Hidrokel adalah kondisi di mana skrotum atau buah zakar membengkak karena akumulasi cairan, umumnya dapat terjadi pada pria usia berapapun, termasuk anak-anak.
Hidrokel adalah kondisi di mana skrotum atau buah zakar membengkak karena akumulasi cairan. Kondisi ini bisa terjadi pada segala kelompok usia, termasuk anak dan bayi.
Testis atau buah zakar merupakan bagian penting dari sistem reproduksi laki-laki yang dibungkus oleh kantong skrotum dan terletak tepat di bawah pangkal penis. Organ ini berfungsi untuk memproduksi sperma dan hormon testosteron bagi tubuh.
Normalnya, skrotum akan teraba kendur, lembut, dan padat tetapi tidak keras. Hidrokel akan membuat skrotum teraba lunak seperti balon yang berisi air akibat penumpukan cairan di kantung tipis yang menyelimuti buah zakar (testis). Cairan tersebut akan menyebabkan pembengkakan skrotum pada anak, tetapi hidrokel biasanya tidak menimbulkan rasa sakit.
Umumnya, hidrokel pada bayi laki-laki terjadi saat anak baru lahir, terutama bayi prematur dan akan sembuh sendiri saat anak berusia 6 bulan hingga 1 tahun.
Berdasarkan sumber cairannya, hidrokel pada anak dan bayi dapat dibedakan menjadi:
Jenis hidrokel non-komunikan terjadi ketika celah di antara rongga perut dan skrotum (kanal inguinal) menutup, tetapi cairan di dalam skrotum tidak terserap oleh tubuh.
Jenis hidrokel komunikan terjadi ketika kanal inguinal tidak menutup sehingga cairan dari rongga perut terus mengalir ke dalam skrotum dan dapat naik kembali ke perut. Hidrokel komunikan dapat disertai hernia inguinalis.
Baca juga: Kriptorkismus: Testis Tidak Turun pada Bayi, Ketahui Penanganannya!
Gejala hidrokel pada anak dapat ditunjukkan sebagai beberapa gejala berikut:
Ciri-ciri hidrokel pada bayi antara lain:
Salah satu ciri utama hidrokel pada bayi adalah adanya pembengkakan yang terasa lunak di sekitar skrotum atau labia. Pembengkakan ini biasanya transparan dan dapat terlihat lebih jelas saat bayi menangis atau mengejan.
Pembengkakan pada hidrokel cenderung bisa membesar saat bayi aktif atau menangis, namun sering kali akan menyusut kembali saat bayi beristirahat atau tenang.
Hidrokel pada bayi umumnya tidak menimbulkan rasa sakit atau ketidaknyamanan pada bayi. Pembengkakan ini terasa lembut saat disentuh dan tidak menyebabkan ketidaknyamanan pada bayi.
Sebagian besar kasus hidrokel pada bayi akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa bulan pertama kehidupan bayi tanpa perlu intervensi medis. Namun, jika pembengkakan tidak kunjung membaik atau terlihat semakin besar, konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.
Meskipun hidrokel pada bayi umumnya tidak berbahaya, konsultasi dengan dokter penting untuk memastikan diagnosis yang tepat dan memonitor perkembangan kondisi bayi. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mengonfirmasi diagnosis dan memberikan nasihat tentang langkah-langkah selanjutnya yang perlu diambil sesuai dengan kondisi bayi.
Dokter akan melakukan wawancara singkat kepada orangtua terkait kondisi anak dan riwayat kesehatannya, seperti keluhan utama, riwayat kelahiran, riwayat pertumbuhan, ataupun riwayat penyakit dan pengobatan.
Melalui pemeriksaan fisik, dokter akan melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan memeriksa kondisi genital anak, seperti benjolan atau pembengkakan pada skrotum, perubahan tekstur, dan warna skrotum. Benjolan yang ditemukan pada skrotum bisa saja mengindikasikan anak menderita hidrokel maupun hernia. Keduanya dibedakan dengan tes transiluminasi.
Tes transiluminasi dilakukan dengan memberikan cahaya pada skrotum dan melihat apakah terjadi penumpukan cairan (hidrokel) atau pembengkakan disebabkan oleh massa yang padat. Apabila dicurigai hidrokel, dapat dilakukan pemeriksaan lanjutan seperti USG untuk memastikan kondisi skrotum anak.
Baca juga: Kelainan Perkembangan Alat Kelamin Si Kecil
Tatalaksana hidrokel pada anak akan disesuaikan dengan gejala dan kesehatan umum anak. Secara garis besar, berikut adalah pilihan penanganannya:
Meskipun hidrokel bukan merupakan penyakit yang serius dan tidak mengakibatkan kemandulan, hidrokel yang menetap dapat menyebabkan komplikasi seperti infeksi dan tumor yang mempengaruhi produksi sperma.
Baca juga: Mikropenis, Kenali Penyebab dan Penanganannya
Orangtua sebaiknya perlu memeriksa secara berkala kondisi anak yang mengalami hidrokel. Bila didapati salah satu dari kondisi berikut, jangan menunda untuk memeriksakan anak ke dokter spesialis anak maupun dokter spesialis urologi:
Hidrokel pada bayi biasanya bisa hilang dengan sendirinya dalam beberapa bulan hingga setahun tanpa memerlukan tindakan medis. Kondisi ini terjadi akibat penumpukan cairan di sekitar testis dan umumnya tidak berbahaya. Namun, jika hidrokel tidak hilang atau semakin membesar setelah usia satu tahun, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk evaluasi lebih lanjut dan kemungkinan tindakan medis.
Ya, hidrokel pada bayi umumnya bisa sembuh dengan sendirinya tanpa intervensi medis. Kebanyakan kasus hidrokel pada bayi baru lahir akan menghilang dalam waktu satu tahun pertama kehidupan. Hidrokel yang bertahan lebih lama dari itu atau menyebabkan ketidaknyamanan mungkin memerlukan penanganan medis, tetapi prognosisnya tetap sangat baik. Dengan perawatan yang tepat dan pemantauan berkala oleh dokter, bayi dengan hidrokel dapat sembuh sepenuhnya dan tidak mengalami komplikasi jangka panjang. Orang tua tidak perlu khawatir berlebihan, tetapi penting untuk tetap mengikuti saran medis dan memastikan bayi menjalani pemeriksaan rutin untuk memantau perkembangan hidrokel dan kesehatan secara keseluruhan.
Penyakit hidrokel, terutama pada bayi dan anak-anak, seringkali bisa sembuh tanpa operasi seiring waktu karena cairan di sekitar testis biasanya diserap oleh tubuh secara alami. Namun, pada orang dewasa atau jika hidrokel tidak hilang setelah setahun, pengobatan mungkin diperlukan, termasuk operasi jika menimbulkan ketidaknyamanan atau komplikasi. Selalu konsultasikan dengan dokter untuk penanganan yang tepat sesuai kondisi Anda.
Hidrokel harus dioperasi jika tidak hilang setelah satu tahun, menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan, atau jika ukurannya terus bertambah. Pada orang dewasa, operasi juga diperlukan jika hidrokel mengganggu aktivitas sehari-hari atau menimbulkan komplikasi, seperti infeksi atau hernia. Konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi dan keputusan terbaik terkait perlu atau tidaknya operasi.
Hidrokel pada bayi sebaiknya diperiksakan ke dokter spesialis bedah anak, yang dapat mengevaluasi kondisi tersebut dan menentukan apakah perlu dirujuk ke dokter spesialis urologi anak untuk penanganan lebih lanjut. Dokter anak akan memantau perkembangan hidrokel dan memberikan saran terbaik terkait perawatan yang dibutuhkan.