Aritmia adalah kelainan pada irama jantung, bisa terlalu cepat atau terlalu lambat. Kondisi ini bisa saja tidak disadari, karena jarang menunjukkan gejala yang khas.
Jantung merupakan organ vital karena fungsinya memompa darah ke seluruh tubuh guna mendistribusikan oksigen dan nutrisi. Gangguan pada jantung, termasuk iramanya, akan sangat berpengaruh pada fungsinya, yang pada akhirnya bisa mengganggu kesehatan penderitanya.
Aritmia yang merupakan gangguan irama jantung juga bisa berpengaruh pada kesehatan manusia, karena bisa mengganggu pendistribusian darah ke seluruh tubuh. Oleh karena itu, kenali gejala aritmia dan informasi seputar kondisi ini dalam artikel berikut!
Aritmia adalah gangguan pada irama jantung, baik jadi lebih cepat, lebih lambat, maupun degup jantung yang tidak teratur.
Gangguan irama jantung ini kemudian akan membuat fungsi jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh jadi tidak efektif. Akibatnya, bisa terjadi beberapa gangguan hingga kegagalan organ tertentu, termasuk paru-paru dan otak.
Baca juga: Apakah Kelainan Otot Jantung Bisa Sembuh? Jenis, Penyebab, dan Penanganannya
Normalnya jantung berdetak sebanyak 60-100 kali per menit. Agar jantung bisa berdegup atau memompa darah ke seluruh dengan normal, sesuai dengan frekuensi tersebut, harus ada perintah listrik yang mengaturnya. Gangguan kelistrikan ini bisa menyebabkan jantung berdenyut dengan tidak teratur dan mengganggu kesehatan.
Secara umum, aritmia bisa dibedakan menjadi 2 kelompok besar, yakni bradikardia dan takikardia. Bradikardia adalah kondisi ketika jantung berdetak lebih lambat, yakni kurang dari 60 kali per menit. Sebaliknya, Takikardia merupakan kondisi dimana jantung berdetak lebih kencang, yang ditandai dengan denyut jantung lebih dari 100 kali per menit ketika dilakukan pengukuran.
Berikut ini beberapa jenis aritmia berdasarkan lokasi awal terjadinya gangguan:
Atrial fibrilasi adalah gangguan irama jantung yang ditandai dengan denyut jantung tidak beraturan dan cepat.
Atrial flutter merupakan gangguan irama jantung yang ditandai dengan detak jantung yang cepat tetapi iramanya masih teratur.
Supraventrikular takikardi adalah kondisi ketika jantung berdetak lebih cepat dari biasanya. Peningkatan frekuensi denyut jantung ini terjadi secara mendadak dan akan berlangsung selama beberapa menit, bahkan hari. Kebanyakan pemicu kondisi ini adalah dengan berolahraga dan konsumsi minuman berkafein, tetapi bisa juga terjadi saat sedang tidak melakukan aktivitas apa pun.
Ventrikel fibrilasi adalah kondisi yang paling sering ditemukan pada pasien serangan jantung, yakni jantung berdetak terlalu cepat dan tidak teratur, sehingga jantung hanya bergetar, alih-alih memompa darah dengan efektif.
AV blok merupakan kondisi terhambatnya aliran listrik yang mengatur denyut jantung, sehingga detak jantung lambat atau iramanya menjadi tidak beraturan.
Baca juga: Apakah Penyakit Jantung Bisa Sembuh?
Tidak semua pasien aritmia merasakan adanya gejala yang khusus. Namun, beberapa orang yang mengalami kelainan irama jantung ini akan mengeluhkan gejala aritmia sebagai berikut ini:
Karena tidak memiliki gejala yang khas, mengalami salah satu gejala aritmia seperti yang disebutkan di atas tidak serta merta menunjukkan bahwa Anda mengalami aritmia.
Untuk memastikan apakah Anda mengalami aritmia atau tidak, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter spesialis jantung dan pembuluh darah. Oleh karena itu, periksakan diri ke dokter spesialis jantung di RS Pondok Indah untuk memastikannya.
Baca juga: Pertolongan Pertama Serangan Jantung yang Harus Dipahami
Aritmia terjadi karena adanya gangguan pada sistem kelistrikan jantung yang berfungsi mengatur detak jantung. Beberapa kondisi yang merupakan penyebab aritmia, meliputi:
Selain kondisi medis, aritmia juga dapat dipicu oleh gaya hidup yang tidak sehat, seperti:
Baca juga: Deteksi Dini Kelainan Jantung pada Dewasa Muda
Semua orang berpotensi mengalami aritmia. Namun, ada beberapa kondisi yang meningkatkan risiko seseorang mengalami kelainan irama jantung. Berikut ini adalah beberapa faktor risiko aritmia yang dimaksud:
Baca juga: Hasil CT-Scan Jantung, Ini yang Harus Diketahui
Mengingat gejala aritmia tidak spesifik, pemeriksaan oleh dokter spesialis jantung dan pembuluh darah sangat penting dalam menegakkan diagnosis kondisi ini. Untuk menegakkan diagnosis aritmia, dokter akan menanyakan gejala yang muncul, riwayat konsumsi obat-obatan maupun suplemen, pola hidup, serta riwayat kesehatan pasien maupun keluarganya.
Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik jantung, terutama mendengarkan detak jantung pasien menggunakan stetoskop. Baru kemudian dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut untuk menilai irama jantung pasien:
Beberapa pemeriksaan penunjang yang disarankan dokter untuk mencari tahu kondisi yang menjadi penyebab terjadinya aritmia, yaitu:
Baca juga: Kegunaan MRI untuk Diagnosis Penyakit Jantung
Pada dasarnya pengobatan aritmia bertujuan untuk mengatasi irama jantung yang tidak teratur. Metode yang digunakan tergantung pada jenis gangguan irama jantung yang dialami, apakah terlalu cepat atau terlalu lambat. Selain itu, penanganan yang akan diberikan oleh dokter juga disesuaikan dengan keparahan dan kondisi medis pasien.
Berikut ini adalah beberapa metode pengobatan aritmia jantung yang bisa dilakukan:
Untuk mengoptimalkan pengobatannya, dokter juga akan menyarankan perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat, untuk memaksimalkan hasil pengobatan sekaligus mencegah terjadinya aritmia.
Pola hidup yang dimaksud adalah dengan tidak merokok, membatasi konsumsi minuman berkafein maupun minuman beralkohol, menjaga berat badan ideal, dan memastikan kadar gula darah serta tekanan darah tetap dalam batas normal.
Baca juga: Ring Jantung, Ketahui Manfaat, Prosedur, dan Risikonya
Tidak semua aritmia merupakan kondisi yang berbahaya, ada yang bisa sembuh dengan sendirinya tanpa perlu penanganan medis oleh dokter spesialis jantung dan pembuluh darah. Namun, ada juga kasus aritmia yang berpotensi membahayakan nyawa penderitanya. Semua ini tergantung dari jenis aritmia dan keparahannya, kondisi kesehatan masing-masing pasien, serta kecepatan penanganan diberikan.
Berikut ini adalah beberapa komplikasi aritmia yang mungkin terjadi bila tidak ditangani dengan cepat dan tepat:
Untuk itu, Anda sebaiknya memeriksakan diri ke dokter spesialis jantung dan pembuluh darah ketika mengalami beberapa keluhan yang menyerupai gejala aritmia, terutama yang berisiko tinggi mengalami kelainan irama jantung ini. Sebab, semakin cepat terdeteksi, dokter bisa memberikan penanganan yang sesuai dan memberikan arahan untuk mencegah kondisi jadi lebih parah.
Selain pemeriksaan yang holistik dari dokter jantung, RS Pondok Indah juga menyediakan pelayanan medis dengan didukung fasilitas medis terkini. Ablasi jantung pun bisa dilakukan di RS Pondok Indah bagi pasien yang memerlukannya, tentunya dengan peralatan yang berteknologi mutakhir. Jadi, tunggu apa lagi? Segera jadwalkan janji temu dengan dokter jantung di RS Pondok Indah, sekarang juga!
Baca juga: Cegah Stroke Sekarang!
Detak jantung penderita aritmia bisa bervariasi tergantung jenisnya, jantung bisa berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, ataupun tidak beraturan. Dikatakan takikardia jika memiliki detak jantung lebih dari 100 denyut per menit (dpm), sementara pada bradikardia detak jantung kurang dari 60 dpm.
Jika aritmia kambuh dan disertai gejala, seperti nyeri dada, sesak napas, dan jantung berdebar, segera hubungi tenaga medis atau kunjungi IGD rumah sakit terdekat. Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah akan melakukan pemeriksaan seperti elektrokardiogram (EKG) untuk menentukan penyebab dan memberikan penanganan yang sesuai.
Kelelahan dapat memicu aritmia pada sebagian orang, terutama jika tubuh berada dalam kondisi stres atau kurang tidur. Kelelahan yang berkelanjutan dapat mempengaruhi sistem jantung, memperburuk gangguan irama jantung yang sudah ada, dan meningkatkan risiko aritmia kambuh.
Penderita aritmia sebaiknya menghindari makanan atau minuman yang mengandung kafein, alkohol, dan makanan tinggi garam yang dapat memperburuk kondisi jantung. Selain itu, hindari stres berlebihan, merokok, dan konsumsi obat-obatan yang tidak diresepkan.
Penderita aritmia boleh berolahraga, tetapi harus disesuaikan dengan jenis dan tingkat keparahan kondisi mereka. Pada umumnya, aktivitas fisik ringan hingga sedang, seperti berjalan atau berenang, sering dianjurkan. Namun, olahraga berat atau yang membuat detak jantung cepat, perlu dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah atau dokter spesialis kedokteran olahraga, agar tidak memperburuk kondisi jantung.
Referensi: