Detak Jantung Tidak Teratur? Hati-Hati Aritmia!

By Tim RS Pondok Indah

Thursday, 12 December 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Aritmia adalah kelainan pada irama jantung, bisa terlalu cepat atau terlalu lambat. Kondisi ini bisa saja tidak disadari, karena jarang menunjukkan gejala yang khas.

Detak Jantung Tidak Teratur? Hati-Hati Aritmia!

Jantung merupakan organ vital karena fungsinya memompa darah ke seluruh tubuh guna mendistribusikan oksigen dan nutrisi. Gangguan pada jantung, termasuk iramanya, akan sangat berpengaruh pada fungsinya, yang pada akhirnya bisa mengganggu kesehatan penderitanya.


Aritmia yang merupakan gangguan irama jantung juga bisa berpengaruh pada kesehatan manusia, karena bisa mengganggu pendistribusian darah ke seluruh tubuh. Oleh karena itu, kenali gejala aritmia dan informasi seputar kondisi ini dalam artikel berikut!


Apa itu Aritmia?

Aritmia adalah gangguan pada irama jantung, baik jadi lebih cepat, lebih lambat, maupun degup jantung yang tidak teratur.


Gangguan irama jantung ini kemudian akan membuat fungsi jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh jadi tidak efektif. Akibatnya, bisa terjadi beberapa gangguan hingga kegagalan organ tertentu, termasuk paru-paru dan otak.


Baca juga: Apakah Kelainan Otot Jantung Bisa Sembuh? Jenis, Penyebab, dan Penanganannya



Jenis Aritmia

Normalnya jantung berdetak sebanyak 60-100 kali per menit. Agar jantung bisa berdegup atau memompa darah ke seluruh dengan normal, sesuai dengan frekuensi tersebut, harus ada perintah listrik yang mengaturnya. Gangguan kelistrikan ini bisa menyebabkan jantung berdenyut dengan tidak teratur dan mengganggu kesehatan.


Secara umum, aritmia bisa dibedakan menjadi 2 kelompok besar, yakni bradikardia dan takikardia. Bradikardia adalah kondisi ketika jantung berdetak lebih lambat, yakni kurang dari 60 kali per menit. Sebaliknya, Takikardia merupakan kondisi dimana jantung berdetak lebih kencang, yang ditandai dengan denyut jantung lebih dari 100 kali per menit ketika dilakukan pengukuran.


Berikut ini beberapa jenis aritmia berdasarkan lokasi awal terjadinya gangguan:


1. Atrial fibrilasi

Atrial fibrilasi adalah gangguan irama jantung yang ditandai dengan denyut jantung tidak beraturan dan cepat.


2. Atrial flutter

Atrial flutter merupakan gangguan irama jantung yang ditandai dengan detak jantung yang cepat tetapi iramanya masih teratur.


3. Supraventrikular takikardi

Supraventrikular takikardi adalah kondisi ketika jantung berdetak lebih cepat dari biasanya. Peningkatan frekuensi denyut jantung ini terjadi secara mendadak dan akan berlangsung selama beberapa menit, bahkan hari. Kebanyakan pemicu kondisi ini adalah dengan berolahraga dan konsumsi minuman berkafein, tetapi bisa juga terjadi saat sedang tidak melakukan aktivitas apa pun.


4. Ventrikel fibrilasi

Ventrikel fibrilasi adalah kondisi yang paling sering ditemukan pada pasien serangan jantung, yakni jantung berdetak terlalu cepat dan tidak teratur, sehingga jantung hanya bergetar, alih-alih memompa darah dengan efektif.


5. AV blok

AV blok merupakan kondisi terhambatnya aliran listrik yang mengatur denyut jantung, sehingga detak jantung lambat atau iramanya menjadi tidak beraturan.


Baca juga: Apakah Penyakit Jantung Bisa Sembuh?


Gejala Aritmia

Tidak semua pasien aritmia merasakan adanya gejala yang khusus. Namun, beberapa orang yang mengalami kelainan irama jantung ini akan mengeluhkan gejala aritmia sebagai berikut ini:


  • Berdebar-debar atau deg-degan karena denyut jantung yang lebih cepat dari biasanya
  • Pusing
  • Kliyengan seperti akan pingsan
  • Sesak napas
  • Nyeri dada
  • Cepat lelah
  • Saat pemeriksaan, didapatkan denyut jantung yang lebih lambat dari nilai normal


Karena tidak memiliki gejala yang khas, mengalami salah satu gejala aritmia seperti yang disebutkan di atas tidak serta merta menunjukkan bahwa Anda mengalami aritmia.


Untuk memastikan apakah Anda mengalami aritmia atau tidak, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter spesialis jantung dan pembuluh darah. Oleh karena itu, periksakan diri ke dokter spesialis jantung di RS Pondok Indah untuk memastikannya.


Baca juga: Pertolongan Pertama Serangan Jantung yang Harus Dipahami


Penyebab Aritmia

Aritmia terjadi karena adanya gangguan pada sistem kelistrikan jantung yang berfungsi mengatur detak jantung. Beberapa kondisi yang merupakan penyebab aritmia, meliputi:



Selain kondisi medis, aritmia juga dapat dipicu oleh gaya hidup yang tidak sehat, seperti:


  • Stres parah
  • Kurang tidur
  • Memiliki kebiasaan merokok
  • Mengonsumsi minuman beralkohol maupun minuman berkafein secara berlebihan
  • Penyalahgunaan narkoba


Baca juga: Deteksi Dini Kelainan Jantung pada Dewasa Muda



Faktor Risiko Aritmia

Semua orang berpotensi mengalami aritmia. Namun, ada beberapa kondisi yang meningkatkan risiko seseorang mengalami kelainan irama jantung. Berikut ini adalah beberapa faktor risiko aritmia yang dimaksud:


  • Menderita penyakit jantung koroner
  • Memiliki riwayat, atau sedang dalam masa pemulihan, operasi jantung
  • Memiliki tekanan darah tinggi
  • Menderita kelainan jantung bawaan
  • Mengalami gangguan pada kelenjar tiroid
  • Menderita sleep apnea
  • Mengalami ketidakseimbangan elektrolit
  • Mengonsumsi obat-obatan maupun suplemen tertentu
  • Mengonsumsi minuman beralkohol dalam jumlah berlebih
  • Merupakan perokok aktif maupun menyalahgunakan narkoba


Baca juga: Hasil CT-Scan Jantung, Ini yang Harus Diketahui


Diagnosis Aritmia

Mengingat gejala aritmia tidak spesifik, pemeriksaan oleh dokter spesialis jantung dan pembuluh darah sangat penting dalam menegakkan diagnosis kondisi ini. Untuk menegakkan diagnosis aritmia, dokter akan menanyakan gejala yang muncul, riwayat konsumsi obat-obatan maupun suplemen, pola hidup, serta riwayat kesehatan pasien maupun keluarganya.


Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik jantung, terutama mendengarkan detak jantung pasien menggunakan stetoskop. Baru kemudian dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut untuk menilai irama jantung pasien:


  • Elektrokardiogram (EKG), untuk merekam aktivitas listrik jantung dalam 1 waktu saja
  • Holter monitoring, untuk merekam aktivitas listrik jantung pasien selama seharian, termasuk saat beraktivitas
  • Stress test atau treadmill test, untuk mengukur aktivitas jantung saat pasien melakukan latihan fisik, yang salah satunya akan dilakukan dengan meminta pasien berjalan di atas treadmill
  • Echocardiogram jantung, untuk melihat struktur dan fungsi jantung dengan USG yang memanfaatkan gelombang suara USG


Beberapa pemeriksaan penunjang yang disarankan dokter untuk mencari tahu kondisi yang menjadi penyebab terjadinya aritmia, yaitu:


  • Tes darah untuk memeriksa kadar elektrolit, kadar gula darah, maupun kemungkinan adanya kelainan genetik
  • Pemindaian, termasuk CT-Scan jantung maupun MRI jantung
  • Kateterisasi jantung
  • Biopsi


Baca juga: Kegunaan MRI untuk Diagnosis Penyakit Jantung


Penanganan Aritmia

Pada dasarnya pengobatan aritmia bertujuan untuk mengatasi irama jantung yang tidak teratur. Metode yang digunakan tergantung pada jenis gangguan irama jantung yang dialami, apakah terlalu cepat atau terlalu lambat. Selain itu, penanganan yang akan diberikan oleh dokter juga disesuaikan dengan keparahan dan kondisi medis pasien.


Berikut ini adalah beberapa metode pengobatan aritmia jantung yang bisa dilakukan:


  1. Obat-obatan, termasuk peresean obat antiaritmia dan obat pengencer darah untuk menurunkan risiko terjadinya penggumpalan darah.
  2. Ablasi jantung, yang bertujuan untuk menghancurkan sebagian kecil jaringan di jantung yang menyebabkan gangguan impuls listrik, sehingga irama jantung menjadi normal kembali.
  3. Kardioversi atau syok jantung, bisa saja dilakukan untuk ‘menyetel ulang’ irama jantung, sehingga kembali normal.
  4. Pemasangan implantable cardioverter-defribilator (ICD), yang merupakan alat kecil untuk mendeteksi tanda henti jantung dan otomatis mengalirkan listrik untuk mengatasinya.
  5. Pemasangan pacemaker atau alat pacu jantung, yang bertujuan untuk menjaga denyut jantung normal dengan irama yang tetap teratur
  6. Operasi juga akan dilakukan untuk kasus aritmia yang terjadi akibat penyakit jantung koroner maupun kelainan katup jantung, atau operasi dengan prosedur maze.


Untuk mengoptimalkan pengobatannya, dokter juga akan menyarankan perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat, untuk memaksimalkan hasil pengobatan sekaligus mencegah terjadinya aritmia.


Pola hidup yang dimaksud adalah dengan tidak merokok, membatasi konsumsi minuman berkafein maupun minuman beralkohol, menjaga berat badan ideal, dan memastikan kadar gula darah serta tekanan darah tetap dalam batas normal.


