Ketahui Gangguan Pendengaran, Penyebab, Jenis, dan Cara Mendeteksinya

By Tim RS Pondok Indah

Wednesday, 26 March 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Gangguan pendengaran adalah kondisi penurunan atau kehilangan kemampuan untuk mendengar suara dengan jelas. Kenali gejalanya agar bisa ditangani sesegera mungkin.

Ketahui Gangguan Pendengaran, Penyebab, Jenis, dan Cara Mendeteksinya

Normalnya, pendengaran terjadi ketika telinga luar menangkap gelombang suara, yang kemudian akan diteruskan melalui telinga tengah hingga mencapai telinga dalam dan menggetarkan gendang telinga. Getaran dalam gendang telinga ini akan mencapai koklea dan diubah menjadi sinyal atau impuls listrik yang diteruskan melalui saraf pendengaran ke pusat pendengaran di otak.


Adanya gangguan pada proses ini akan mengganggu pendengaran. Ketika seseorang yang mengalami gangguan dalam proses pendengaran, suara akan terdengar samar atau sama sekali tidak terdengar. Gangguan pendengaran bisa terjadi pada salah satu atau kedua telinga yang bersifat ringan, sedang, berat, hingga total atau tuli. 


Apa Itu Gangguan Pendengaran?

Pengertian gangguan pendengaran adalah gangguan pada indra pendengaran, yang bisa menyebabkan suara terdengar samar atau tidak terdengar sama sekali (tuli). Gangguan pendengaran lebih sering terjadi pada lansia karena pertambahan usia bisa mengurangi fungsi pendengaran. Namun, kondisi ini juga bisa dialami oleh orang di segala usia, dari bayi hingga orang dewasa.


Gangguan pendengaran yang terjadi pada anak-anak umumnya bisa menimbulkan hambatan dalam tumbuh kembang anak, khususnya kemampuan anak untuk berbicara dan kehidupan sosial si kecil.


Baca juga: Mengenal Tes OAE dan BERA untuk Menghindari Risiko Gangguan Pendengaran Sejak Dini



Gejala Gangguan Pendengaran

Gangguan pendengaran ditandai dengan beberapa gejala berikut ini:


  • Kesulitan mendengar pembicaraan orang lain dengan jelas
  • Sulit memahami perkataan orang lain, khususnya ketika berada di tengah keramaian
  • Sulit mencerna huruf alfabet yang bukan huruf vokal
  • Perlu menaikkan volume televisi atau radio
  • Suara yang terdengar sangat pelan
  • Telinga berdenging (tinnitus)
  • Sering meminta lawan bicara untuk mengulang pembicaraan atau berbicara lebih kencang


Baca juga: Gendang Telinga Berlubang, Perlukah Ditambal?


Penyebab Gangguan Pendengaran

Gangguan pendengaran dapat disebabkan oleh adanya masalah pada bagian telinga dan saraf telinga. Namun, penyebab paling umum gangguan pendengaran adalah penuaan dan paparan suara keras maupun kebisingan yang terjadi dalam waktu lama.


Seseorang bisa saja mengalami gangguan pendengaran sejak lahir (genetik atau bawaan), tetapi sebagian lainnya mengalami gangguan ini karena kondisi kesehatan tertentu.


Jenis Gangguan Pendengaran

Gangguan pendengaran dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan penyebabnya, yaitu:


1. Gangguan pendengaran konduktif

Gangguan pendengaran ini terjadi ketika ada masalah pada telinga bagian luar atau tengah, sehingga terjadi gangguan pada proses menerima maupun penghantaran suara ke bagian telinga dalam. Gangguan telinga jenis ini lebih sering dialami oleh anak-anak. Sebagian kasus gangguan pendengaran konduktif bisa diobati sehingga pendengaran kembali normal.


