By Tim RS Pondok Indah
Cerebral palsy adalah gangguan pada otak yang mempengaruhi gerakan dan koordinasi tubuh, sering terjadi sejak lahir atau masa awal kehidupan.
Otak sebagai pusat dari sistem saraf memegang peran penting pada kehidupan, baik sebagai pusat kemampuan bicara, mendengar, melihat, bergerak, maupun bernapas. Gangguan pada otak, bahkan perkembangan otak, tentu akan memengaruhi kerja saraf.
Cerebral palsy merupakan salah satu kondisi yang menyebabkan adanya gangguan saraf dan otot, termasuk pergerakan seseorang. Kondisi ini juga menyebabkan kecacatan, bahkan bisa memperpendek umur penderitanya. Untuk itu, ketahui informasi seputar cerebral palsy dalam artikel ini.
Cerebral palsy adalah gangguan saraf yang menyebabkan beberapa masalah pada kekuatan otot, pergerakan, maupun postur seseorang. Kondisi ini biasa terjadi karena adanya kerusakan pada struktur otak, yang lebih banyak terjadi sebelum bayi dilahirkan. Namun, anak dengan cerebral palsy atau kelumpuhan otak tidak selalu mengalami gangguan kecerdasan.
Berdasarkan jenis kelainan gerakannya, cerebral palsy dibedakan menjadi 3 jenis utama, yakni spastik (kondisi otot lebih kaku dan mengalami kram), diskinetik (gerakan tubuh yang tidak terkendali), dan campuran keduanya.
Gangguan pada perkembangan otak yang dialami pasien cerebral palsy akan menyebabkan terganggunya tumbuh kembang. Beberapa gejala cerebral palsy akan menyebabkan gangguan pada gerakan, kecerdasan, penglihatan, pendengaran, maupun kemampuan berbicara, tergantung dari bagian otak yang terdampak.
Keparahan gejala cerebral palsy bisa saja ringan, tetapi juga ada yang berat. Gejala-gejala ini akan muncul sebelum usia anak genap 2 tahun dan akan menetap seumur hidup penderitanya. Beberapa gejala cerebral palsy dapat dikelompokkan seperti berikut ini:
Kelumpuhan otak juga akan menyebabkan kerusakan saraf, yang akan menyebabkan:
Gangguan pada otot jelas akan membuat pergerakan serta koordinasi penderita cerebral palsy menjadi terganggu. Berikut ini adalah beberapa contoh bentuk gangguan pergerakan serta koordinasi yang merupakan gejala dari cerebral palsy:
Adanya gangguan pada otot wajah akan menyebabkan anak dengan cerebral palsy mengalami gangguan berbicara (disartria). Selain itu, cerebral palsy pada anak juga akan menyebabkan gangguan makan berupa kesulitan mengisap maupun mengunyah dan gangguan menelan (disfagia), yang akan tampak sebagai ngiler (atau terus-menerus meneteskan air liur).
Segera konsultasikan dengan dokter spesialis anak bila ia menunjukkan gejala cerebral palsy. Meskipun kondisi ini tidak menular maupun memburuk, kerusakan pada otak yang dialami dapat memengaruhi tumbuh kembang anak secara signifikan.
Deteksi dini cerebral palsy sangatlah penting untuk memastikananak mendapat terapi yang tepat, sehingga kualitas hidup anak dapat ditingkatkan.
Baca juga: Skoliosis, Salah Satu Kelainan Struktur Tulang Belakang
Cerebral palsy tidak terjadi karena kesalahan atau kecacatan pada genetik salah satu orang tua saja, melainkan karena kombinasi beberapa faktor. Secara umum, penyebab gangguan perkembangan otak ini dapat dibedakan menjadi faktor yang terjadi selama masa kehamilan, saat persalinan, maupun sesaat setelah bayi dilahirkan.
Berikut ini adalah beberapa penyebab cerebral palsy pada masa kehamilan :
Pemeriksaan kesehatan ibu dan janin selama kehamilan bisa menjadi salah satu langkah pencegahan cerebral palsy. Apabila Anda sedang mengandung, lakukanlah kontrol kehamilan rutin sesuai dengan arahan dokter spesialis kebidanan dan kandungan.