Baca juga: Ring Jantung, Ketahui Manfaat, Prosedur, dan Risikonya


Komplikasi Aritmia

Tidak semua aritmia merupakan kondisi yang berbahaya, ada yang bisa sembuh dengan sendirinya tanpa perlu penanganan medis oleh dokter spesialis jantung dan pembuluh darah. Namun, ada juga kasus aritmia yang berpotensi membahayakan nyawa penderitanya. Semua ini tergantung dari jenis aritmia dan keparahannya, kondisi kesehatan masing-masing pasien, serta kecepatan penanganan diberikan.


Berikut ini adalah beberapa komplikasi aritmia yang mungkin terjadi bila tidak ditangani dengan cepat dan tepat:



Untuk itu, Anda sebaiknya memeriksakan diri ke dokter spesialis jantung dan pembuluh darah ketika mengalami beberapa keluhan yang menyerupai gejala aritmia, terutama yang berisiko tinggi mengalami kelainan irama jantung ini. Sebab, semakin cepat terdeteksi, dokter bisa memberikan penanganan yang sesuai dan memberikan arahan untuk mencegah kondisi jadi lebih parah.


Selain pemeriksaan yang holistik dari dokter jantung, RS Pondok Indah juga menyediakan pelayanan medis dengan didukung fasilitas medis terkini. Ablasi jantung pun bisa dilakukan di RS Pondok Indah bagi pasien yang memerlukannya, tentunya dengan peralatan yang berteknologi mutakhir. Jadi, tunggu apa lagi? Segera jadwalkan janji temu dengan dokter jantung di RS Pondok Indah, sekarang juga!


Baca juga: Cegah Stroke Sekarang!



FAQ


Berapa Detak Jantung Penderita Aritmia?

Detak jantung penderita aritmia bisa bervariasi tergantung jenisnya, jantung bisa berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, ataupun tidak beraturan. Dikatakan takikardia jika memiliki detak jantung lebih dari 100 denyut per menit (dpm), sementara pada bradikardia detak jantung kurang dari 60 dpm.


Apa Yang Harus Dilakukan Jika Aritmia Kambuh?

Jika aritmia kambuh dan disertai gejala, seperti nyeri dada, sesak napas, dan jantung berdebar, segera hubungi tenaga medis atau kunjungi IGD rumah sakit terdekat. Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah akan melakukan pemeriksaan seperti elektrokardiogram (EKG) untuk menentukan penyebab dan memberikan penanganan yang sesuai.


Apakah Kelelahan Menyebabkan Aritmia?

Kelelahan dapat memicu aritmia pada sebagian orang, terutama jika tubuh berada dalam kondisi stres atau kurang tidur. Kelelahan yang berkelanjutan dapat mempengaruhi sistem jantung, memperburuk gangguan irama jantung yang sudah ada, dan meningkatkan risiko aritmia kambuh.


Apa Pantangan Aritmia?

Penderita aritmia sebaiknya menghindari makanan atau minuman yang mengandung kafein, alkohol, dan makanan tinggi garam yang dapat memperburuk kondisi jantung. Selain itu, hindari stres berlebihan, merokok, dan konsumsi obat-obatan yang tidak diresepkan.


Apakah Penderita Aritmia Boleh Olahraga?

Penderita aritmia boleh berolahraga, tetapi harus disesuaikan dengan jenis dan tingkat keparahan kondisi mereka. Pada umumnya, aktivitas fisik ringan hingga sedang, seperti berjalan atau berenang, sering dianjurkan. Namun, olahraga berat atau yang membuat detak jantung cepat, perlu dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah atau dokter spesialis kedokteran olahraga, agar tidak memperburuk kondisi jantung.



Referensi:

  1. Frampton J, Ortengren AR, etal,. Focus: Fluids: Arrhythmias After Acute Myocardial Infarction. The Yale journal of biology and medicine. 2023. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10052595/). Diakses pada 4 Desember 2024.
  2. Kingma J, Simard C, et al,. Overview of cardiac arrhythmias and treatment strategies. Pharmaceuticals. 2023. (https://www.mdpi.com/1424-8247/16/6/844). Diakses pada 4 Desember 2024.
  3. American Heart Association. What is an Arrhythmia? (https://www.heart.org/en/health-topics/arrhythmia/about-arrhythmia). Direvisi terakhir 24 September 2024. Diakses pada 4 Desember 2024.
  4. National Heart, Lung, and Blood Institute. What Is an Arrhythmia? (https://www.nhlbi.nih.gov/health/arrhythmias). Direvisi terakhir 24 Maret 2022. Diakses pada 4 Desember 2024.
  5. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Aritmia. (https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1267/aritmia). Direvisi terakhir 9 Agustus 2022. Diakses pada 4 Desember 2024.
  6. Cleveland Clinic. Arrhythmia. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/16749-arrhythmia). Direvisi terakhir 20 Maret 2023. Diakses pada 4 Desember 2024.
  7. Mayo Clinic. Heart arrhythmia. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/heart-arrhythmia/symptoms-causes/syc-20350668). Direvisi terakhir 13 Oktober 2023. Diakses pada 4 Desember 2024.