Batuk Pilek, Ketahui Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

By Tim RS Pondok Indah

Wednesday, 13 November 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Batuk pilek adalah kondisi kesehatan umum yang melibatkan infeksi pada saluran pernapasan bagian atas. Meski umum dialami, kondisi ini perlu diatasi dengan tepat.

Batuk Pilek, Ketahui Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Batuk pilek bisa dialami siapa saja. Umumnya, orang dewasa mengalami batuk pilek setidaknya 2-3 kali dalam setahun, sementara bayi dan anak-anak cenderung lebih sering mengalami infeksi ini karena sistem imunnya yang belum sempurna.


Apa Itu Batuk Pilek?

Batuk sebenarnya merupakan respon tubuh untuk mengeluarkan benda asing, termasuk kuman, yang berpotensi menyebabkan penyakit. Sedangkan pilek biasa terjadi karena adanya infeksi kuman pada saluran napas atas. Ketika terjadi bersamaan, batuk pilek adalah infeksi pada saluran pernapasan bagian atas. 


Kondisi ini bisa disebabkan oleh virus, bakteri maupun alergi. Namun, batuk pilek paling banyak disebabkan oleh infeksi virus, yang bisa sembuh sendiri tanpa pengobatan. Anda cukup beristirahat, mengonsumsi makanan sehat, dan cukup minum air putih.


Biasanya, batuk pilek bisa sembuh dalam waktu 7-10 hari tanpa pengobatan. Namun, sebagian orang mungkin mengalami gejala batuk pilek yang lebih lama, khususnya yang memiliki kebiasaan merokok.


Baca juga: Jangan Anggap Remeh Batuk Pilek pada Anak!



Penyebab Batuk Pilek

Sebagian besar kasus batuk pilek disebabkan oleh infeksi rhinovirus. Namun, infeksi ini juga bisa disebabkan oleh virus Corona, adenovirus, enterovirus, maupun jenis virus yang lain. Semua virus ini bisa masuk ke dalam tubuh melalui mulut, mata, atau hidung. 


Tahapan Infeksi Virus Batuk dan Pilek

Setelah mengalami infeksi virus, 1-3 hari kemudian, Anda mungkin akan merasa gatal di tenggorokan, yang merupakan gejala awal batuk pilek. 


Selanjutnya, di hari ke-4 sampai ke-7, Anda akan merasa tubuh jadi lebih mudah lelah, dengan badan terasa pegal-pegal. Di tahap ini, Anda pun bisa mengalami demam sebagai tanda bahwa virus penyebab batuk pilek sedang berkembang di dalam tubuh.


Di hari ke-8 sampai ke-10, biasanya keluhan sudah membaik, yang merupakan pertanda bahwa tubuh sudah mulai berhasil melawan virus batuk pilek, hingga akhirnya berangsur sembuh.


Baca juga: Jadwal Dokter Spesialis THT Jakarta dan Tangerang


Gejala Batuk Pilek

Selain menyebabkan batuk dan pilek, kondisi ini akan menyebabkan gejala penyerta yang biasa dikeluhkan sebagai berikut ini:



Baca juga: Radang Tenggorokan pada Anak: Gejala, Penyebab, dan Tips Menanganinya


Kapan Harus ke Dokter ketika Mengalami Batuk Pilek?

Bagi orang dewasa, batuk pilek umumnya tidak perlu mendapatkan perawatan medis. Namun, Anda tetap dianjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter umum di RS Pondok Indah cabang terdekat jika mengalami gejala berikut ini:


  • Gejala semakin parah dan tidak kunjung membaik
  • Demam 38° Celcius yang telah terjadi lebih dari 3 hari
  • Sesak napas
  • Nyeri dada
  • Mengi atau bengek
  • Sakit tenggorokan yang parah
  • Sakit kepala yang hebat
  • Sinus terasa sangat sakit


Sementara untuk kasus batuk pilek pada bayi dan anak, penanganan dari dokter spesialis anak sangat diperlukan, jika:


  • Demam terjadi pada bayi baru lahir hingga berusia 12 minggu
  • Demam lebih dari 2 hari dan suhu tubuh meningkat
  • Rewel dan tidak mau makan
  • Sulit bernapas maupun terdengar mengi
  • Sakit telinga, yang ditandai dengan bayi sering menarik telinganya
  • Sering tidur atau lebih banyak menghabiskan waktu untuk tidur, tidak seaktif biasanya


