Bisakah Penderita Lupus Sembuh? Pengobatan Lupus untuk Menunda Keparahannya

By Tim RS Pondok Indah

Wednesday, 21 August 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Lupus adalah penyakit autoimun yang tidak bisa disembuhkan. Akan tetapi, pengobatan lupus dapat mengurangi gejala dan mencegah kondisi ini jadi lebih parah. 

Bisakah Penderita Lupus Sembuh? Pengobatan Lupus untuk Menunda Keparahannya

Lupus adalah penyakit autoimun yang menyebabkan timbulnya peradangan pada berbagai bagian tubuh, meliputi kulit, persendian,ginjal, jantung, bahkan otak. Kondisi ini dikenal sebagai penyakit seribu wajah, karena gejalanya menyerupai gejala dari penyakit yang lain. Akibatnya, lupus sulit, bahkan tidak terdeteksi, hingga terjadi komplikasi.


Padahal, dengan penanganan awal yang tepat, keparahan dan kekambuhan lupus bisa saja dicegah.


Penegakan Diagnosa Lupus

Lupus merupakan salah satu penyakit yang paling sulit didiagnosa. Hal ini disebabkan gejala lupus yang berbeda-beda pada tiap penderitanya, tergantung dari tingkat keparahan dan kondisi masing-masing orang. Meskipun demikian, ada beberapa gejala yang sering muncul pada penderita lupus, seperti ruam dari batang hidung sampai kedua pipi (butterfly rash), nyeri sendi, ruam kulit di sekujur tubuh, dan kelelahan.


Jika Anda merasakan keluhan yang menyerupai gejala lupus, sebaiknya periksakan diri ke dokter spesialis penyakit dalam. Meski penyakit lupus sulit untuk didiagnosa, dokter akan melakukan serangkaian anamnesa dan pemeriksaan fisik dalam proses penenegakkan diagnosa. Melalui pemeriksaan dan penanganan dini, penyakit lupus bisa dikontrol, sehingga kondisinya tidak terlalu parah.


Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Penyakit Autoimun



Pemeriksaan Penunjang Lupus

Berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik, dokter akan menyarankan beberapa pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosa penyakit lupus. Adapun beberapa pemeriksaan penunjang lupus yang disarankan oleh dokter, antara lain:


1. Tes Darah

Tes darah yang dilakukan biasa bertujuan untuk mengetahui reaksi peradangan yang terjadi serta melihat ada tidaknya penanda khusus untuk penyakit lupus, yakni ANA atau antibodi antinuklear. Pemeriksaan darah juga bisa dilakukan untuk menilai fungsi ginjal dan fungsi hati yang mungkin terganggu bila terjadi komplikasi lupus.


2. Tes Urine

Tes Urine untuk menentukan adanya komplikasi berupa kerusakan ginjal karena penyakit lupus. Urine pada penderita lupus kemungkinan mengalami kenaikan kandungan protein dan sel darah merah. Kondisi ini menandakan bahwa sistem imun sudah mulai menyerang ginjal dan menyebabkan penurunan fungsi ginjal.


3. Rontgen Dada

Pemeriksaan rongten dada untuk melihat adanya cairan dalam rongga paru sebagai pertanda terjadinya peradangan, yang merupakan komplikasi dari lupus.


4. Ekokardiogram (EKG)

Rekam jantung atau ekokardiogram (EKG) dilakukan untuk mengetahui ada atau tidak masalah pada katup jantung dan bagian lainnya dari organ ini.


5. Biopsi

Biopsi dengan mengambil sampel jaringan di ginjal atau kulit, bisa menjadi cara untuk menegakkan diagnosa lupus.


Baca juga: Cegah Penyakit Ginjal Diabetes


Pengobatan Lupus

Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan, dokter akan memberikan pengobatan lupus sesuai gejala yang Anda alami.


Secara umum, penanganan lupus hanya bertujuan untuk mengurangi atau menekan gejala yang muncul, bukan untuk menyembuhkan lupus secara permanen. Berikut ini adalah pengobatan lupus yang biasa dilakukan oleh dokter:


Obat Antiinflamasi Non Steroid (OAINS)

Obat antiinflamasi non steroid (OAINS) ditujukan untuk meredakan peradangan yang menyebabkan nyeri, pembengkakan, dan demam pada penderita lupus.


Obat Antimalaria

Obat antimalaria, seperti hydroxychloroquine dapat membantu mengurangi risiko 'flare' pada penderita lupus.


Obat Antiinflamasi Kortikosteroid

Obat antiinflamasi kortikosteroid ditujukan untuk melawan peradangan lupus. Kortikosteroid dosis tinggi, seperti methylprednisolone, sering diresepkan gunakan untuk mengendalikan lupus yang lebih parah, yang melibatkan ginjal dan otak.


Imunosupresan

Imunosupresan atau obat-obatan penekan sistem kekebalan tubuh dapat mengatasi lupus yang parah.


Obat Suntikan

Obat suntikan, seperti belimumab, bisa mengurangi gejala lupus 


Beberapa pengobatan lupus yang lain akan diberikan sesuai dengan kondisi Anda, termasuk untuk mengatasi anemia, hipertensi, maupun osteoporosis, yang terjadi sebagai komplikasi dari lupus.


Opsi penanganan dan pengobatan lupus memang berbeda-beda. Pilihan penanganan terbaik untuk Anda akan dipastikan oleh dokter spesialis penyakit dalam, setelah melakukan pemeriksaan langsung.


Baca juga: Apakah Rematik Bisa Sembuh? Penanganan Rematik untuk Memperlambat Keparahannya



Jadi, Apakah Lupus Bisa Sembuh?

Penyakit lupus adalah penyakit yang hingga saat ini belum bisa disembuhkan. Namun, penanganan sedini mungkin yang dilakukan dengan tepat, dapat mencegah keparahan gejala yang dialami.


Oleh sebab itu, jika Anda mengalami beragam gejala lupus, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke dokter spesialis penyakit dalam untuk menegakkan diagnosa lupus dengan tepat. Jangan lupa juga untuk melakukan kontrol rutin, agar dokter bisa memberikan penanganan sesuai dengan kondisi Anda. Dengan begitu, komplikasi penyakit lupus pun bisa dicegah.


Selain dengan pengobatan lupus yang diberikan oleh dokter, penderita lupus juga dianjurkan untuk menerapkan pola hidup sehat. Menghindari aktivitas yang bisa memicu kekambuhan lupus, seperti paparan sinar matahari langsung secara berlebih, rutin berolahraga, serta cukup beristirahat, merupakan contoh pola hidup sehat yang perlu diterapkan oleh penderita lupus.


FAQ

Apakah Penyakit Lupus Berbahaya?

Lupus adalah penyakit autoimun yang bisa berbahaya, terutama apabila tidak ditangani dengan baik. Lupus menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sehat, yang bisa memengaruhi organ seperti kulit, sendi, dan ginjal. Tingkat keparahannya bervariasi, dari ringan hingga mengancam nyawa.


Apa yang Dirasakan oleh Penderita Lupus?

Penderita lupus sering merasakan kelelahan ekstrem, nyeri sendi, ruam kulit, dan demam yang datang dan pergi. Lupus adalah kondisi autoimun kronis yang mempengaruhi banyak bagian tubuh, sehingga gejala penyakit ini bisa sangat beragam dan kadang sulit didiagnosis.


Lupus Menular Lewat Apa?

Lupus bukanlah penyakit menular. Penyakit ini adalah gangguan autoimun, di mana sistem imun tubuh menyerang jaringan sehat. Lupus tidak dapat ditularkan melalui kontak fisik, udara, makanan, atau cara lainnya. Jadi, Anda tidak perlu khawatir tertular dari pasien lupus.


Faktor Apa Saja yang Mempengaruhi Seseorang Bisa Terkena Lupus?

Lupus bisa dipicu oleh berbagai faktor, seperti genetik, infeksi, paparan sinar UV, stres, dan perubahan hormonal. Faktor lingkungan seperti merokok dan obat-obatan tertentu juga dapat meningkatkan risiko. Lupus lebih sering terjadi pada wanita, terutama di usia produktif. Meskipun penyebab pastinya belum diketahui, kombinasi faktor genetik dan lingkungan berperan besar dalam perkembangan penyakit ini.


Apakah Lupus Bisa Dicegah?

Sayangnya, penyakit lupus tidak bisa dicegah karena penyebab pastinya belum diketahui. Namun, Anda bisa mendeteksi penyakit ini sejak dini dan mengurangi risiko flare-up atau gejala yang memburuk dengan rutin melakukan medical check-up, menjaga gaya hidup sehat, mengelola stres, dan menghindari pemicu seperti paparan sinar matahari berlebihan.


Bagi Anda yang belum merasakan keluhan apapun, tetapi memiliki risiko mengalami lupus, tidak ada salahnya melakukan pemeriksaan kesehatan secara umum di Executive Health Check Up di RS Pondok Indah, sebagai langkah awal pencegahan penyakit lupus. 


Beragam paket pemeriksaan yang disediakan oleh Executive Health Check Up di RS Pondok Indah dapat membantu Anda mengetahui dan menjaga kondisi kesehatan, guna memaksimalkan produktivitas Anda.




Referensi:

  1. Barber MR, Drenkard C, et al,. Global epidemiology of systemic lupus erythematosus. Nature Reviews Rheumatology. 2021. (https://www.nature.com/articles/s41584-021-00668-1). Diakses pada 10 Agustus 2024.
  2. Centers of Disease Control and Preventions. Lupus Basics. (https://www.cdc.gov/lupus/about/index.html). Direvisi terakhir 15 Mei 2024. Diakses pada 13 Agustus 2024.
  3. American College of Rheumatology. Lupus. (https://rheumatology.org/patients/lupus). Direvisi terakhir Februari 2023. Diakses pada 13 Agustus 2024.
  4. Cleveland Clinic. Lupus (Systemic Lupus Erythematosus). (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/4875-lupus). Direvisi terakhir 9 Juni 2023. Diakses pada 10 Agustus 2024.
  5. Mayo Clinic. Lupus. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/lupus/symptoms-causes/syc-20365789). Direvisi terakhir 21 Oktober 2022. Diakses pada 10 Agustus 2024.