Benjolan di Kelopak Mata, Jangan Dianggap Sepele

By Tim RS Pondok Indah

Monday, 10 February 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Benjolan di kelopak mata adalah suatu kondisi yang umumnya tidak berbahaya, tetapi sering menimbulkan nyeri, kemerahan, bahkan mengganggu penglihatan penderitanya.

Benjolan di Kelopak Mata, Jangan Dianggap Sepele

Benjolan bisa saja terjadi di bagian tubuh mana pun, tak terkecuali di kelopak mata. Sama seperti benjolan lain, munculnya benjolan di kelopak mata tentu membuat penderitanya panik. 


Meski umumnya bukanlah hal yang berbahaya, kemunculan benjolan di kelopak mata tetap menimbulkan gangguan, baik karena nyeri maupun gangguan penglihatan yang menyertai kondisi ini. Jadi, ketahui apa saja penyebab terjadinya benjolan di kelopak mata sekaligus cara menanganinya dengan membaca artikel berikut ini.


Kenapa di Kelopak Mata Ada Benjolan Kecil?

Benjolan di kelopak mata memang identik dengan bintitan, yang memiliki bahasa medis hordeolum. Namun, selain bintitan, masih ada beberapa kondisi yang menjadi penyebab terjadinya benjolan di kelopak mata, yaitu:


1. Hordeolum (Bintitan)

Bintitan atau hordoleum adalah penyebab terjadinya benjolan di kelopak mata yang paling sering ditemukan. Kondisi ini disebabkan oleh infeksi bakteri pada kelenjar lemak di bulu mata.


Benjolan di kelopak mata yang disebabkan oleh hordeolum akan berbentuk bulat dan kemerahan, seperti jerawat, yang terletak dekat dengan lokasi bulu mata tumbuh. Kondisi ini bisa menyebabkan penderita mengalami iritasi mata atau mata terasa tidak nyaman, seperti berpasir atau kemasukan pasir, gatal, perih, hingga penglihatan jadi kabur.


2. Kalazion

Sumbatan pada kelenjar minyak di bagian dalam kelopak mata, yang dikenal dengan kelenjar meibom, juga bisa menyebabkan benjolan, yang mana kondisi ini dikenal dengan istilah kalazion.


Jika benjolan karena hordeolum terasa nyeri, benjolan di kelopak mata yang terjadi karena kalazion tidak menyebabkan penderitanya merasa sakit. Namun, benjolan yang terjadi akibat kalazion bisa memiliki ukuran yang sangat besar, sehingga memengaruhi penglihatan.


3. Xanthelasma

Penumpukan lemak pada lapisan bawah kulit juga bisa menjadi salah satu penyebab munculnya benjolan pada kelopak mata, yang dikenal dengan xanthelasma. Benjolan lunak di bawah kulit ini lebih berisiko dialami oleh mereka yang berada dalam kelompok usia 35-55 tahun, terutama yang memiliki kolesterol tinggi.


Berbeda dengan hordeolum maupun kalazion, xanthelasma biasa menyebabkan benjolan di kelopak mata yang berwarna kuning dan letaknya dekat dengan hidung. 


4. Milia

Benjolan di kelopak mata yang dialami bayi maupun anak-anak lebih sering disebabkan oleh milia. Kondisi ini merujuk pada kista putih yang berukuran kecil tanpa disertai dengan kemerahan maupun nyeri, yang terjadi karena penumpukan keratin.


Benjolan yang terjadi karena milia tidak hanya terbatas pada kelopak mata, melainkan bagian wajah lain, termasuk hidung, pipi, dan bibir. 


5. Kanker kulit

Meski jarang, benjolan di kelopak mata juga bisa menjadi salah satu tanda kanker kulit. Benjolan yang terjadi karena kanker kulit ini biasanya memiliki bentuk yang tidak teratur dan warna yang berbeda dari kulit sekitarnya, tanpa nyeri dan membesar dengan sangat pesat. 


Jangan menunda untuk segera memeriksakan diri ke dokter spesialis mata di Rumah Sakit Pondok Indah cabang terdekat jika Anda mengalami gejala benjolan di kelopak mata yang menyerupai gejala kanker kulit.


Selain itu, benjolan di kelopak mata juga bisa saja terjadi karena beberapa kondisi medis lain, seperti reaksi alergi maupun papiloma yang terjadi di kelopak mata. 


