Akupunktur laktasi merangsang titik-titik pada tubuh untuk meningkatkan produksi ASI melalui manual (tusuk jarum), moksibusi (pemanasan) dan stimulasi listrik.
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui sejak kelenjar payudara memproduksi air susu ibu (ASI) sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Proses laktasi dipengaruhi oleh rangsangan saraf yang akan memengaruhi hormon laktasi, yaitu oksitosin dan prolaktin.
Oksitosin berperan dalam proses keluarnya ASI, sedangkan prolaktin berperan dalam pembentukan ASI.
Payudara terdiri dari jaringan lemak dan kelenjar-kelenjar susu yang akan membentuk kantong ASI, yang berhubungan dengan saluran ASI yang terkumpul pada puting susu. Pada awal kehamilan terjadi perubahan payudara sehingga kelenjar payudara mampu menghasilkan ASI.
Selama kehamilan berlangsung, estrogen dan progesteron yang tinggi mencegah keluarnya ASI. Kadar steroid plasenta tinggi juga mencegah kelenjar payudara beroperasi sebelum kelahiran bayi.
Saat ibu melahirkan, terjadi penurunan mendadak estrogen dan progesteron yang akan merangsang keluarnya ASI.
Secara fisiologis, hisapan bayi pada puting susu akan merangsang efek sentral dan lokal. Efek sentral merangsang hormon yang berhubungan dengan produksi ASI, sedangkan efek lokal akan merangsang keluarnya ASI.
Insufisiensi laktasi (kegagalan dalam menyusui) kerap disebabkan karena tidak cukupnya ASI sehingga dibutuhkan asupan tambahan kepada bayi dalam waktu tiga bulan setelah kelahiran.
Insufisiensi laktasi terbagi menjadi dua, yaitu:
Berbagai faktor dapat menimbulkan insufisiensi laktasi yaitu usia, sosioekonomi, edukasi, minimnya dukungan keluarga atau orang terdekat untuk memberikan ASI, stres dan persepsi ibu akan kurangnya ASI.
Penanganan dalam mengatasi insufisiensi laktasi antara lain memperbaiki pelekatan saat menyusui dan frekuensi menyusui, menghindari penggunaan dot atau botol, menghindari penggunaan pelindung puting, mengonsumsi makanan bergizi seimbang (karbohidrat, protein hewani dan nabati, sayur-sayuran hijau, serta buah-buahan), cukup minum, cukup istirahat, menghindari stres, mengonsumsi obat pelancar ASI dan juga akupunktur.
Akupunktur dapat merangsang titik-titik akupunktur pada tubuh baik secara sentral maupun lokal untuk meningkatkan produksi ASI. Dalam beberapa penelitian, akupunktur terbukti dapat meningkatkan produksi ASI melalui regulasi hormon yang berperan dalam proses laktasi.
Jenis terapi akupunktur meliputi akupunktur manual (tusuk jarum), moksibusi (pemanasan), dan stimulasi listrik. Akupunktur dilakukan secara rutin dua sampai tiga kali dalam seminggu sampai tercapai produksi ASI yang dibutuhkan.
Selain akupunktur, ibu menyusui juga dapat menerapkan pijat oksitosin dengan dibantu oleh pasangan untuk melancarkan produksi ASI. Dukungan penuh dari pasangan, keluarga terdekat juga menjadi faktor yang akan meminimalkan stres dan memaksimalkan produksi ASI.
Akupuntur aman dilakukan saat menyusui, asalkan oleh praktisi berlisensi. Terapi ini bahkan bisa membantu meredakan stres, kelelahan, dan memperlancar ASI.
Ya, akupuntur bisa membantu melancarkan ASI dengan merangsang aliran darah dan mengurangi stres. Terapi ini bekerja pada titik-titik tertentu yang mendukung produksi ASI.
Efek samping akupunktur laktasi biasanya ringan, seperti rasa sakit di titik jarum, memar, atau pusing. Namun, jarang terjadi komplikasi serius jika dilakukan oleh ahli berlisensi.