Berkenalan dengan HSDD: Ketika Hubungan Intim Menjadi Momok

Wednesday, 06 November 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

HSDD (Hypoactive Sexual Desire Disorder) adalah kondisi rendahnya atau hilangnya hasrat seksual secara terus-menerus, yang dapat memengaruhi kualitas hidup.

Berkenalan dengan HSDD: Ketika Hubungan Intim Menjadi Momok

Semua orang dapat mengalami penurunan hasrat untuk berhubungan intim sesekali. Namun, hal ini menjadi tidak wajar apabila Anda mengalami kehilangan ketertarikan berhubungan intim dengan pasangan Anda dalam waktu yang lama. Bisa jadi, Anda mengalami hypoactive sexual desire disorder (HSDD).


HSDD adalah kondisi di mana berkurang hingga hilangnya hasrat dan fantasi seseorang untuk berhubungan intim/seksual. Kondisi ini dapat disebabkan oleh masalah psikis dan non-psikis, atau adanya gangguan medis seperti permasalahan hormon, dan kelainan fungsi organ.


Umumnya, kondisi ini lebih banyak diderita oleh wanita dibandingkan pria, yakni 8,9 persen pada wanita usia 18-44 tahun dan 12,3 persen pada wanita usia 45-64 tahun (Parish.J.Sharon et al, 2016).


Beberapa penelitian lainnya menyebutkan bahwa 1 dari 10 wanita mengalami HSDD, dan sebanyak 32 persen wanita dan 15 persen pria berkemungkinan mengalami kehilangan hasrat yang dapat berlangsung hingga beberapa bulan.


Salah satu yang menyebabkan wanita lebih sering mengalami HSDD adalah adanya faktor perubahan hormon ketika menjelang dan memasuki usia menopause. Kondisi HSDD dapat menjadi masalah besar dan penting untuk diperhatikan apabila sudah mengganggu kualitas hidup dan terdapat kondisi medis yang mendasarinya. Kondisi ini tidak jarang memengaruhi mental penderitanya, seperti stres, atau rusaknya hubungan dengan pasangan. 


Umumnya, wanita dengan HSDD tidak memiliki keinginan untuk memikirkan segala hal mengenai seks hingga berhubungan intim, atau ketika berhubungan intim tidak didapatkan rasa nyaman atau kenikmatan. Hal ini akan berpengaruh pada proses siklus respons seksual sang wanita. 


Siklus Respons Seksual Manusia

Berikut tahapan siklus respons seksual manusia:


1. Desire

Keinginan, dorongan, dan motivasi untuk berhubungan. Dorongan ini biasanya timbul dengan adanya kerja dari otak (psikoneuroendokrin).


2. Arousal

Gairah saat berhubungan. Pada fase ini tahap lubrikasi pada vagina, kerja jantung, dan pernapasan semakin cepat.


3. Orgasme

Hubungan intim/seksual yang sehat akan melewati fase ini hingga mencapai puncak kepuasan. Pernapasan dan kerja jantung semakin meningkat, tekanan darah meningkat, terjadinya kontraksi otot yang menghasilkan ejakulasi pada pria, dan kontraksi rahim serra vagina pada wanita.


4. Resolution

Fase ini terjadi setelah tercapainya orgasme, tubuh akan menjadi rileks dan nyaman, pernapasan dan kerja jantung kembali normal. Namun, apabila tidak terjadi orgasme, justru ketidaknyamanan yang akan dirasakan.


Apabila dari salah satu fase/siklus ini tidak dilalui, tentu saja rasa nyaman, kenikmatan, hingga orgasme tidak dapat dicapai. Alih-alih malah rasa nyeri dan terganggu yang dirasakan. Contohnya, wanita dengan gangguan pada arousal akan membuat daerah vagina menjadi kering karena kurangnya produksi lubrikan/pelumas untuk membasahi daerah vagina.


Faktor Pemicu HSDD

HSDD dapat dipicu oleh adanya masalah psikologis/mental, seperti trauma, masalah dengan pasangan, faktor sosial seperti wanita pekerja yang sangat sibuk, terutama pada wanita usia menengah.


Selain itu, hal ini juga dapat disebabkan oleh masalah medis seperti adanya perubahan hormon pada wanita menjelang dan ketika sudah menopause. Penurunan hormon estrogen menyebabkan kurangnya lubrikasi pada vagina dan menyebabkan rasa nyeri ketika berhubungan intim (dispareunia).


Gangguan pada sistem kerja otak, riwayat operasi pada organ reproduksi, serta konsumsi obat-obatan tertentu, juga dapat menjadi faktor pemicu. 


Berikut beberapa faktor pemicu HSDD lainnya:


  • Senyawa organik di otak yang bernama neurotransmiter tidak aktif, yang mengganggu hasrat dan fungsi seksual
  • Masalah sulit tidur yang menyebabkan Anda mudah lelah 
  • Efek dari beberapa obat seperti obat antidepressant, obat kemoterapi, dan lain-lain
  • Beberapa penyakit penyerta, seperti diabetes, masalah jantung, inflammatory bowel disease (IBD), kanker, dan lain-lain
  • Kehamilan, persalinan, atau sedang menyusui


Jangan khawatir, HSDD sebenarnya dapat ditangani. Namun, harus diketahui terlebih dahulu penyebabnya, apakah terdapat penyakit yang menyertainya atau tidak, dan apakah penyakit tersebut apakah dapat diobati atau tidak.


Cara mengatasi dan menangani kondisi ini memerlukan pendekatan secara medis dan psikologis, serta adanya keinginan dari pihak suami dan istri.


Jadi, apabila Anda sudah mulai mengalami gejala enggan berhubungan intim dengan pasangan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter spesialis andrologi dan seksologi, atau dokter spesialis kedokteran jiwa/psikiater.


FAQ Hypoactive Sexual Desire Disorder (HSDD)


Apa Penyebab Hypoactive Sexual Desire Disorder (HSDD)?

Hypoactive Sexual Desire Disorder (HSDD) bisa disebabkan oleh faktor fisik, seperti perubahan hormon atau efek samping obat, dan faktor psikologis, seperti stres atau masalah hubungan. Kondisi ini membuat seseorang kehilangan minat pada aktivitas seksual secara signifikan dan berkepanjangan.


Apa Saja Dampak Hypoactive Sexual Desire Disorder (HSDD)?

HSDD dapat memengaruhi hubungan, mengurangi keintiman, dan menimbulkan perasaan rendah diri atau stres. Kondisi ini juga bisa memicu konflik dalam hubungan jika tidak ada komunikasi yang baik. Perasaan tertekan sering muncul karena kurangnya keinginan yang berkepanjangan.


Apakah Hypoactive Sexual Desire Disorder (HSDD) Bisa Disembuhkan?

Ya, HSDD bisa diatasi dengan bantuan medis dan terapi. Dokter mungkin merekomendasikan obat, terapi hormon, atau konseling untuk mengatasi penyebabnya, baik fisik maupun emosional.