Operasi VATS mengatasi kanker paru dengan memasukkan alat melalui sayatan kecil untuk mengangkat tumor, sehingga lebih minim invasif dibanding bedah terbuka.
Kanker paru merupakan kanker dengan jumlah kematian tertinggi di dunia. Faktor utama risiko kanker paru adalah kebiasaan merokok. Faktor risiko lainnya, seperti lain kerentanan genetik (genetic susceptibility), polusi udara, paparan zat kimia dan radioaktif, serta riwayat tuberkulosis (TB).
Di Indonesia, angka kematian akibat kanker paru cukup tinggi. Hal tersebut disebabkan karena masih kurangnya edukasi dan kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan berkala dan deteksi dini kanker paru.
Batuk berdarah merupakan salah satu gejala kanker paru terbanyak. Namun, biasanya gejala ini baru muncul ketika kanker paru sudah memasuki stadium akhir. Jadi, penting melakukan pemeriksaan kesehatan berkala, apalagi jika sudah memiliki faktor risiko seperti kebiasaan merokok dan berusia di atas 55 tahun.
Penanganan kanker pada stadium awal membuat opsi terapi dapat lebih bervariasi dan meningkatkan chance of survival pada penderitanya.
Dahulu, bedah kanker paru dilakukan dengan sayatan besar (torakotomi) untuk membuka dan memasukkan alat bedah ke rongga dada hingga mencapai organ paru. Tetapi kini, kemajuan teknologi medis sudah mendorong lahirnya metode bedah yang lebih modern. Inovasi teknologi bedah minimal invasive mendorong hadirnya thoracoscopy, yakni bedah toraks dengan sayatan minimal dan dibantu video kamera, Video Assisted Thoracoscopic Surgery (VATS).
Bedah toraks dengan VATS dilakukan dengan memasukkan kamera video kecil dan instrumen bedah melalui lubang yang dibuat di dinding dada. Penggunaan video ini membuka lapang pandang operasi, walau dengan sayatan yang kecil.
Gambar dari kamera akan muncul di monitor yang dapat disaksikan juga oleh tim bedah lainnya. Berbeda dari bedah terbuka, tindakan VATS hanya memerlukan sayatan kecil (sekitar 3-4 sentimeter) Hal ini menjadikan risiko nyeri dan infeksi luka pasca-bedah jauh berkurang.
Teknik bedah dengan VATS sendiri sudah mengalami banyak pengembangan. Awalnya VATS dilakukan dengan membuat 3 lubang, kini seiring perkembangan teknologi, telah hadir uniportal VATS dengan 1 sayatan saja sebagai akses.
Perkembangan teknologi pengolahan gambar dan cahaya penerangan dengan transmisi serat optik, membuat VATS lebih mudah dalam pengoperasian. Dengan memanfaatkan VATS, dokter spesialis bedah toraks, kardiak, dan vaskular dapat melakukan tindakan yang lebih akurat.
Selain thoracoscopy dengan VATS, RS Pondok Indah – Puri Indah juga memiliki teknologi laser yang secara khusus dapat menangani gangguan di paru. Kombinasi insisi dengan VATS dan tindakan menggunakan laser ini dapat memberikan manfaat lebih baik untuk pasien.
Tindakan hanya meninggalkan bekas luka yang minim sehingga pasien dapat pulih lebih cepat.
VATS juga dapat digunakan untuk mengambil sampel tumor perifer kecil untuk keperluan biopsi atau menentukan derajat penyakit. Teknologi VATS memberikan visualisasi organ, saraf, dan kondisi dalam rongga dada dengan lebih baik.
Beberapa penanganan yang dapat dilakukan dengan VATS:
Sebagai metode insisi rongga dada, VATS mulai menjadi acuan dalam diagnostik dan penanganan keganasan kanker dan atau infeksi di paru. Jika kanker ditemukan masih dalam stadium awal, VATS dapat membantu mengangkat sel ganas secara optimal.
Dalam kasus infeksi, VATS mampu mendukung terapi dari dokter spesialis pulmonologi sehingga penanganan dapat dilakukan secara tuntas.
Teknologi medis yang terus berinovasi membuat penanganan masalah kesehatan menjadi lebih nyaman. Dengan meminimalkan sayatan pada dinding dan otot dada, VATS tidak hanya meminimalisir nyeri setelah pembedahan dan risiko infeksi, tetapi juga mempersingkat masa pemulihan dan perawatan pasca-operasi.