Cedera otot dapat disebabkan karena penggunaan otot berlebihan, otot belum siap beraktivitas, hingga otot kaku atau tegang. Cegah cedera dan pengobatannya!
Otot merupakan bagian yang penting dalam tubuh manusia. Bagian tubuh ini membungkus tulang, yang berfungsi melindungi tulang dari cedera serta memungkinkan terjadinya pergerakan manusia untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Sama seperti organ lain, otot juga bisa mengalami cedera, yang kebanyakan disebabkan oleh tarikan berlebih. Cedera otot atau muscle strain biasa ditandai dengan nyeri dan sakit, yang memiliki derajat keparahan berbeda-beda. Namun, separah apapun cedera otot yang Anda alami, sebaiknya jangan mengabaikan kondisi ini. Sebab penanganan yang tidak tepat bisa mengakibatkan otot menyusut (atrofi).
Cedera otot adalah kondisi yang menyebabkan gangguan fungsi otot akibat aktivitas fisik maupun kecelakaan. Kondisi yang dalam bahasa awam dikenal dengan salah urat atau otot tertarik ini bisa saja terjadi pada otot mana pun, tetapi otot yang paling sering mengalami cedera adalah bagian leher, punggung, dan paha. Derajat keparahan cedera otot pun beragam, bisa ringan, sedang, maupun berat.
Umumnya cedera otot bisa ditangani secara mandiri dengan perawatan di rumah. Namun, ada beberapa gejala cedera otot yang perlu diperhatikan, karena gejala tersebut menandakan bahwa kondisi ini perlu mendapatkan penanganan langsung dari dokter. Cedera otot yang menunjukkan gejala berbahaya tidak mendapat penanganan yang tepat bisa menyebabkan kerusakan otot permanen, bahkan atrofi otot, yang mengganggu fungsi gerak.
Baca juga: Keseleo yang Tidak Kunjung Sembuh
Berdasarkan keparahannya, cedera otot bisa dibedakan menjadi 3 kelompok, yakni ringan, sedang, dan berat. Berikut ini adalah jenis cedera otot yang dimaksud:
Ketika cedera hanya terjadi pada beberapa otot, sehingga tidak menyebabkan perubahan kekuatan otot.
Menggambarkan kondisi cedera pada beberapa otot yang cukup banyak dengan disertai pembengkakan ringan serta memar, dan penurunan kekuatan otot.
Bisa diartikan sebagai robekan otot yang akan menyebabkan hilangnya fungsi otot, disertai dengan memar, bengkak, nyeri parah baik dengan atau tanpa penekanan, serta tampak ada cekungan pada area robekan ketika diperiksa.
Baca juga: Getting Back On Track: Mengatasi Cedera Olahraga Pada Kaki
Gejala cedera otot bisa berbeda-beda, tergantung keparahannya. Meski tidak selalu muncul, myalgia atau nyeri otot, bisa menjadi gejala dari kondisi ini. Secara umum, beberapa gejala cedera otot yang paling sering ditemukan, antara lain:
Meski tidak selalu parah, cedera otot dan berbagai gejala yang ditimbulkan tetap dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Jadi, apabila Anda merasakan salah satu gejala di atas, tidak ada salahnya untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis kedokteran olahraga. Nantinya dokter akan memberikan penanganan yang sesuai, setelah memeriksa dan memastikan kondisi Anda.
Baca juga: Berbagai Jenis Cedera Lutut, Momok Bagi Para Atlet
Otot terdiri dari beberapa serabut otot kecil yang terjalin bersama untuk melakukan suatu pergerakan. Adanya kontraksi dan relaksasi atau peregangan serta pemendekan otot, merupakan proses terjadinya suatu gerakan tertentu. Namun, ketika otot teregang atau dipaksa bekerja secara berlebih (overused), akan terjadi robekan maupun cedera otot.
Cedera otot akut biasa disebabkan oleh kecelakaan maupun aktivitas yang melibatkan gerakan dengan peregangan otot berlebih akibat teknik yang kurang tepat. Sedangkan cedera otot kronis biasa terjadi karena melakukan gerakan yang sama secara berulang, sehingga meningkatkan ketegangan otot.
Gerakan dalam menjalani aktivitas sehari-hari pun bisa menyebabkan cedera otot, seperti mengangkat benda yang berat, duduk lama, berjalan, maupun tidur dengan posisi yang tidak tepat. Selain itu, berapa kondisi yang menjadi penyebab cedera otot, antara lain:
Penggunaan otot secara berlebih, bisa karena gerakan sehari-hari maupun gerakan khusus dalam melakukan olahraga, serta postur tubuh yang buruk. Contohnya, menyetrika baju, mengetik, serta memukul bola golf maupun bola tenis.
