Cegah Stroke Sekarang!

Friday, 18 October 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Cegah stroke dengan melakukan CT scan otak, MRA otak, tes darah, rontgen dada dan EKG, USG arteri karotis, hingga DSA.

Cegah Stroke Sekarang!

Apa Itu Penyakit Stroke

Stroke adalah suatu episode disfungsi neurologis yang terjadi mendadak yang disebabkan sumbatan atau perdarahan pada otak. Stroke menimbulkan gejala klinis berupa defisit neurologis yang menetap (lebih dari 24 jam), bahkan dapat menyebabkan kematian.


Jenis-jenis Stroke


1. Stroke Iskemik

Stroke Istemik adalah stroke yang disebabkan karena suplai darah dan oksigen berkurang di sel otak. Hal ini biasanya disebabkan karena pembuluh darah di otak tersumbat sehingga menghambat aliran darah ke sel-sel otak.


Sumbatan dapat terjadi karena bekuan darah, plak, ataupun penyempitan pembuluh darah tersebut yang dapat diakibatkan oleh beberapa faktor risiko. Beberapa faktor risiko terjadinya stroke istemik adalah hipertensi, diabetes mellitus, tingginya kadar kolesterol, dan gangguan faktor pembekuan darah yang sering dikenal sebagai darah kental


Bekuan darah sering terbentuk dalam arteri. Hal ini biasanya terjadi selama akibat terbentuknya aerotoma yang biasa terjadi pada orang tua. Aerotoma dapat menyebabkan pengerasan pembuluh darah.


Jika aerotoma menjadi tebal, maka dapat memicu darah untuk membeku. Dalam beberapa kasus, gumpalan darah terbentuk di bagian lain dari tubuh, dan kemudian mengalir dalam aliran darah yang disebut embolus.


Contoh yang paling umum adalah gumpalan bekuan darah yang terbentuk di jantung sebagai akibat dari aliran darah turbulen yang abnormal. Hal ini mungkin terjadi dalam kondisi yang disebut atrial fibrillation. Bekuan darah kemudian dibawa dalam aliran darah sampai terjebak dalam arteri di otak dan menimbulkan sumbatan.


2. Stroke Hemoragik

Stroke Hemoragik  (stroke perdarahan) adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak. Darah kemudian masuk ke dalam jaringan otak di dekatnya. Hal ini dapat menyebabkan sel-sel otak yang terkena kehilangan suplai oksigen dan terjadi penekanan pada sel otak sekitarnya sehingga sel otak menjadi rusak atau mati.


Penyebab terjadinya pembuluh darah otak pecah adalah hipertensi atau kelainan pembuluh darah dan gangguan faktor pembekuan darah. Stroke perdarahan ada beberapa macam, seperti perdarahan sub arachnoid, perdarahan intracerebral, perdarahan intracerebellar, perdarahan intravertikel


Jenis-jenis Pemeriksaan Penyakit Stroke

Seorang dokter biasanya dapat mendiagnosis stroke dengan gejala klinis dan tanda-tanda yang terjadi tiba-tiba. Pemeriksaan yang biasa dilakukan antara lain:


1. Computerized Axial Tomography Scan (CT Scan) Otak

Computerized Axial Tomography Scan (CT Scan) otak dilakukan untuk menentukan jenis stroke dan dapat mendeteksi kondisi lain yang mungkin mempunyai gejala seperti stroke misalnya tumor, migrain komplikata, dan lain-lain yang menyebabkan stroke.


2. Magnetic Resonance Angiography (MRA) Otak

Magnetic Resonance Angiography (MRA) otak dilakukan untuk mengetahui apakah ada kelainan pembuluh darah otak yang dapat menyebabkan perdarahan otak seperti aneurisma atau Arteri Vena Malformasi (AVM). Pemeriksaan MRA otak dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya stroke perdarahan. Dengan mengetahui adanya aneurisma atau AVM maka dapat dilakukan tindakan untuk mencegah terjadi pecah pada pembuluh darah tersebut. Selain itu, pemeriksaan MRA otak ditujukan untuk mengetahui apakah ada penyempitan (stenosis) dari pembuluh darah yang dapat merupakan faktor risiko stroke iskemik:


3. Tes Darah

Tes darah untuk memeriksa hal-hal seperti kadar gula darah dan kadar kolesterol, dan faktor pembekuan darah (darah kental) yang merupakan faktor risiko untuk terjadi stroke.


4. Rontgen Dada dan EKG

Rontgen dada dan EKG untuk memeriksa jantung atau paru-paru yang mungkin menjadi faktor risiko terjadi stroke.


