Disuria (Nyeri Berkemih), Gejala dari Berbagai Gangguan Saluran Kemih

Friday, 20 September 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Disuria (nyeri berkemih) adalah sensasi nyeri atau rasa terbakar, menyengat, atau gatal pada uretra atau meatus uretra yang berhubungan dengan buang air kecil.

Disuria (Nyeri Berkemih), Gejala dari Berbagai Gangguan Saluran Kemih

Disuria, atau lebih sering dikenal sebagai anyang-anyangan, merupakan gangguan yang ditandai dengan munculnya rasa nyeri saat kencing. Meski lebih sering dialami oleh wanita, anyang-anyangan dapat dialami oleh siapa saja.


Meskipun bukan merupakan sebuah penyakit, keluhan ini merupakan indikator atau penanda adanya masalah kesehatan pada saluran kemih, termasuk infeksi saluran kemih (ISK). Mari simak penjelasan lebih lengkap mengenai disuria, dari gejalanya hingga cara menanganinya, dalam artikel berikut ini.


Mengenal Disuria (Anyang-Anyangan)

Disuria atau anyang-anyangan didefinisikan sebagai sensasi nyeri atau rasa terbakar, menyengat, atau gatal pada uretra atau meatus uretra yang terjadi ketika buang air kecil. Kondisi ini sangat umum dijumpai, bahkan setiap orang pernah mengalami keluhan ini setidaknya sekali dalam seumur hidup. Anyang-anyangan biasanya terjadi ketika urine bersentuhan dengan lapisan mukosa uretra yang meradang atau teriritasi.


Baca juga: Kandung Kemih Sehat, Bebas Infeksi



Gejala Disuria

Gejala disuria yang paling utama adalah rasa nyeri saat buang air kecil (painful urination). Keluhan ini dapat dirasakan saat mulai buang air kecil maupun setelah buang air kecil.

Selain sensasi nyeri saat berkemih, disuria juga bisa menimbulkan gejala-gejala lain, seperti:


  • Sering kencing, tetapi dengan volume urine yang sedikit
  • Buang air kecil tidak tuntas
  • Nyeri di perut bagian bawah
  • Nyeri panggul
  • Demam
  • Urine berbau menyengat


Gejala yang muncul bersama dengan disuria bisa berbeda-beda, tergantung dari penyebab disuria tersebut sendiri. Namun, terlepas dari apa pun gejala penyertanya, Anda harus segera ke dokter bila mengalami gejala di bawah ini:


  • Kencing berdarah
  • Nyeri punggung
  • Nyeri ketika berhubungan intim
  • Keluarnya cairan tidak normal dari alat kelamin


Baca juga: Batu Ginjal Masalah Utama Saluran Kencing


Penyebab Disuria

Penyebab disuria secara umum dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu infeksi dan non-infeksi.


Penyebab Infeksi

Infeksi yang terjadi pada pada sistem urinaria atau saluran kemih, termasuk uretritis (infeksi pada saluran pengeluaran urine), pielonefritis (infeksi ginjal), prostatitis (peradangan kelenjar prostat), vaginitis (peradangan vagina), dan penyakit infeksi menular seksual, dapat menjadi penyebab terjadinya disuria.


Penyebab Non-Infeksi

Sementara diuria juga bisa saja terjadi karena kondisi, selain infeksi, antara lain karena penggunaan produk yang menyebabkan iritasi pada vagina atau uretra, seperti tisu yang kasar serta paparan dengan bahan kimia dalam sabun pencuci wavina.


Selain itu, penyebab disuria non-infeksi juga bisa karena kurang minum air putih, penyakit kulit, adanya benda asing atau batu di saluran kemih, cedera pada saluran kencing, pembesaran prostat jinak, dan tumor. Selain itu, sistitis interstisial, pengaruh obat-obatan tertentu, kelainan anatomi tertentu, menopause, artritis reaktif atau sindrom Reiter, dan vaginitis atrofi juga dapat menyebabkan Anda merasakan anyang-anyangan.


Seseorang yang mengalami anyang-anyangan perlu dicari tau kapan timbulnya keluhan, derajat keparahannya, durasi, dan persistency. Sebab, hasil dari anamnesa ini dapat menentukan diagnosa penyebab disuria. Misalnya, nyeri saat awal berkemih biasanya disebabkan oleh gangguan pada uretra seperti uretritis. Sedangkan nyeri di akhir berkemih disebabkan oleh adanya gangguan pada kandung kemih atau prostat. Kemungkinan penyebab lokal juga perlu diketahui, misalnya iritasi pada vagina atau uretra.


Baca juga: Jangan Sampai Saluran Kemih Terinfeksi


Mengapa Disuria Lebih Sering Terjadi pada Wanita?

Salah satu yang paling sering menyebabkan disuria adalah infeksi saluran kemih (ISK) yang dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan. Meski memang infeksi pada saluran kencing lebih sering dialami oleh perempuan, karena anatomi saluran kencingnya.


Wanita memiliki uretra yang lebih pendek dan lurus dibandingkan pria, sehingga bakteri dapat mencapai kandung kemih dengan lebih mudah. Kondisi ini memungkinkan wanita mengalami infeksi saluran kemih berulang.



Mengapa Disuria Persisten?

Sebagian besar infeksi saluran kemih relatif mudah diobati. Namun, disuria persisten dapat berhubungan dengan:


  • Infeksi saluran kemih pada pria
  • Infeksi saluran kemih complicated
  • ISK sederhana yang tidak diobati dengan tuntas
  • Prostatitis (peradangan pada kelenjar prostat)
  • Kehamilan
  • Status immunocompromised
  • Pemakaian kateter
  • Batu saluran kemih
  • Neurogenic bladder atau gangguan saraf kandung kemih
  • Kelainan anatomis atau fungsional dari saluran kemih
  • Gangguan dasar panggul
  • Overactive bladder atau kandung kemih yang terlalu aktif


Disuria yang berhubungan dengan peningkatan frekuensi berkemih dan nyeri suprapubic (area kandung kemih) tanpa adanya bukti objektif dari infeksi, inflamasi (peradangan), atau penyebab lain, umumnya disebut sebagai urethral pain syndrome (sindroma nyeri uretra).


Baca juga: ISK Pada Ibu Hamil, Umum Ditemui Tapi Dapat Dicegah


Faktor Risiko Disuria

Kondisi lain yang menjadi faktor risiko juga perlu ditanyakan, seperti: 


  • Kehamilan
  • Kemungkinan adanya batu ginjal
  • Riwayat trauma
  • Tumor
  • Riwayat tindakan di bidang urologi, seperti pemasangan kateter
  • Kemungkinan sumbatan pada saluran kemih
  • Sering berganti pasangan seksual, yang meningkatkan risiko terkena penyakit infeksi menular seksual
  • Sering mengonsumsi makanan pedas dan asam serta minuman berkafein dan alkohol
  • Kurang menjaga kebersihan area intim, termasuk mengganti pakaian dalam dan arah membasuh yang salah, sehingga dapat menyebabkan infeksi saluran kemih lebih mudah terjadi


Riwayat lain juga penting untuk digali, seperti adanya demam, tubuh menggigil, nyeri pinggang, mual, muntah, nyeri sendi, urine disertai darah, peningkatan frekuensi berkemih pada siang ataupun malam hari, dan sulit menahan untuk berkemih. 


Baca juga: Gangguan Berkemih pada Geriatri


Diagnosis Disuria

Jika mengalami disuria atau anyang-anyangan, dengan atau tanpa disertai gejala berkemih lainnya, sebaiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter spesialis urologi untuk dievaluasi secara menyeluruh. Dokter akan melakukan pemeriksaan meliputi: 


  • Wawancara/anamnesis terkait keluhan yang dirasakan 
  • Pemeriksaan fisik 
  • Pemeriksaan laboratorium dari urine dan darah 
  • Ultrasonografi atau CT-Scan 
  • Cystoscopy (jika diperlukan) 


Terapi disuria akan dilakukan berdasarkan penyebab yang ditemukan. Penyebab tersering disuria adalah infeksi saluran kemih. Terapi obat-obatan dengan antibiotik dan pereda gejala biasanya sudah cukup untuk mengatasi kasus infeksi yang sederhana.


