yang mengandung asam atau gula tambahan
  • Kebiasaan menggigit kuku atau mengunyah makanan yang terlalu keras
  • Kebiasaan menggunakan gigi untuk membuka suatu benda


Baca juga: Gigi Sehat Cemerlang, Kini dan Nanti


Kapan Harus ke Dokter?

Gigi ngilu bisa disebabkan oleh berbagai faktor, dan ada beberapa kondisi yang mungkin memerlukan penanganan lebih lanjut dari dokter gigi. Bila gigi Anda ngilu dan disertai gejala berikut ini, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter gigi:


  • Nyeri berkepanjangan
  • Ngilu berlangsung lebih dari beberapa hari atau semakin parah
  • Pembengkakan di area gigi atau gusi
  • Pendarahan di area gigi atau gusi
  • Pembengkakan di wajah
  • Sakit kepala dan pusing


Baca juga: Apakah Gigi Sakit Boleh Dicabut: Sakit Gigi, Sebaiknya Dicabut Saja?



Penanganan Gigi Ngilu

Pemeriksaan oleh dokter gigi umum atau dokter gigi spesialis konservasi gigi diperlukan untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya gigi sensitif serta penanganan yang sesuai. Terapi perawatan gigi ngilu dapat dilakukan secara non-invasif maupun invasif, yaitu: 


1. Terapi Non-Invasif

Pada kasus yang ringan, penanganan untuk mengurangi rasa ngilu dapat dilakukan dengan perawatan non-invasif di rumah, misalnya dengan penggunaan pasta gigi khusus gigi sensitif yang mengandung potasium nitrat, potasium sitrat.


Selain itu, penanganan oleh dokter gigi umum maupun dokter gigi spesialis konservasi gigi akan dilakukan dengan penambalan gigi atau mengoleskan bahan desensitisasi sebagai pelindung gigi, seperti flouride, potasium nitrat, kalsium fosfat, oksalat, yang dapat membantu mengurangi gigi ngilu.


2. Terapi Invasif

Gigi yang mengalami hipersensitif dentin dapat dilakukan pembuatan restorasi (penambalan), perawatan saluran akar, maupun penanganan lebih lanjut oleh spesialis periodonsia, prostodonsia, maupun ortodonsia. 


Bila mengalami gejala gigi yang sensitif, konsultasikan kondisi dengan dokter gigi agar segera mendapatkan penanganan yang tepat untuk mengatasi gigi ngilu sesuai dengan kondisi gigi.


Konsultasi rutin dengan dokter gigi setiap 6 bulan sekali harus dilakukan, agar kesehatan gigi, gusi, dan mulut Anda tetap terjaga. Selain itu, pastikan Anda menggosok gigi 2 kali sehari dengan pasta gigi berfluoride dan sikat gigi berbulu halus, gunakan benang gigi untuk membersihkan sisa makanan yang tidak terangkat dengan menyikat gigi saja, serta menghindari konsumsi makanan dan minuman asam maupun manis.


Baca juga: 11 Cara Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut yang Bisa Anda Terapkan


FAQ


Apakah Gigi Ngilu Wajar?

Gigi ngilu adalah kondisi yang cukup umum dan wajar dialami oleh banyak orang. Namun, jika gejalanya berlanjut atau semakin parah, sebaiknya konsultasikan ke dokter gigi. Sebab, gigi ngilu bisa menjadi tanda adanya masalah dental yang perlu ditangani lebih lanjut, seperti gigi berlubang atau infeksi gusi.


Apakah Gigi Ngilu Bisa Hilang Sendiri?

Dalam beberapa kasus, gigi ngilu bisa hilang dengan sendirinya, terutama jika penyebabnya adalah faktor sementara, seperti makanan atau minuman yang terlalu panas atau dingin. Namun, jika gigi ngilu terjadi secara terus-menerus, bisa jadi Anda mengalami masalah yang lebih serius, seperti kerusakan gigi atau masalah gusi.


Apa yang Harus Dihindari Ketika Gigi Ngilu?

Ketika mengalami gigi ngilu, sebaiknya hindari hal-hal berikut ini:


  • Konsumsi makanan dan minuman yang terlalu panas, dingin, asam, atau manis
  • Menyikat gigi terlalu keras
  • Menggigit benda keras


Apa yang Terjadi Jika Gigi Ngilu Dibiarkan?

Jika gigi ngilu dibiarkan tanpa penanganan, masalah yang mendasarinya bisa semakin parah. Sensitivitas gigi bisa menjadi tanda adanya kerusakan gigi yang lebih serius, seperti gigi berlubang atau infeksi gusi. Jika tidak diobati, kondisi ini dapat menyebabkan rasa sakit yang lebih hebat, infeksi, dan bahkan kerusakan gigi secara permanen.


Apa Gigi Ngilu Harus Dicabut?

Tidak semua kasus gigi ngilu memerlukan pencabutan gigi. Dalam kebanyakan kasus, penggunaan pasta gigi khusus untuk gigi sensitif dapat mengatasi gigi ngilu. Namun, jika gigi ngilu disebabkan oleh kerusakan parah, infeksi, atau masalah struktural yang tidak dapat diperbaiki, pencabutan mungkin menjadi pilihan terakhir.


Sebaiknya konsultasikan dengan dokter gigi untuk menentukan penyebab gigi ngilu dan pilihan perawatan yang paling sesuai untuk kondisi gigi Anda.