Apa Itu Kemoterapi dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Monday, 23 September 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Kemoterapi adalah pengobatan kanker untuk menghambat dan mematikan perkembangan sel kanker, baik dalam bentuk obat yang diinjeksikan maupun obat minum.

Apa Itu Kemoterapi dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Dalam perkembangannya, memang terdapat cara pengobatan lain sebagai pendukung terapi kanker, tetapi kemoterapi tetap menjadi pengobatan yang paling sering dilakukan.


Apa Itu Kemoterapi?

Kemoterapi adalah pengobatan kanker dengan memakai obat-obat khusus yang dapat menghentikan pertumbuhan sel kanker, bahkan membunuh sel kanker, baik dalam bentuk obat yang diinjeksikan/diinfuskan maupun obat minum (obat oral).


Tergantung dari jenis kanker yang dialami, kemoterapi terkadang digunakan sebagai satu-satunya upaya penanganan kanker. Namun, sering kali tindakan ini dilakukan bersamaan dengan prosedur medis lainnya, seperti pembedahan, terapi radiasi, atau terapi medis lainnya.


Baca juga: Apakah Kanker Bisa Sembuh? Jangan Khawatir, Kanker Bisa Diobati


Tujuan Kemoterapi

Tujuan utama kemoterapi adalah untuk menghancurkan sel kanker dan menghambatnya tumbuh kembali. Ada beberapa cara bagi dokter spesialis onkologi untuk menggunakan prosedur kemoterapi dalam upaya mengobati kanker, yakni:


1. Adjuvant Theraphy

Kemoterapi digunakan sebagai upaya membunuh sel kanker setelah prosedur medis lain, seperti terapi radiasi dan prosedur bedah.


2. Curative Theraphy

Pengobatan kemoterapi, bersama dengan prosedur medis lainnya, digunakan untuk menyembuhkan kanker dan mencegahnya kembali lagi.


3. Neoadjuvant Theraphy

Kemoterapi digunakan untuk mengecilkan ukuran tumor kanker sebelum prosedur bedah atau terapi radiasi dapat dilakukan.


4. Palliative Theraphy

Pengobatan ini bertujuan untuk mencegah kanker bertambah parah, tetapi tidak untuk menghilangkan kanker sepenuhnya. Kemoterapi dilaukan untuk meringankan gejala kanker yang dirasakan penderita, seperti sakit, serta meningkatkan kualitas hidupnya.


Baca juga: Nyeri Kanker, Ketahui Penyebab dan Penanganannya!



Metode Kemoterapi

Obat kemoterapi adalah senjata utama dalam pengobatan kanker. Obat-obatan ini dirancang khusus untuk membunuh sel kanker, mencegah penyebarannya, atau menghentikan pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali. Tergantung pada jenis kanker dan stadium penyakitnya, dokter spesialis onkologi akan memilih jenis obat kemoterapi yang paling efektif.


Obat kemoterapi dapat diberikan dalam berbagai bentuk, yakni:


1. Secara Topikal

Dalam beberapa kasus, obat kemoterapi dapat diaplikasikan ke kulit dalam bentuk krim atau gel. Metode ini biasanya digunakan untuk beberapa jenis kanker kulit.


2. Secara Oral

Beberapa jenis obat kemoterapi dapat dikonsumsi dalam bentuk pil, kapsul, atau cairan yang diminum.


3. Injeksi

Obat kemoterapi disuntikkan ke dalam otot atau lapisan lemak di bawah kulit. Pada umumnya, obat kemoterapi dapat disuntikan pada bagian lengan, paha, pinggul, kaki, atau perut.


4. Intraperitoneal (IP)

Obat kemoterapi langsung diberikan ke tubuh melalui operasi atau lewat selang khusus ke dalam rongga perut.


5. Intravena (IV)

Obat kemoterapi langsung dimasukkan ke pembuluh darah vena melalui selang infus yang dipasang oleh tenaga medis di rumah sakit.


Baca juga: Apakah Kanker Serviks Bisa Disembuhkan?


Efek Samping Kemoterapi

Efek samping yang ditimbulkan pengobatan kemoterapi bisa berbeda-beda, tergantung dari jenis prosedur yang dijalani hingga kondisi penderita kanker. Berikut adalah beberapa efek sampingnya yang umum terjadi:



Beberapa efek samping diatas dapat teratasi atau akan hilang dengan sendirinya dan akan kembali normal setelah kemoterapi dihentikan.


Baca juga: Kanker Teratasi, Aktivitas Tak Terbatasi


Mengapa Kemoterapi Menimbulkan Efek Samping?

Proses pengobatan kemoterapi akan menghambat pembelahan sel, tetapi tidak bisa spesifik. Sehingga, sel tubuh yang sehat turut terkena dampaknya.


Sel-sel yang aktif membelah/bertumbuh dalam tubuh itu seperti sel-sel darah, sel selaput lendir saluran makanan maupun saluran pernapasan, sel rambut, dan juga sel-sel kelamin (sel telur/ovum dan sel mani/spermatozoa).


Itu sebabnya orang yang menjalani kemoterapi mengalami penurunan sel darah yang sering disertai sariawan, mencret-mencret, rambut rontok, dan warna kuku berubah. Tetapi kerusakan yang dialami sel-sel kanker lebih berat dibanding sel-sel sehat di dalam tubuh. Agar sel badan kita dapat beristirahat, maka selang waktu pemberian kemoterapi biasanya dilakukan 3-4 minggu.


Baca juga: Kanker Penis, Salah Satu Penyebab Perubahan pada Penis


Cara Menimimalkan Efek Samping Kemoterapi


1. Mual dan Muntah

Salah satu yang sering terjadi adalah rasa mual dan muntah. Keadaan ini merupakan akibat langsung dari obat-obat kemoterapi yang digunakan. Rasa mual dan muntah ini dapat disebabkan oleh sisa-sisa sel kanker yang mati juga sel-sel normal badan kita.


Untuk mengurangi mual dan muntah, dapat digunakan obat muntah. Dianjurkan untuk sebanyak mungkin meminum air agar zat racun dapat cepat dikeluarkan dari tubuh kita melalui air seni. Dianjurkan pula untuk tidak makan terlalu banyak, karena lambung yang penuh lebih mudah atau peka untuk terjadinya muntah.


2. Hilangnya Nafsu Makan

Selain mual dan muntah, biasanya diikuti kehilangan nafsu makan, tetapi keadaan ini normal dan akan kembali membaik dalam 3-5 hari. Hal lain yang perlu diingat selama menjalani kemoterapi adalah akan menurunnya daya tahan tubuh, maka dari itu, perlu diusahakan menghindari kemungkinan infeksi dengan membatasi interaksi dengan orang banyak.


Perbanyaklah konsumsi jus buah, sayuran, serta buah segar. Kurangi makanan berlemak yang dapat merangsang mual dan muntah.


3. Rambut Rontok

Selain itu, kemoterapi juga bisa menyebabkan kerontokan rambut. Tetapi hal ini tidak perlu dikhawatirkan karena biasanya dalam 2-3 bulan setelah berakhirnya kemoterapi 6 siklus (selama 4-6 bulan) dengan interval 3-4 minggu, rambut akan kembali tumbuh bahkan menjadi ikal/keriting pada beberapa orang.


Selama pengobatan berlangsung pasien dapat menggunakan penutup kepala seperti topi, kerudung, atau rambut palsu. Penggunaan produk penumbuh rambut pun dapat dilakukan untuk membantu merangsang pertumbuhan rambut.


Baca juga: Kenali Bahaya Kanker Hati, Lakukan Pemeriksaan Sedini Mungkin


Proses Kemoterapi

Bagi penderita yang berada pada kategori usia produktif, tidak ada larangan untuk melakukan hubungan seksual dengan pasangan saat menjalani proses kemoterapi. Meskipun begitu, kehamilan harus dihindari karena dapat menimbulkan cacat pada anak jika masih menjalani proses kemoterapi.


Dalam menjalani kemoterapi, penting bagi Anda untuk mengikuti petunjuk dokter spesialis onkologi. Dengan pengawasan yang tepat, pengobatan kemoterapi dapat menjadi langkah penting dalam melawan kanker dan meningkatkan peluang kesembuhan.


Bagi penderita kanker yang hendak menjalani kemoterapi, tekad dan semangat yang kuat merupakan kunci untuk bisa melampaui semua tahapan pengobatan ini dengan baik. Yang tidak kalah penting adalah dukungan keluarga, terutama suami atau istri, yang akan sangat berarti dalam pengobatan kanker.



FAQ Kemoterapi


Apa yang Terjadi Jika Kanker Tidak Kemoterapi?

Jika kanker tidak diobati dengan kemoterapi ataupun prosedur medis lainnya, sel kanker dapat terus tumbuh dan menyebar ke bagian tubuh lain. Selain memperparah gejala kanker yang dialami, hal ini juga dapat menyebabkan penurunan fungsi organ vital dan memperpendek harapan hidup penderita kanker. Apabila Anda atau orang tercinta mengidap kanker, jangan putus asa. Konsultasikan dengan dokter spesialis onkologi untuk menentukan metode pengobatan yang tepat.


Berapa Lama Jadwal Kemoterapi?

Jadwal kemoterapi bervariasi tergantung jenis kanker, stadium, dan respons tubuh penderita. Umumnya, pengobatan kemoterapi diberikan dalam siklus, dengan satu siklus berlangsung antara 2 hingga 6 minggu. Setiap siklus bisa diulang hingga beberapa kali selama beberapa bulan. Durasi per sesi kemoterapi biasanya berlangsung antara 30 menit hingga beberapa jam, tergantung jenis obat yang digunakan.


Haruskah Pakaian Pasien Kemoterapi Dicuci Secara Terpisah?

Ya, pakaian pasien kemoterapi sebaiknya dicuci secara terpisah. Mencuci pakaian pasien kemoterapi secara terpisah dapat mencegah paparan zat kimia berbahaya bagi anggota keluarga lainnya. Gunakan sarung tangan saat menangani pakaian kotor dan cuci dengan air panas serta deterjen kuat. Pastikan juga membersihkan mesin cuci setelah digunakan untuk menghindari kontaminasi.


Apa Ciri-Ciri Kemoterapi Berhasil?

Ciri-ciri kemoterapi berhasil antara lain tumor mengecil, gejala kanker berkurang, hasil tes darah membaik, serta tubuh mulai pulih dari efek samping pengobatan. Dokter spesialis onkologi juga akan melakukan pemantauan secara berkala melalui scan atau tes darah untuk memastikan tidak ada tanda-tanda sel kanker baru.