Hal ini mungkin disebabkan oleh beragam penyebab, seperti:


  • Kotoran telinga yang menumpuk
  • Infeksi telinga
  • Gendang telinga yang robek
  • Cairan di telinga bagian tengah
  • Pertumbuhan tulang abnormal di telinga bagian tengah atau disebut otoskeroris


2. Gangguan pendengaran pemrosesan pendengaran

Gangguan pendengaran ini dikenal dengan auditory processing disorders. gangguan pendengaran jenis ini terjadi ketika otak kesulitan dalam memproses suara yang masuk ke dalam telinga. Akibatnya, penderitanya kesulitan untuk memahami ucapan atau mengetahui sumber suara.


3. Gangguan pendengaran sensorineural

Gangguan pendengaran sensorineural terjadi akibat adanya masalah pada koklea, yakni organ pendengaran di telinga bagian dalam atau saraf pendengaran. Sayangnya, gangguan pendengaran jenis ini bersifat permanen artinya tidak bisa disembuhkan.


Terdapat beberapa kondisi yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran sensorineural, yaitu:


  • Penuaan atau yang dikenal dengan presbikusis
  • Penyakit Meniere
  • Cedera kepala
  • Terpapar suara yang sangat keras terus-menerus
  • Infeksi telinga
  • Penggunaan obat-obatan atau bahan kimia tertentu


4. Gangguan pendengaran campuran

Sesuai namanya, gangguan pendengaran ini terjadi ketika gangguan pendengaran konduktif terjadi bersamaan dengan gangguan pendengaran sensorineural. Kondisi ini merupakan tanda adanya kerusakan di telinga bagian luar, tengah, dan bagian dalam, atau jalur saraf ke otak.


Baca juga: Implan Koklea untuk Pendengaran Lebih Baik


Faktor Risiko Gangguan Pendengaran

Ada banyak faktor risiko yang merusak atau mengakibatkan hilangnya rambut dan sel saraf di telinga bagian dalam, antara lain:


  • Pertambahan usia
  • Suara terlalu keras, seperti tembakan atau suara musik
  • Genetik
  • Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti antibiotik gentamisin, viagra, serta obat-obatan untuk kanker
  • Penyakit tertentu, seperti meningitis


Kapan Harus ke Dokter?

Anda harus segera melakukan konsultasi dengan dokter spesialis THT di RS Pondok Indah cabang terdekat jika mengalami kesulitan atau tidak bisa mendengar pada satu ataupun kedua telinga. Dengan melakukan pemeriksaan sedini mungkin, dokter bisa memberikan pengobatan sesuai penyebabnya.


Baca juga: Jaga Kesehatan Telinga di Usia Produktif



Diagnosis Gangguan Pendengaran

Untuk mendiagnosis gangguan pendengaran, dokter akan menanyakan gejala dan riwayat kesehatan pasien. Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan menggunakan otoskop untuk memeriksa saluran telinga bagian luar hingga gendang telinga. 


Dari hasil pemeriksaan tersebut, dokter bisa menentukan sumber penyebab gangguan telinga, apakah adanya kerusakan pada gendang telinga, sumbatan oleh kotoran telinga, peradangan, juga infeksi yang terjadi di saluran telinga.


Jika pasien diduga menderita pendengaran, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk menegakkan diagnosa, antara lain:


  • Tes garpu tala, untuk memeriksa gangguan pendengaran dan mendeteksi letak kerusakan di telinga
  • Tes audiometri nada murni, untuk mengetahui rentang nada yang bisa didengar
  • Tes timpanometri, untuk memeriksa seberapa baik gendang telinga
  • Tes audiometri ucapan, yakni tes yang dilakukan untuk mengetahui seberapa kecil volume suatu perkataan yang dapat dipahami dan didengar


Pengobatan Gangguan Pendengaran

Pada dasarnya, pengobatan gangguan pendengaran bertujuan untuk mengatasi penyebabnya dan mencegah kerusakan semakin parah. Pengobatan yang diberikan oleh dokter spesialis THT sangat tergantung dengan penyebab utamanya dan seberapa parah gangguan ini terjadi. 