5. USG Arteri Karotis

USG arteri karotis di leher untuk memeriksa apakah terdapat ateroma pada arteri.


6. Digital Substraction Angiography (DSA)

Digital Substraction Angiography (DSA) merupakan suatu pemeriksaan untuk menentukan diagnostik dan juga untuk terapi pada kelainan pembuluh darah seperti aneurisma, stenosis, dan Arteri Vena Malformasi (AVM) yang dapat mengakibatkan terjadinya stroke perdarahan dan sumbatan


Gejala-gejala Stroke

Fungsi dari bagian-bagian tubuh yang berbeda dikendalikan oleh bagian otak yang berbeda. Gejala terjadi tiba-tiba dan biasanya mencakup satu atau lebih dari hal-hal berikut:

  • Kelemahan pada ekstremitas (lengan dan kaki) dari salah satu sisi tubuh
  • Terjadi kelumpuhan saraf otak, seperti muka mencong, bicara pelo, sulit menelan, dan kesemutan di sekitar mulut
  • Gangguan keseimbangan, koordinasi, penglihatan, berbicara, komunikasi, dan memori
  • Pusing berputar (vertigo)
  • Kesemutan pada separuh tubuh
  • Sakit kepala hebat dan muntah-muntah yang biasanya terjadi pada stroke perdarahan
  • Penurunan kesadaran (terjadi pada kasus berat)


Pengobatan dan Perawatan Stroke Lebih Lanjut

Perawatan harus disesuaikan dengan kebutuhan setiap individu. Rencana perawatan bergantung pada beberapa faktor seperti tingkat keparahan stroke, penyebab stroke, dan penyakit lainnya yang mungkin ada. Perawatan dapat meliputi:

  • Obat anti-platelet (pengencer darah). Obat antiplatelet biasanya disarankan jika terjadi stroke iskemik (karena bekuan darah). Obat anti-platelet mengurangi kekakuan trombosit. Hal ini membantu untuk mencegah pembekuan darah serta membantu mencegah terjadinya stroke berulang. Aspirin (dosis rendah) adalah obat anti-platelet yang paling umum digunakan saat stroke yang baru terjadi.
  • Obat-obat lain diberikan untuk mengurangi faktor risiko terjadinya stroke, misalnya obat anti hipertensi, obat untuk diabetes mellitus, atau obat untuk kolesterol.
  • Jika Anda memiliki fibrilasi atrium, Anda memiliki peningkatan risiko pembentukan bekuan darah di ruang jantung dan lepas ke otak yang kemudian menyebabkan stroke. Anda harus mengonsumsi betablocker untuk mengatasi atrial fibrilasi tersebut dan anti koagulan untuk membantu mencegah terbentuknya penggumpalan darah.
  • Jika Anda memiliki stenosis karotis (penyempitan salah satu arteri karotis) maka Anda memiliki peningkatan risiko mengalami stroke. Jika penyempitannya parah, Anda mungkin disarankan untuk menjalani operasi untuk menghilangkan ateroma tersebut.
  • Jika Anda mengalami stroke perdarahan dan menggunakan obat anti-koagulan atau anti-platelet maka pengobatan tersebut harus dihentikan.
  • Operasi dapat dilakukan pada kasus stroke perdarahan.
  • Rehabilitasi medis harus segera dilakukan pada penderita stroke untuk mengurangi disabilitas dan mengurangi penyakit penyerta lainnya.


Bagaimana Cara Mencegah Stroke?

Stroke dapat dicegah dengan mengontrol dan mengobati faktor risiko yang dapat  menimbulkan terjadinya stroke seperti:

  • Hipertensi atau tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi terkadang tidak menimbulkan gejala. Oleh karena itu, periksa tekanan darah dengan teratur. Dan bila Anda mempunyai hipertensi maka kita harus minum obat secara teratur untuk mencegah terjadinya kerusakan pembuluh darah yang dapat menyebabkan stroke
  • Kontrol kadar gula dengan teratur, baik dengan diet, olahraga maupun mengonsumsi obat-obatan untuk anti diabetes
  • Berhenti merokok. Bahan kimia dalam tembakau masuk ke aliran darah Anda dan dapat merusak arteri. Jika Anda merokok, berhenti merokok, dapat sangat mengurangi risiko terjadinya stroke
  • Jaga asupan nutrisi agar terhindari dari obesitas
  • Kurang berolahraga. Jika mampu, Anda harus melakukan beberapa aktivitas fisik moderat selama minimal 30 menit, seperti jalan cepat, berenang, bersepeda, menari, berkebun dan sebagainya
  • Jangan minum minuman beralkohol lebih dari batas yang direkomendasikan