Baca juga: Sindrom Mata Kering: Ketahui Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya



Gejala Benjolan di Kelopak Mata

Selain terdapatnya benjolan di kelopak mata bisa saja terjadi pada sepanjang bulu mata, di permukaan luar maupun di dalam kelopak mata. Selain benjolan, beberapa gejala yang umumnya menyertai kondisi ini antara lain:


  • Kemerahan
  • Bengkak
  • Nyeri
  • Mata berair, maupun belekan atau kotoran mata jadi lebih banyak
  • Mata terasa gatal, terasa mengganjal, atau seperti kemasukan pasir
  • Lebih sensitif terhadap cahaya
  • Penglihatan kabur atau mata jadi buram


Baca juga: 13 Tips Penanganan Sindrom Mata Kering


Kapan Harus ke Dokter saat Memiliki Benjolan di Kelopak Mata?

Meski tampak sepele, Anda sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter spesialis mata jika benjolan di kelopak mata menunjukkan gejala berikut ini:

  • Berukuran sangat besar
  • Terasa sangat nyeri
  • Mengalami perubahan bentuk atau perubahan warna
  • Benjolan mengeluarkan cairan
  • Tidak sembuh maupun mengalami perbaikan dalam waktu 1 minggu


Baca juga: Amankah Memakai Lensa Kontak?



Diagnosa Benjolan di Kelopak Mata

Dokter spesialis mata biasa tidak memerlukan banyak pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis dan memastikan penyebab benjolan di kelopak mata yang Anda alami. Namun, dokter akan tetap melakukan tanya jawab medis seputar benjolan di kelopak mata dan gejala lain yang menyertainya, kondisi medis, maupun faktor yang meningkatkan risiko Anda mengalami benjolan di kelopak mata. 


Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama dengan melihat langsung kondisi area mata yang menjadi lokasi terjadinya benjolan. Dalam pemeriksaan fisik, dokter juga akan melihat kondisi di sekitar bulu mata serta tekstur kulit kelopak mata.


Bila mencurigai xanthelasma sebagai penyebab benjolan di kelopak maya, dokter akan menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kadar kolesterol dalam darah.


Baca juga: Sulit Melihat Jarak Dekat? Hati-Hati Rabun Dekat


Penanganan Benjolan di Kelopak Mata


Penanganan Mandiri

Benjolan di kelopak mata memang bisa sembuh dengan sendirinya, tetapi Anda disarankan untuk melakukan beberapa langkah perawatan berikut ini supaya kondisi ini bisa lebih cepat sembuh:


  • Jangan memencet benjolan, menusuknya, maupun melakukan upaya apa pun untuk memecahkan benjolan di kelopak mata secara mandiri, karena upaya ini justru bisa menyebabkan komplikasi yang lebih serius
  • Mengompres kelopak mata yang membengkak menggunakan kain yang telah dibasahi menggunakan air hangat sebanyak beberapa kali dalam sehari 
  • Lakukan pijatan ringan menuju ke arah hidung secara perlahan dan lembut, untuk membantu mengatasi benjol akibat kelenjar minyak maupun air mata yang tersumbat
  • Membersihkan area mata, khususnya titik drainase, serta menjaga benjolan untuk tidak disentuh menggunakan tangan yang belum dicuci
  • Jangan merias mata, apalagi menggunakan lensa kontak, ketika mengalami benjolan di kelopak mata


Penanganan Medis

Selain dengan penanganan mandiri, dokter juga akan memberikan penanganan yang disesuaikan dengan penyebab terjadinya benjolan di mata. Berikut ini adalah cara menangani benjolan di kelopak mata yang dilakukan oleh dokter:


  • Peresepan obat antibiotik, kebanyakan berupa salep, untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri 
  • Suntikan kortikosteroid, untuk mengurangi benjolan sangat besar yang terjadi karena peradangan hebat
  • Operasi pengangkatan benjolan di kelopak mata, khususnya untuk kasus benjolan yang sangat besar dan mengganggu penglihatan


Baca juga: Rabun Jauh, Ketika Pandangan Terlihat Kabur Saat Melihat Jarak Jauh


Komplikasi Benjolan di Kelopak Mata

Benjolan di kelopak mata memang kebanyakan bukanlah kondisi yang berbahaya, tetapi bukan berarti tidak memiliki komplikasi. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat penanganan benjolan di kelopak mata yang tidak tepat, yakni:


  • Infeksi yang menyebar ke area mata
  • Gangguan penglihatan akibat benjolan yang sangat besar dan menekan kornea
  • Rontoknya bulu mata
  • Perubahan bentuk kelopak mata yang mengganggu penampilan, termasuk munculnya jaringan parut maupun lipatan kelopak mata yang membuat bentuk mata jadi tidak simetris 


Baca juga: Mengenal 4 Jenis Komplikasi Diabetes pada Mata, Waspadalah!