Otot belum ‘panas’ atau belum siap untuk beraktivitas maupun berolahraga, karena pemanasan yang dilakukan sebenarnya merupakan upaya untuk mempersiapkan otot meregang lebih maksimal. Selain itu, pemanasan juga mengurangi beban otot selama beraktivitas.
Otot yang kurang fleksibel atau lentur sangat mudah mengalami cedera, karena otot-otot yang lebih kaku ini kurang terbiasa meregang dan bisa saja robek ketika melakukan suatu gerakan tanpa persiapan yang baik.
Baca juga: Cedera Ligamen Lutut, Cepat Kenali dan Tangani
Cedera otot memang lebih banyak terjadi ketika berolahraga, tetapi juga bisa disebabkan oleh aktivitas fisik sehari-hari.
Beberapa kondisi yang menjadi faktor risiko cedera otot adalah sebagai berikut ini:
Baca juga: Kenali Langkah Pencegahan Cedera Olahraga
Pengobatan cedera otot awal, khususnya yang ringan, bisa dilakukan secara mandiri di rumah dengan menerapkan teknik RICE serta konsumsi obat antinyeri. Berikut ini adalah penjelasannya:
Operasi bisa saja dilakukan untuk mengatasi cedera otot parah, hingga menyebabkan robekan otot. Jenis operasi akan ditentukan oleh dokter spesialis ortopedi sesuai dengan kondisi Anda. Pemeriksaan menggunakan USG maupun MRI bisa dilakukan untuk menilai keparahan cedera otot yang Anda alami.
Fisioterapi maupun terapi okupasi merupakan penanganan cedera otot lanjutan setelah operasi, yang bertujuan untuk mengembalikan kekuatan dan fungsi otot. Lama penyembuhan cedera otot bisa berbeda, tergantung dari bagian otot yang cedera serta keparahannya, juga kondisi kesehatan.
Umumnya cedera otot ringan akan sembuh dalam beberapa minggu, sedangkan cedera yang lebih berat biasa membaik dalam waktu 2-3 bulan. Kondisi cedera otot yang lebih serius atau memerlukan operasi, biasa baru akan pulih beberapa bulan setelah melakukan rehabilitasi medis atau fisioterapi.
Baca juga: Cedera Hamstring: Penyebab, Gejala, dan Penanganan
Supaya tidak mengalami cedera otot, Anda bisa melakukan beberapa upaya pencegahan, termasuk:
Yang jelas, Anda harus segera memeriksakan diri ke dokter spesialis kedokteran olahraga jika cedera otot yang terjadi tidak kunjung membaik, bahkan disertai dengan kesemutan maupun mati rasa, setelah melakukan beberapa penanganan mandiri. Sebab, bisa saja keluhan yang sedang terjadi memerlukan penanganan medis, yang bila tidak ditangani dengan tepat bisa menyebabkan kerusakan permanen, bahkan membatasi gerak Anda.
Sport Medicine, Injury & Recovery Center (SMIRC) RS Pondok Indah - Bintaro Jaya merupakan pilihan yang tepat bagi Anda untuk menyembuhkan cedera otot yang terjadi. Tidak hanya mendapat penanganan dari dokter spesialis kedokteran olahraga yang kompeten, tenaga kesehatan di SMIRC juga sudah terlatih untuk mengoptimalkan proses pemulihan, sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan Anda.
Cedera otot ringan umumnya bisa sembuh dengan sendirinya dalam waktu beberapa minggu, terutama jika segera diistirahatkan dan diberi kompres dingin. Namun, jika cederanya parah, seperti robekan otot besar, sebaiknya konsultasikan dengan dokter spesialis kedokteran olahraga karena mungkin memerlukan penanganan khusus.
Pada tahap awal cedera otot, hindari memijat area yang terdampak karena dapat memperparah cedera yang dialami. Untuk meredakan nyeri dan pembengkakan yang dialami, terapkan teknik RICE sedini mungkin. Selanjutnya, untuk membantu proses pemulihan, konsultasikan ke dokter spesialis kedokteran olahraga.
Apabila Anda mengalami cedera otot, segera terapkan teknik RICE, yakni rest, ice, compression, dan elevation. Dalam kata lain, segera istirahatkan otot yang cedera, kompres dengan es, angkat bagian tubuh yang cedera, dan hindari aktivitas berat untuk beberapa hari hingga rasa nyeri berkurang atau hilang. Jika nyeri berlanjut atau bahkan bertambah parah, periksakan kondisi Anda ke dokter untuk diagnosis dan perawatan lebih lanjut.
Referensi: