Cegah Alzheimer dengan pola makan sehat, olahraga teratur, stimulasi otak, jaga kesehatan jantung, tidur cukup, dan hindari stres berlebihan. Simak selengkapnya di sini!
Istilah Alzheimer tentu sudah familiar di telinga banyak orang. Penyakit ini merupakan jenis demensia yang paling sering ditemukan. Demensia sendiri, dalam bahasa orang awam, adalah “penyakit pikun”. Perlu dipahami, yang dimaksud pikun di sini bukan sekadar berkurangnya memori pada usia lanjut, melainkan termasuk menurunnya kemampuan lain dari otak, seperti berpikir dan interaksi sosial.
Saat ini, seiring berkembangnya teknologi informasi, banyak cerita dan materi video yang memperlihatkan bagaimana memprihatinkannya keadaan penderita Alzheimer. Keluarga terdekat seringkali merasa sang penderita sudah “berubah” kepribadiannya. Jika penyakit sudah dalam tahap lanjut, banyak penderita sudah tidak bisa mengenali siapa-siapa termasuk pasangan atau anaknya sendiri, bahkan merawat diri sendiripun sudah tidak mampu.
Otak penderita Alzheimer memang mengalami perubahan seperti adanya plak neuritik, peptida beta amiloid, dan degenerasi neurofibrilar. Hal-hal ini baru jelas terlihat jika jaringan otak penderita diperiksa di bawah mikroskop. Perlu diketahui, penyakit degeneratif ini sifatnya progresif dan tidak bisa dikembalikan seperti keadaan waktu muda.
Penyebab sebagian kasus Alzheimer diperkirakan berupa faktor genetik atau keturunan. Bagi orang-orang yang mempunyai kerabat yang menderita Alzheimer, ada baiknya lebih waspada.
Selain faktor keturunan, Alzheimer juga banyak dipengaruhi oleh faktor lain, seperti:
Baca juga: Mengenal Lebih Dalam Demensia
Penyakit Alzheimer memang tidak bisa sepenuhnya dicegah karena faktor usia dan genetik berperan besar dalam berkembangnya penyakit ini. Akan tetapi, gaya hidup yang sehat dapat menurunkan risiko atau menunda gejala Alzheimer.
Berikut ini hal-hal penting yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko Alzheimer pada lansia:
Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan salah satu faktor yang dapat memicu penyakit Alzheimer. Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk menjaga tekanan darah Anda agar tetap stabil.
Rutinlah berobat dan meminum obat darah tinggi sesuai anjuran dokter. Perhatikan juga kadar kolesterol Anda, terutama kadar LDL. Sebab, menurut hasil riset, kolesterol tinggi dapat memicu penumpukan salah satu jenis protein di otak, yang diduga dapat memicu penyakit Alzheimer.
Obesitas dan diabetes tipe 2 bisa meningkatkan risiko Alzheimer sampai satu setengah kali lipat. Oleh sebab itu, pastikan untuk menjaga pola hidup dan pola makan yang baik untuk menghindari penyakit Alzheimer.
Orang yang rutin berolahraga mempunyai volume bagian otak tertentu yang lebih besar dibanding yang jarang bergerak. Untuk lansia, olahraga teratur selama minimal 30 menit sebanyak 5 kali dalam seminggu dapat membantu mengurangi risiko Alzheimer.
Baca juga: Cara Pencegahan Osteoporosis pada Lansia
Tetap terus belajar hal baru sampai hari tua, jangan berhenti melatih kemampuan otak Anda. Hal ini dapat membantu mengurangi risiko penyakit Alzheimer secara signifikan.
Contohnya seperti biliuner Warren Buffet yang menghabiskan minimal separuh waktu luangnya untuk membaca dan belajar sehingga di usia 88 tahun beliau tetap prima memimpin perusahaan investasi yang besar.
Hentikan kebiasaan buruk seperti merokok dan minum alkohol. Kedua hal ini diduga terkait dengan perkembangan penyakit Alzheimer pada lansia.
Perhatikan faktor-faktor risiko lingkungan, polusi udara, dan penggunaan pestisida. Selain itu, bagi Anda para perokok pasif, waspadalah dan hindari paparan asap rokok sebaik mungkin.
Waspada dengan penyakit-penyakit berikut ini:
Baca juga: Tetap Berolahraga di Usia Senja
Jaga juga kesehatan mental Anda. Depresi dan stres berlebihan seringkali berhubungan dengan Alzheimer. Keduanya ibarat telur dan ayam, mana yang lebih dahulu terjadi seringkali sulit ditentukan.
Makanan yang sehat juga mempengaruhi kesehatan otak. Misalnya, makanan ala mediterania yang berupa biji-bijian utuh, buah dan sayur, ikan, kacang-kacangan, minyak zaitun, serta batasi konsumsi daging merah.
Jika ada gejala-gejala seperti penurunan daya ingat, emosi labil, tidak mampu memecahkan masalah sederhana, sering kehilangan barang, perubahan kepribadian, atau gejala lain yang sudah lebih berat, disarankan segera berkonsultasi ke dokter spesialis saraf agar dapat dilakukan pemeriksaan dan penanganan sejak dini.
Tata laksana dan pengobatan sesuai penelitian sudah terbukti menghambat perkembangan Alzheimer. Usia lanjut adalah suatu karunia, tapi karunia ini harus dilengkapi dengan kesehatan otak yang optimal. Otak sehat menjadi kunci menikmati indahnya hidup di usia lanjut.
Anda juga dapat melakukan pemeriksaan kesehatan atau medical check up secara berkala untuk mengetahui kondisi kesehatan Anda dan menjauhkan diri dari penyakit Alzheimer. Jadwalkan janji temu dengan dokter spesialis saraf di RS Pondok Indah untuk memantau faktor risiko dan kesehatan otak Anda.
Executive Health Check Up juga menyediakan berbagai paket medical check up dengan fasilitas terbaik dan pemeriksaan yang komprehensif. Konsultasikan pemilihan paket medical check up yang sesuai dengan kebutuhan Anda kepada tim Executive Health Check Up RS Pondok Indah Group sekarang juga!
Baca juga: Apakah Penyakit Jantung Bisa Sembuh? Penyakit Jantung dan Upaya Pencegahannya
Alzheimer belum bisa sepenuhnya dicegah karena faktor utama seperti usia dan genetik tidak dapat diubah. Namun, gaya hidup sehat dapat menurunkan risiko atau menunda gejala Alzheimer. Kunci dari pencegahan Alzheimer adalah menjaga kesehatan otak. Hal ini dapat dilakukan dengan olahraga teratur, pola makan seimbang, menjaga kesehatan mental, dan menjaga hubungan sosial yang aktif.
Beberapa upaya untuk mencegah Alzheimer mencakup menjaga pola makan yang bernutrisi, olahraga rutin, tidur cukup, dan mengelola stres. Selain itu, Anda juga disarankan untuk menghindari kebiasaan buruk seperti merokok dan konsumsi alkohol berlebihan. Terakhir, jaga kesehatan otak dengan rutin membaca, bermain teka-teki, atau belajar hal baru.
Stres kronis tidak secara langsung menyebabkan Alzheimer, tetapi dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit ini. Stres memicu peradangan dan hormon kortisol yang dapat merusak fungsi otak, termasuk area yang penting untuk memori.
Olahraga dapat membantu mencegah Alzheimer karena aktivitas fisik dapat meningkatkan aliran darah dan oksigen ke otak, yang mendukung pertumbuhan sel otak baru dan memperbaiki fungsi memori. Selain itu, olahraga rutin juga dapat membantu mengurangi peradangan, mengelola tekanan darah, dan menurunkan risiko diabetes, yang merupakan faktor risiko Alzheimer.
Untuk lansia, olahraga teratur seperti berjalan, yoga, atau aerobik efektif selama minimal 30 menit setiap harinya dapat membantu mengurangi risiko Alzheimer.
Apabila Anda membutuhkan rekomendasi untuk mencegah Alzheimer dan pemeriksaan faktor risiko, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis neurologi.