Sedangkan beberapa penyebab cerebral palsy setelah proses persalinan:
Meski tidak bisa dipastikan, karena cerebral pasly terjadi karena gabungan dari beberapa faktor, ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya cerebral palsy. Beberapa faktor risiko cerebral palsu yang dimaksud adalah sebagai berikut ini:
Baca juga: Cara Mengatasi Kelainan Tulang dengan Limb Lengthening & Reconstruction
Umumnya dokter akan mencurigai cerebral palsy saat kontrol tumbuh kembang, sebelum anak genap berusia 1 tahun. Selain memeriksa kondisi kesehatan pasien secara umum, dokter juga akan menilai tumbuh kembang, kemampuan melihat, kemampuan mendengar juga kemampuan berbicara penderita cerebral palsy.
Untuk menegakkan diagnosis, dokter kemudian akan menyarankan beberapa pemeriksaan penunjang, yang meliputi:
Tujuan pengobatan cerebral palsy bukanlah menyembuhkan kondisi ini, melainkan menjaga kualitas hidupnya dan mengusahakan penderitanya dapat menjalani kehidupan senormal mungkin. Oleh sebab itu, seringkali penderita cerebral palsy membutuhkan perawatan seumur hidup.
Untuk meningkatkan kualitas hidup penderita, dokter akan melakukan beberapa terapi cerebral palsy, termasuk fisioterapi, terapi wicara, maupun terapi okupasi.
Selain itu, dokter juga akan meresepkan obat-obatan pelemas otot sebagai penanganan cerebral palsy, tergantung dari luasnya kekakuan otot yang dialami pasien. Bila lokasi kekakuan otot terbatas, suntik botox bisa dilakukan tiap 3 bulan sekali. Sedangkan untuk kekakuan otot yang lebih luas, dokter spesialis anak bisa saja meresepkan baclofen, diazepam, maupun dantrolene.
Operasi untuk penanganan cerebral palsy hanya dilakukan bila kelainan otot menyebabkan gangguan pada tulang maupun keterbatasan gerak. Agar penderita cerebral palsy dapat lebih leluasa bergerak, dokter bisa menyarankan operasi bedah tulang maupun pemotongan salah satu saraf sensorik pada sumsum tulang belakang (selective dorsal rhizotomy atau SDR).
Hasil pengobatan untuk masing-masing penderita cerebral palsy bisa sangat bervariasi, tergantung dari keparahan gejala dan secepat apa kondisi ini terdeteksi serta mendapatkan penanganan.
Umumnya, makin parah gejala dan makin telat penanganan diberikan, kemungkinan kecacatannya makin besar, bahkan harapan hidupnya pun makin buruk. Sedangkan untuk kasus yang terdiagnosis dini dengan gejala ringan sampai sedang, kemungkinan penderitanya untuk menjalani hari-hari yang berkualitas masih mungkin dicapai.
Untuk itu, selalu pantau tumbuh kembang anak dengan melakukan kontrol rutin ke dokter spesialis anak. Di RS Pondok Indah, kami menghadirkan dokter spesialis yang kompeten dengan berbagai fasilitas medis berteknologi terkini dalam memaksimalkan perawatan kesehatan Anda dan orang tersayang, termasuk untuk mendeteksi dan penanganan cerebral palsy.
Cerebral palsy terbagi menjadi 3 jenis utama, yakni:
Masing-masing jenis ini memiliki gejala yang berbeda, namun semuanya disebabkan oleh kerusakan otak yang mempengaruhi perkembangan kemampuan gerak dan postur penderitanya.
Cerebral palsy biasanya bisa terdeteksi dalam 2 tahun pertama kehidupan anak. Gejalanya bisa terlihat sejak bayi mulai menunjukkan keterlambatan perkembangan motorik, seperti kesulitan duduk, merangkak, atau berjalan. Pemeriksaan tumbuh kembang bayi oleh dokter spesialis anak sangatlah penting untuk deteksi dini kondisi ini.
Sayangnya, cerebral palsy ringan tidak dapat sembuh sepenuhnya, tetapi gejalanya bisa dikelola. Terapi fisik, terapi okupasi, dan terapi wicara dapat membantu meningkatkan kualitas hidup penderita. Penanganan yang tepat juga memungkinkan penderita cerebral palsy ringan untuk hidup lebih mandiri dan produktif.
Referensi: