Gendang telinga berlubang bisa sembuh tergantung pada ukuran dan lokasi lubang serta penyebabnya. Jika kerusakan sudah permanen, memerlukan intervensi medis.
Gendang telinga pecah atau ruptured eardrum adalah kondisi ketika terdapat lubang atau robekan pada gendang telinga. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh cedera pada telinga atau komplikasi dari infeksi telinga.
Mungkin operasi tambal gendang telinga (timpanoplasti) masih asing bahkan terkesan menakutkan. Padahal prosedur medis ini sebenarnya sangat penting untuk menambal gendang telinga yang berlubang.
Gendang telinga (membran timpani) adalah selaput yang memisahkan bagian telinga luar (warna hijau), dengan bagian telinga dalam (warna merah). Selain sebagai pemisah, gendang telinga berfungsi untuk menyalurkan gelombang suara ke pusat penangkap suara yang disebut dengan koklea (rumah siput).
Bila gendang telinga robek, tidak ada lagi penghalang masuknya kuman. Ketika kuman sampai masuk ke dalam telinga, akan terjadi peradangan pada telinga tengah (otitis media) atau yang lebih dikenal dengan istilah ‘congek’.
Kondisi gendang telinga pecah tidak selalu menyebabkan infeksi. Namun, seseorang yang gendang telinganya pecah memiliki risiko untuk mengalami infeksi atau radang telinga tengah berulang.
Gejala paling nyata saat telinga terinfeksi adalah keluar cairan dari telinga. Cairan tersebut bisa dalam bentuk lendir bening, atau kuning dan berbau seperti nanah. Dalam kondisi seperti ini, dokter spesialis THT akan meresepkan obat-obatan untuk mengatasi infeksi tersebut. Namun, obat-obatan tersebut tidak bisa menyembuhkan gendang telinga yang pecah.
Baca juga: Hindari Risiko Gangguan Pendengaran Sejak Dini
Penyebab gendang telinga pecah umumnya meliputi paparan suara keras, benda asing di telinga, barotrauma, membersihkan telinga secara sembarangan, dan otitis media.
Saat terjadi kerusakan pada organ, tubuh secara alami akan berusaha memperbaikinya. Kondisi serupa juga terjadi pada kasus pecahnya gendang telinga untuk untuk pertama kali, yang mana gendang telinga akan berusaha menutup sendiri.
Bila tidak terinfeksi, biasanya gendang telinga bisa menutup dengan sendirinya. Namun, gendang telinga yang tidak menutup sendiri selama 2 minggu, biasanya menyebabkan gendang telinga berlubang ini menjadi permanen. Lubang pada gendang telinga yang permanen, baik dengan atau tanpa keluarnya cairan dari telinga, memungkinkan terjadinya otitis media berulang setiap kali kuman masuk, baik saat telinga kemasukan air maupun mengorek telinga.
Infeksi berulang akan membuat robekan di gendang telinga semakin besar, serta menurunkan fungsi saraf pendengaran dalam rumah siput akibat adanya infeksi. Selain itu, pengobatan menggunakan antibiotik tetes pada kasus infeksi berulang juga menyebabkan penurunan fungsi saraf pendengaran.
Baca juga: Jaga Kesehatan Telinga di Usia Produktif
Dokter akan menyesuaikan penanganan dengan melihat keparahan kondisi, usia dan aktivitas pasien. Beberapa penanganan yang mungkin dilakukan, antara lain:
Pada anak-anak yang mengalami gendang telinga pecah, tindakan operasi biasanya ditunda hingga lebih dewasa. Sebab liang telinga anak-anak masih dalam proses pertumbuhan, sedangkan luka bekas operasi bisa menjadi jaringan parut yang membuat liang telinga menyempit. Operasi gendang telinga pada anak-anak hanya dilakukan bila terjadi infeksi telinga yang sering berulang.
Pada orang dewasa, terutama dewasa muda, operasi gendang telinga merupakan penanganan yang paling direkomendasikan. Sebab orang dewasa lebih aktif dan mungkin melakukan aktivitas yang berisiko menyebabkan infeksi telinga, seperti masuknya air saat berenang maupun mengorek telinga menggunakan cotton bud ataupun alat pembersih lainnya.
Pada orang lanjut usia, penentuan operasi biasanya tergantung dari aktivitas pasien. Jika masih aktif dan memerlukan komunikasi intens, operasi gendang telinga merupakan penanganan yang disarankan.
Pertimbangan tidak melakukan operasi gendang telinga pada orang lanjut usia biasa dikarenakan kondisi medis yang diderita bisa menjadi penyulit operasi, seperti adanya penyakit gangguan jantung, ginjal, atau diabetes melitus.
Baca juga: Implan Koklea untuk Pendengaran Lebih Baik
Teknik operasi akan disesuaikan dengan ukuran lubang dan frekuensi keluarnya cairan dari saluran telinga. Operasi penambalan gendang telinga berlubang bisa dilakukan menggunakan teknik operasi mikroskopis yang dilakukan langsung dari liang telinga, maupun dengan pembedahan dari belakang liang telinga.
Tujuan utama dilakukannya operasi bisa saja berbeda untuk setiap orang, tetapi umumnya adalah untuk mengembalikan keutuhan gendang telinga sehingga bisa terhindar dari risiko terjadinya infeksi. Sedangkan prosedur perbaikan pendengaran dapat dilakukan pada saat bersamaan, atau setelah operasi timpanoplasti dilakukan.
Setelah operasi, pasien akan terbangun dalam kondisi liang telinga disumbat. Jika operasi dilakukan dari belakang liang telinga, biasanya dokter akan memasang perban elastis. Sedangkan untuk rasa nyeri yang dirasakan setelah operasi biasanya tidak separah nyeri setelah operasi amandel.
Perawatan setelah operasi juga merupakan langkah yang penting dilakukan. Pasien sebaiknya tidak buang ingus terlalu kencang keras setelah operasi, terutama selama masih terpasang sumbatan di liang telinga. Usahakan untuk membuka mulut saat bersin atau batuk, agar tidak meningkatkan tekanan dalam telinga, yang bisa mengganggu penyembuhan gendang telinga yang baru.
Operasi gendang telinga bolong biasanya dipertimbangkan jika:
Setiap tindakan medis tentu memiliki risiko. Namun, perlu dipertimbangkan lagi manfaat dan kerugian dilakukannya tindakan tersebut. Jadi, ketika dokter menyarankan untuk menjalani operasi penambalan gendang telinga berlubang, Anda tidak perlu khawatir. Sebab, dokter pasti telah mempertimbangkan keuntungan yang lebih banyak dibandingkan tidak dilakukan operasi.
Beberapa risiko yang bisa terjadi setelah operasi gendang telinga adalah kebocoran gendang telinga berulang, infeksi, perdarahan, dan vertigo. Meski jarang, operasi gendang telinga berlubang juga bisa menyebabkan muka mencong. Kondisi ini terjadi ketika saraf wajah terdapat dalam gendang telinga terluka dan membengkak, sehingga membuat muka mencong menyerupai penyakit Bell's palsy.
Pada kondisi yang parah, gendang telinga berlubang yang tidak dioperasi akan lebih sering mengeluarkan cairan yang berbau tidak sedap. Selain itu, risiko untuk terjadi gangguan pendengaran, tuli saraf, vertigo, infeksi otak, dan muka mencong akan lebih besar. Sehingga, operasi tambal gendang telinga merupakan tindakan hal wajib untuk dilakukan.
Jadi, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke Dokter Spesialis THT di RS Pondok Indah untuk mendapatkan pemeriksaan serta penanganan terbaik bagi masalah gendang telinga berlubang yang Anda alami.
Gendang telinga berlubang bisa sembuh sendiri dalam beberapa minggu hingga beberapa bulan, terutama jika lubangnya kecil. Namun, penyembuhan tergantung pada penyebab dan ukuran lubang. Jika lubang tidak menutup sendiri atau menyebabkan infeksi berulang, mungkin diperlukan tindakan medis seperti pembedahan untuk memperbaikinya. Selama proses penyembuhan, penting untuk menjaga telinga tetap kering dan menghindari memasukkan benda ke dalam telinga.
Jika gendang telinga berlubang, Anda mungkin merasakan nyeri telinga yang tajam atau tiba-tiba, kehilangan pendengaran sebagian, dering di telinga (tinnitus), serta terkadang keluarnya cairan dari telinga. Beberapa orang juga mengalami pusing atau masalah keseimbangan. Gejala ini bisa bervariasi tergantung pada ukuran dan lokasi lubang di gendang telinga.
Ya, gendang telinga pecah bisa berbahaya jika tidak ditangani dengan benar. Kondisi ini dapat menyebabkan kehilangan pendengaran sementara atau permanen, infeksi telinga tengah, dan masalah keseimbangan.
Gendang telinga bolong tidak boleh menggunakan obat tetes telinga tanpa rekomendasi dokter, karena beberapa jenis obat tetes bisa memperburuk kerusakan atau menyebabkan infeksi. Jika gendang telinga berlubang, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang aman dan tepat.
Jika gendang telinga pecah, hal ini bisa menyebabkan kehilangan pendengaran sementara atau sebagian, tetapi jarang menyebabkan tuli permanen. Pendengaran biasanya membaik setelah gendang telinga sembuh, tetapi jika kerusakannya parah atau tidak sembuh dengan baik, kehilangan pendengaran yang lebih signifikan bisa terjadi. Penting untuk mendapatkan perawatan medis segera untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.