Pencegahan Benjolan di Kelopak Mata

Agar tidak mengganggu, Anda bisa melakukan beberapa upaya pencegahan benjolan di kelopak mata sebagai berikut ini:


  • Hapus dan bersihkan riasan, khususnya di area mata, sebelum tidur di malam hari
  • Pastikan sudah mencuci tangan sebelum menyentuh mata, terutama sebelum menggunakan atau melepas kontak lensa
  • Pastikan menjaga kebersihan kontak lensa, bagi Anda yang menggunakannya
  • Atasi kondisi pemicu, termasuk mengatasi kolesterol tinggi untuk mencegah xanthelasma maupun menghindari paparan sinar matahari untuk mencegah benjolan di kelopak mata akibat milia


Bila berbagai upaya pencegahan tidak cukup efektif, atau Anda tengah mengalami benjolan di kelopak mata, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis mata di RS Pondok Indah cabang terdekat. Dengan demikian, dokter bisa memberikan penanganan dan saran pencegahan yang sesuai, agar kondisi ini cepat teratasi sekaligus tidak terulang lagi.


Baca juga: Ketahui Degenerasi Makula, Gangguan Penglihatan yang Dapat Terjadi pada Orang Tua



FAQ


Apakah Berbahaya Jika Ada Benjolan di Kelopak Mata?

Tidak semua benjolan di kelopak mata berbahaya. Umumnya, benjolan seperti kalazion atau bintitan bersifat jinak dan bisa sembuh sendiri.


Namun, jika benjolan membesar, terasa nyeri, mengganggu penglihatan, atau tidak membaik dalam beberapa minggu, segera lakukan pemeriksaan ke dokter spesialis mata.


Kenapa Tiba-Tiba Ada Benjolan di Dalam Kelopak Mata?

Benjolan di dalam kelopak mata bisa muncul karena penyumbatan kelenjar minyak (kalazion) atau infeksi bakteri pada folikel bulu mata (bintitan). Penyebabnya bisa karena kebersihan mata yang kurang terjaga, sering menyentuh mata dengan tangan kotor, atau kondisi kulit tertentu, seperti rosacea, maupun terkena blefaritis.


Apakah Kalazion Bisa Kempes Sendiri?

Benjolan kalazion seringkali bisa kempes sendiri dalam beberapa minggu hingga beberapa bulan tanpa pengobatan khusus. Penggunaan kompres hangat selama 10-15 menit beberapa kali sehari dapat membantu proses penyembuhannya.


Namun, bila gejala kalazion tidak hilang setelah beberapa bulan, atau ukurannya sangat besar hingg mengganggu penglihatan, maka dokter spesialis mata mungkin menyarankan tindakan medis seperti pemberian obat atau prosedur drainase untuk pengobatan kalazion.


Apakah Kalazion Berbahaya?

Benjolan mata akibat kalazion umumnya tidak berbahaya. Namun, jika tidak kunjung sembuh atau membesar, benjolan kalazion dapat menekan bola mata dan mengganggu penglihatan. Jika benjolan pada kelopak mata tidak kunjung membaik atau sering kambuh, sebaiknya konsultasikan dengan dokter spesialis mata untuk pemeriksaan lebih lanjut.


Apa Bedanya Kalazion dan Bintitan?

Perbedaan kalazion dan bintitan terletak pada penyebabnya. Penyebab kalazion adalah penyumbatan pada kelenjar minyak tanpa infeksi. Di sisi lain, bintitan (hordeolum) disebabkan oleh infeksi pada folikel bulu mata atau kelenjar minyak, menyebabkan benjolan merah yang nyeri dan terkadang bernanah.


Selain itu, bintitan biasanya bisa membaik dalam beberapa hari atau minggu, sedangkan kalazion lebih lama sembuh. Pada umumnya, kedua kondisi ini dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, jika tidak kunjung sembuh, Anda mungkin memerlukan penanganan medis lebih lanjut.



Referensi:

  1. Kim YG, Oh JW, et al,. Clinical association between serum cholesterol level and the size of xanthelasma palpebrarum. Archives of Craniofacial Surgery. 2022. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9081426/). Diakses pada 3 Februari 2025.
  2. American Academy of Ophthalmology. Bump or Lump on Eyelid. (https://www.aao.org/eye-health/symptoms/eyelid-lump). Direvisi terakhir 17 Mei 2021. Diakses pada 3 Februari 2025.
  3. American Academy of Ophthalmology. What Is the Difference Between a Stye and a Chalazion? Causes, Symptoms, Treatment. (https://www.aao.org/eye-health/diseases/what-are-chalazia-styes). Direvisi terakhir 14 Juni 2023. Diakses pada 3 Februari 2025.
  4. Cleveland Clinic. Chalazion. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17657-chalazion). Direvisi terakhir 8 Januari 2024. Diakses pada 3 Februari 2025.
  5. Mayo Clinic. Stye (sty). (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sty/symptoms-causes/syc-20378017). Direvisi terakhir 14 Juni 2022. Diakses pada 3 Februari 2025.