Umumnya, gangguan pendengaran yang disebabkan oleh penumpukan kotoran telinga atau infeksi di telinga luar dan tengah bisa disembuhkan. Namun, gangguan pendengaran yang disebabkan oleh proses penuaan tidak bisa disembuhkan. Pemberian penanganan untuk kasus ini bertujuan hanya untuk membantu pasien beradaptasi dan berkomunikasi dengan cara lain.


Berikut ini adalah beberapa cara mengobati gangguan pendengaran yang akan dokter lakukan:


  • Membersihkan atau mengeluarkan kotoran telinga yang menumpuk di dalam telinga dengan memberikan obat tetes telinga, irigasi telinga, atau menggunakan alat penyedot khusus
  • Meresepkan obat antibiotik untuk mengatasi infeksi telinga dan obat kortikosteroid untuk mengurangi pembengkakan pada sel rambut koklea
  • Melakukan tindakan pembedahan untuk mengatasi infeksi berulang yang menyebabkan cairan ada di dalam telinga
  • Menyarankan penggunaan alat bantu dengar untuk mengatasi gangguan pendengaran yang terjadi pada telinga bagian dalam
  • Pemasangan implan koklea untuk membantu pasien mendengar jika pemasangan alat bantu dengar sudah tidak bisa membantu


Selain itu, dokter mungkin akan mengajarkan dan melatih penggunaan bahasa isyarat atau pembacaan bibir, supaya pasien dan keluarga bisa berkomunikasi.


Baca juga: Jaga Kesehatan Telinga di Usia Produktif


Komplikasi Gangguan Pendengaran

Kehilangan pendengaran dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya. Penderita gangguan ini akan kehilangan rasa percaya diri dan kesulitan untuk berkomunikasi dengan orang lain.


Selain itu, lansia yang mengalami gangguan pendengaran cenderung sering mengalami depresi. Sebab gangguan pendengaran bisa menyebabkan penderitanya merasa asing meski berkumpul dengan orang yang ia kenal.


Gangguan pendengaran yang dialami oleh anak-anak bisa menyebabkan ia kesulitan belajar, sehingga proses tumbuh kembang tidak maksimal.


Gangguan pendengaran yang tidak diatasi sedini mungkin bisa mengurangi kemampuan berpikir dan bersosialisasi. Selain itu, gangguan pendengaran juga bisa menyebabkan Anda terjatuh atau mengalami kecelakaan.


Pencegahan Gangguan Pendengaran

Gangguan pendengaran akibat faktor genetik dan penurunan kemampuan pendengaran akibat penuaan memang tidak bisa dicegah. Namun, gangguan pendengaran akibat penyakit atau kondisi lain masih dapat dicegah.


Guna menjaga kesehatan telinga dan mengurangi risiko terjadinya gangguan pendengaran, ada banyak upaya yang bisa dilakukan, yaitu:


  • Jaga kebersihan telinga
  • Periksakan kemampuan pendengaran setiap tahun
  • Dengarkan musik atau menonton televisi dengan volume suara yang normal, tidak terlalu keras
  • Gunakan pelindung telinga, seperti headphone atau earmuff
  • Tidak lupa menggunakan pelindung telinga saat berburu, latihan menembak, atau mengendarai jet ski
  • Tidak duduk atau berdiri di dekat speaker
  • Menjauh sebentar dari lingkungan yang berisik


Sebagian kasus gangguan pendengaran bersifat sementara dan bisa disembuhkan jika mendapatkan pengobatan sedini mungkin. Namun, gangguan pendengaran terkait usia bersifat permanen sehingga penderitanya sangat membutuhkan alat bantu dengar atau implan koklea agar bisa mendengar dan berkomunikasi dengan orang di sekitarnya.


Jadi, jangan tunda lakukan pemeriksaan ke dokter spesialis THT di RS Pondok Indah cabang terdekat jika Anda mengalami gejala gangguan pendengaran. Melalui pemeriksaan, dokter THT akan memberikan penanganan dan pengobatan sesuai dengan kondisi Anda.


Baca juga: Cari Jadwal Dokter THT Jakarta dan Tangerang



FAQ


Kenapa Telinga Terasa Penuh dan Berdenging?

Telinga yang terasa penuh dan berdenging, atau tinnitus, dapat disebabkan oleh adanya benda asing di dalam telinga, penumpukan kotoran telinga, infeksi, atau peradangan pada telinga. Selain itu, perubahan tekanan udara, seperti saat terbang atau menyelam, juga dapat menyebabkan kondisi ini.


Jika kondisi ini berlangsung lama atau disertai dengan nyeri maupun keluarnya cairan dari telinga, segera konsultasikan dengan dokter spesialis THT untuk memperoleh diagnosis dan perawatan yang tepat.


Apa Penyebab Kerusakan Pendengaran?

Kerusakan pendengaran bisa saja timbul karena berbagai faktor, seperti:


  • Faktor genetik
  • Faktor usia
  • Kelainan bentuk telinga
  • Kerusakan struktur telinga
  • Infeksi telinga
  • Cedera kepala
  • Paparan suara kencang berkepanjangan, seperti pesawat terbang, senjata api, atau kebiasaan mendengarkan musik keras melalui earphone
  • Pengaruh konsumsi obat-obatan yang merusak telinga (ototoksik)


Apa Saja Tingkatan Gangguan Pendengaran?

Gangguan pendengaran dibagi menjadi beberapa tingkatan berdasarkan derajat keparahan.


  • Tingkatan pertama adalah gangguan pendengaran ringan, di mana individu kesulitan mendengar suara lembut atau bicara dalam suasana tenang
  • Tingkatan kedua adalah gangguan pendengaran sedang, di mana pendengaran mulai terganggu dalam situasi bising.
  • Tingkatan ketiga adalah gangguan pendengaran berat, di mana individu sulit mendengar suara keras dan mungkin memerlukan alat bantu dengar.
  • Tingkatan terakhir adalah gangguan pendengaran sangat berat, di mana individu hampir tidak dapat mendengar suara apapun dan membutuhkan bantuan komunikasi alternatif.


Bagaimana Cara Mengidentifikasi Anak dengan Gangguan Pendengaran?

Tes BERA dapat dilakukan pada bayi dan anak untuk mengidentifikasi adanya gangguan pendengaran. Orang tua juga dapat memperhatikan gejala-gejala gangguan pendengaran pada anak, seperti kesulitan dalam merespons suara, terlambat bicara, atau kesulitan mengikuti instruksi sederhana.




Referensi:

  1. Powell DS, Oh ES, et al, Hearing loss and cognition: what we know and where we need to go. Frontiers in aging neuroscience. 2022. (https://www.frontiersin.org/journals/aging-neuroscience/articles/10.3389/fnagi.2021.769405/full). Diakses pada 13 Februari 2025.
  2. National Institute of Health National Institute on Aging. Hearing Loss: A Common Problem for Older Adults. (https://www.nia.nih.gov/health/hearing-and-hearing-loss/hearing-loss-common-problem-older-adults). Direvisi terakhir 19 Januari 2023. Diakses pada 13 Februari 2025.
  3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Gangguan Pendengaran. (https://ayosehat.kemkes.go.id/topik-penyakit/penyakit-organ-indera/gangguan-pendengaran). Diakses pada 13 februari 2025.
  4. National Health Service UK. Hearing loss. (https://www.nhs.uk/conditions/hearing-loss/). Direvisi terakhir 6 Desember 2024. Diakses pada 13 Februari 2025.
  5. Cleveland Clinic. Hearing. (https://my.clevelandclinic.org/health/articles/17054-hearing). Direvisi terakhir 21 Februari 2023. Diakses pada 13 Februari 2025.
  6. Cleveland Clinic. Hearing Loss. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17673-hearing-loss). Direvisi terakhir 24 September 2023. Diakses pada 13 Februari 2025.
  7. Mayo Clinic. Hearing loss. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hearing-loss/symptoms-causes/syc-20373072). Direvisi terakhir 30 Maret 2023. Diakses pada 13 Februari 2025.