Namun, jika dicurigai infeksi saluran kemih yang lebih rumit, tentunya memerlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk dapat memberikan tata laksana yang tepat dan sesuai dengan kondisi yang ditemukan. 



Pengobatan Disuria

Sesuai dengan penjelasan di atas, anyang-anyangan dapat disebabkan berbagai hal. Oleh sebab itu, pengobatan disuria akan disesuaikan dengan penyebab atau pemicunya. Berikut ini adalah beberapa bentuk pengobatan yang mungkin diresepkan oleh dokter:


  • Obat antibiotik, untuk kasus anyang-anyangan akibat infeksi bakteri pada saluran kemih, ginjal, kandung kemih, uretra, dan vagina
  • Obat jamur, baik dalam sediaan oral, supositoria, atau krim, untuk mengatasi kasus anyang-anyangan yang disebabkan oleh infeksi jamur
  • Obat antinyeri, termasuk ibuprofen dan paracetamol, untuk meredakan rasa nyeri di area saluran kemih


Pilihan pengobatan dan penanganan terbaik untuk disuria yang Anda alami hanya bisa dipastikan oleh dokter setelah melakukan pemeriksaan langsung. Sebab, obat-obatan yang diberikan oleh dokter perlu disesuaikan dengan riwayat kesehatan serta keparahan kondisi Anda.


Baca juga: Ragam Penanganan Batu Ginjal


FAQ Disuria


Apakah Disuria Berbahaya?

Disuria bisa menjadi tanda infeksi saluran kemih (ISK) atau masalah kesehatan lain, seperti batu ginjal. Meskipun disuria sendiri bukan kondisi yang sangat berbahaya, gejala ini perlu diperhatikan. Jika dibiarkan tanpa penanganan, penyebab disuria bisa berkembang menjadi masalah kesehatan yang lebih serius. Oleh karena itu, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis urologi jika mengalami disuria, terutama jika disertai gejala lain seperti demam atau darah dalam urin.


Kenapa di Akhir Buang Air Kecil Terasa Nyeri?

Nyeri di akhir buang air kecil (disuria) bisa disebabkan oleh infeksi saluran kemih (ISK), yang umum terjadi akibat bakteri yang masuk ke saluran kemih. Penyebab lain bisa termasuk batu ginjal, iritasi pada kandung kemih, atau kondisi medis lainnya. Jika nyeri berlanjut atau disertai gejala lain seperti demam, sebaiknya segera periksa ke dokter untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.


Mengapa Kandung Kemih Sakit?

Kandung kemih bisa terasa sakit karena beberapa alasan, seperti infeksi saluran kemih (ISK), batu kandung kemih, atau peradangan kronis yang disebut sistitis interstisial. Kondisi ini sering disertai dengan gejala seperti sering buang air kecil, sensasi terbakar, dan nyeri di perut bawah. Jika rasa sakit berlanjut, sebaiknya periksa ke dokter untuk diagnosis dan perawatan yang tepat.


Apakah Disuria Akan Hilang dengan Sendirinya?

Disuria, atau rasa sakit saat buang air kecil, bisa hilang sendiri jika penyebabnya ringan, seperti dehidrasi. Namun, jika berlangsung lama atau semakin parah, sebaiknya periksa ke dokter untuk memastikan penyebabnya.


Pada kebanyakan kasus, disuria memang tidak berbahaya. Selain itu, tergantung dari pemicunya, gejala disuria bisa terasa ringan dan bahkan dapat hilang dengan sendirinya seiring berjalannya waktu.

Meskipun demikian, rasa nyeri saat berkemih tidak boleh diabaikan. Supaya tidak berlarut-larut dan mengganggu aktivitas Anda, segera rencanakan janji temu dengan dokter spesialis urologi di RS Pondok Indah. Selain mendapatkan penanganan, dokter juga bisa memberikan saran, termasuk saran mengenai pantangan hingga perubahan gaya hidup untuk mencegah kambuhnya disuria.