Baca juga: Flu Singapura Pada Anak, Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya


Diagnosis Batuk Pilek

Untuk menegakkan diagnosa, dokter akan mengawali pemeriksaan dengan melakukan tanya jawab terkait gejala yang Anda alami. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, meliputi:


  • Melihat pergerakan dada saat bernapas
  • Meraba adanya pembengkakan kelenjar getah bening di leher
  • Melihat adanya pembengkakan di lubang hidung, maupun penyebab hidung tersumbat
  • Memeriksa tenggorokan untuk melihat adanya tanda iritasi, berupa warna yang terlihat lebih merah
  • Melakukan pengetukan pada sinus maupun sela tulang iga
  • Mendengarkan suara napas maupun menilai adanya bunyi napas tambahan dengan menggunakan stetoskop


Hasil kedua pemeriksaan kemudian akan dipastikan dengan pemeriksaan penunjang, baik berupa tes darah, foto rontgen, pemeriksaan dahak, maupun swab test.


Baca juga: Vitamin Tambahan untuk Si Kecil, Perlukah?



Penanganan Batuk Pilek

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, batuk pilek sebenarnya bisa sembuh sendiri tanpa pengobatan medis. Namun, karena penyakit ini membutuhkan waktu sekitar 7-10 hari untuk benar-benar sembuh, Anda mungkin akan terganggu dengan sejumlah gejala yang timbul dari penyakit ini, khususnya batuk.


Oleh sebab itu, untuk meringankan gejala batuk pilek, Anda disarankan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Berikut ini adalah beberapa tips mempercepat waktu pulih Anda, yaitu:


  • Lebih banyak istirahat
  • Hindari paparan asap rokok maupun polusi
  • Konsumsi makanan sehat, tinggi protein, dan tinggi antioksidan agar tubuh segera pulih
  • Perbanyak minum air putih
  • Gunakan humidifier jika Anda banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan dengan kelembapan udara rendah
  • Berkumur dengan air garam hangat
  • Melakukan cuci hidung
  • Konsumsi obat paracetamol untuk meredakan demam dan sakit kepala


Jika keluhan tidak kunjung membaik setelah 3 hari, pastikan untuk memeriksakan diri ke dokter umum di RS Pondok Indah cabang terdekat guna mendapatkan penanganan lebih lanjut. Dokter bisa saja menyarankan konsumsi obat dekongestan untuk meredakan gejala hidung tersumbat. Selain itu, konsumsi obat ekspektoran juga bisa dianjurkan untuk meredakan gejala batuk.


Peresepan obat antibiotik hanya diberikan pada penderita batuk pilek yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Jadi, tidak semua kasus batuk pilek harus mengonsumsi obat antibiotik.


Dokter juga mungkin akan meresepkan suplemen, termasuk vitamin C, untuk meningkatkan kekebalan tubuh, sehingga batuk pilek lebih cepat sembuh.


Baca juga: Tips Menggunakan Antibiotik Secara Bijak


Komplikasi Batuk Pilek

Meski umumnya bisa sembuh sendiri tanpa penanganan, sebagian orang berisiko mengalami komplikasi batuk pilek, antara lain:


  • Asma
  • Infeksi sinus
  • Infeksi telinga bagian tengah
  • Pneumonia
  • Bronkitis


Baca juga: Pentingnya Vaksin Influenza untuk Anak dan Orang Dewasa


Apakah Batuk Pilek Sama Seperti Flu?

Dengan gejala yang serupa, batuk pilek sering disamakan dengan flu. Padahal, kedua penyakit ini tidak bisa disamakan. Berikut ini adalah beberapa perbedaan batuk pilek dan flu yang perlu diketahui:


  • Gejala batuk pilek umumnya lebih ringan dibandingkan dengan gejala flu.
  • Flu hanya disebabkan oleh virus influenza, sementara batuk pilek bisa disebabkan oleh sejumlah virus, seperti virus Corona dan rhinovirus.
  • Batuk pilek cenderung tidak menimbulkan masalah kesehatan yang serius dibandingkan flu, seperti pneumonia dan infeksi bakteri, yang mengharuskan penderita dirawat di rumah sakit.


Pencegahan Batuk Pilek

Meskipun batuk pilek sangat sering terjadi dan mudah menular, Anda tetap bisa mencegah penyebaran infeksi saluran pernapasan ini dengan cara berikut ini:


  • Rutin cuci tangan sebelum makan, sesudah BAB dan BAK, serta sebelum menyentuh area wajah. 
  • Gunakan air mengalir dan sabun saat cuci tangan dan cucilah tangan selama 20 detik atau gunakan hand sanitizer jika sulit untuk cuci tangan karena sedang bepergian
  • Jaga kebersihan lingkungan sekitar dengan melakukan disinfeksi pada benda yang sering disentuh di rumah, seperti gagang pintu, mainan anak-anak, remot, juga handphone.
  • Hindari menggunakan barang pribadi bersama orang lain, seperti handuk, sisir, sendok dan gelas
  • Konsumsi makanan bergizi setiap hari agar daya tahan tubuh kuat sehingga tidak mudah terinfeksi virus penyebab batuk pilek
  • Gunakan masker saat bepergian atau ketika ada anggota keluarga yang sedang sakit


Diagnosis dan penanganan batuk pilek yang tepat bisa mempercepat proses penyembuhan dan meringankan gejala yang Anda alami. Kunci dari pencegahan penyakit ini adalah meningkatkan daya tahan tubuh agar terhindar dari risiko infeksi virus penyebab batuk pilek. 


Jika badan terasa kurang enak dan timbul gejala batuk pilek, Anda sebaiknya memeriksakan diri ke Dokter Umum di RS Pondok Indah untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan yang sesuai.


Baca juga: Jangan Abaikan Sinusitis! Kenali Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya



FAQ


Apakah Kelelahan Bisa Menyebabkan Batuk Pilek?

Kelelahan tidak secara langsung menyebabkan batuk dan pilek, tetapi bisa meningkatkan risiko seseorang mengalaminya. Saat tubuh lelah, sistem imun menurun dan tubuh menjadi lebih rentan terhadap infeksi virus penyebab batuk dan pilek. Jadi, jika Anda sering merasa lelah, cobalah untuk lebih memperhatikan kualitas tidur dan aktivitas sehari-hari agar tubuh tetap fit.


Bagaimana Cara Mencegah Batuk Pilek?

Cara utama mencegah batuk pilek adalah menjaga kebersihan pribadi, menjaga pola makan sehat, rutin berolahraga, dan tidur cukup. Selain itu, hindarilah kontak langsung dengan orang yang sedang sakit agar tidak tertular.


Apakah Batuk Pilek Menyebabkan Badan Lemas?

Ya, batuk dan pilek bisa membuat badan terasa lemas karena tubuh bekerja lebih keras melawan infeksi. Gejala lain seperti demam, sakit kepala, dan hidung tersumbat juga dapat menguras energi penderita batuk pilek, sehingga membuat tubuh terasa lelah.


Bagaimana Cara Mengatasi Batuk Pilek Tanpa Minum Obat?

Untuk meredakan batuk pilek tanpa obat, pastikan untuk beristirahat dengan cukup, konsumsi makanan bergizi, dan penuhi kebutuhan cairan Anda. Selain itu, Anda juga bisa melakukan inhalasi uap untuk melegakan hidung tersumbat dan berkumur air garam untuk membantu mengatasi tenggorokan sakit.


Batuk dan pilek biasanya bisa sembuh dengan sendirinya dalam 10-14 hari. Akan tetapi, Anda disarankan berkonsultasi dengan dokter umum apabila gejala semakin parah, mengalami demam >38° Celcius selama 3 hari atau lebih, atau mengalami sesak napas.



Referensi:

  1. ECCLES, Ronald. Common cold. Frontiers in Allergy, 2023. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10324571/). Diakses pada 5 November 2024.
  2. Centers for Disease Control and Prevention. Common Cold. (https://www.cdc.gov/common-cold/about/index.html). Direvisi terakhir 15 Oktober 2024. Diakses pada 4 November 2024.
  3. Centers for Disease Control and Prevention. Cold Versus Flu. (https://www.cdc.gov/flu/about/coldflu.html). Direvisi terakhir 8 Agustus 2024. Diakses pada 4 November 2024.
  4. Cleveland Clinic. Common Cold. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/12342-common-cold). Direvisi terakhir 7 Februari 2023. Diakses pada 24 November 2024.
  5. Mayo Clinic. Diseases & Conditions. Common cold. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/common-cold/symptoms-causes/syc-20351605). Direvisi terakhir 24 Mei 2023. Diakses pada 5 November 2024.