By Tim RS Pondok Indah
Ankylosing spondylitis adalah salah satu penyakit autoimun yang menyebabkan celah antar tulang menyatu akibat proses peradangan. Simak gejala dan penanganannya!
Tulang berfungsi sebagai penyokong tubuh, yang juga memungkinkan tubuh melakukan pergerakan. Normalnya, antar tulang akan dihubungkan oleh bantalan tulang yang lunak. Fungsi bantalan tulang ini adalah mencegah gesekan antar rulang dan memungkinkan tubuh bergerak dengan fleksibel.
Adanya gangguan pada bantalan tulang akan menyebabkan penderitanya mengalami keterbatasan gerak. Salah satu gangguan tersebut adalah ankylosing spondylitis. Ketahui informasi lebih lanjut sekitar anylosing spondylitis dalam artikel ini.
Ankylosing spondylitis, atau spondilosa ankilosis, adalah salah satu penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan kronis pada bantalan antartulang, sehingga tulang menyatu dan menjadi kaku. Akibatnya, akan terjadi keterbatasan gerak dan perubahan postur tubuh, misalnya menjadi bungkuk jika terjadi pada tulang belakang.
Ankylosing spondylitis bisa saja menyerang seluruh persendian, tetapi kondisi ini lebih sering terjadi di tulang belakang. Meski tidak bisa disembuhkan, gejala ankylosing spondylitis bisa diredakan dan keparahannya bisa dihambat dengan penanganan yang tepat.
Baca juga: Skoliosis, Kondisi Saat Tulang Punggung Condong ke Satu Sisi
Gejala awal ankylosing spondylitis mungkin dikenali sebagai kondisi medis lain. Namun, seiring berkembangnya penyakit ini, penderita ankylosing spondylitis akan mengalami beberapa gejala, seperti berikut ini:
Ankylosing spondylitis merupakan penyakit autoimun, yang mana belum diketahui dengan pasti penyebabnya. Namun, mutasi genetik dipercaya menjadi pemicu utama kondisi ini. Salah satunya adalah orang yang memiliki gen HLA-B27 yang mengalami mutasi. Gen ini merupakan varian dari gen HLA (Human Leukocyte Antigen), yang memiliki tugas penting dalam melawan kuman dan membantu sistem imun membunuh sel yang terinfeksi.
Baca juga: Nyeri Punggung, Si Pengganggu Aktivitas
Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami penyakit ini:
Anda harus segera ke dokter spesialis ortopedi jika mengalami nyeri punggung bawah atau area bokong, yang hilang timbul, maupun merasakan punggung terasa kaku dan tidak fleksibel, terutama memburuk di pagi hari atau ketika bangun tidur di tengah malam.
Selain itu, jangan tunda segera lakukan pemeriksaan ke dokter spesialis ortopedi di RS Pondok Indah cabang terdekat jika gejala di atas disertai dengan mata merah yang menyakitkan, penglihatan kabur, atau mata jadi lebih sensitif terhadap cahaya.
Baca juga: Nyeri Punggung Bawah, Ketahui Penanganan Sesuai dengan Penyebabnya
Untuk memastikan apakah Anda menderita ankylosing spondylitis, dokter spesialis ortopedi dengan mengajukan beberapa pertanyaan terkait gejala yang Anda alami, kapan gejala muncul, dan sudah berapa lama gejala tersebut terjadi. Dokter juga akan bertanya terkait riwayat kesehatan keluarga Anda.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk memeriksa adanya keterbatasan gerak akibat terbatasnya kelenturan tulang punggung, maupun tanda-tanda peradangan pada sendi lain.
Untuk mendukung hasil pemeriksaan fisik maupun anamnesis yang telah dilakukan sebelumnya, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, sebagai berikut ini:
Baca juga: Terapi TENS: Fisioterapi Menggunakan Listrik untuk Meredakan Nyeri
Sayangnya, ankylosing spondylitis tidak dapat disembuhkan. Namun, pengobatan dan penanganan dari dokter spesialis ortopedi tetap dibutuhkan untuk membantu meringankan gejala yang dialami, sehingga pasien bisa beraktivitas seperti biasa.
Selain itu, pengobatan dari dokter juga bertujuan menghambat atau mencegah proses penyatuan dan pengerasan tulang belakang, agar dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.
Pilihan penanganan ankylosing spondylitis akan disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien. Namun, secara umum, penanganan yang akan diberikan dokter merupakan kombinasi dari beberapa terapi di bawah ini:
Ankylosing spondylitis adalah kondisi kompleks yang bisa mempengaruhi banyak bagian tubuh. Kondisi ini akan menimbulkan beragam komplikasi berikut ini:
Baca juga: Sakit Pinggang ke Dokter Apa?
Mengingat ankylosing spondylitis adalah penyakit autoimun, maka tidak ada langkah pencegahan yang benar-benar efektif. Namun, beberapa tips di bawah ini bisa mengurangi risiko seseorang mengalami ankylosing spondylitis:
Ankylosing spondylitis merupakan penyakit yang bisa menimbulkan rasa nyeri dan kekakuan, sehingga membatasi ruang gerak. Akibatnya, penderita kondisi ini sering mengalami gangguan dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Oleh sebab itu, segera lakukan konsultasi dan pemeriksaan ke dokter spesialis ortopedi di RS Pondok Indah cabang terdekat, bila mengalami keluhan yang menyerupai gejala ankylosing spondylitis, terutama bagi yang memiliki riwayat keluarga dengan kondisi serupa. Dengan pemeriksaan, dokter bisa memastikan penyebab keluhan yang Anda rasakan, dan bisa memberikan penanganan yang sesuai.
Baca juga: Terhindar dari Nyeri Pinggang
Ya, ankylosing spondylitis termasuk penyakit autoimun. Penyakit ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang jaringan sendiri, terutama pada tulang belakang dan persendian. Kondisi ini kemudian menyebabkan peradangan kronis yang dapat mengakibatkan kekakuan dan perubahan bentuk tulang belakang.
Ankylosing spondylitis paling sering menyerang tulang belakang dan sendi-sendi axial (vertebra dan sakroiliaka). Namun, dalam beberapa kasus, ankylosing spondylitis juga dapat terjadi pada sendi lainnya seperti pinggul, bahu, dan tulang dada.
Bila tidak ditangani dengan baik, peradangan akibat ankylosing spondylitis juga dapat menyebar ke organ lain seperti mata (konjungtivitis), usus, dan jantung. Oleh sebab itu, jika Anda mulai mengalami gejala yang mencurigakan ke arah ankylosing spondylitis, jangan menunda untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis ortopedi.
Faktor yang dapat memperburuk spondilitis ankilosa, antara lain kurangnya aktivitas fisik, pola makan yang tidak sehat, kurang tidur, merokok, dan stres berat. Selain itu, olahraga yang terlalu berat, seperti lari maraton, tenis, sepak bola, dan berbagai olahraga kontak lainnya, juga berpotensi mempercepat terjadinya kerusakan tulang dan kekakuan.
Tidak, ankylosing spodylitis berbeda dari pengapuran tulang (osteoartritis). Ankylosing spondylitis adalah penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan hingga penggabungan ruas tulang belakang, sementara osteoartritis adalah kerusakan pelindung tulang dan sendi akibat proses penuaan maupun aktivitas fisik yang intensitasnya terlalu berat atau berlebihan.
Referensi: