Untuk menjaga hidup berkualitas saat menopause, tetap aktif, makan sehat, cukup tidur, kelola stres, dan jaga hubungan baik dengan keluarga serta teman.
Bagi wanita, menopause dapat menimbulkan ketakutan. Berbagai pikiran tentang gangguan yang mungkin akan dialami kerap membayangi, mulai dari yang bersifat psikologis maupun fisik.
Secara etimologi, menopause berasal dari bahasa Yunani, Meno yang berarti “bulanan” dan Pause yang berarti “berhenti”.
Jadi, yang disebut menopause adalah ketika seorang wanita sudah 12 bulan secara beruntun tidak mengalami menstruasi. Kondisi ini biasanya terjadi pada wanita berusia 45 – 55 tahun. Ada pula wanita yang mengalami sebelum berusia 45 tahun (disebut early menopause).
Hal ini biasanya terjadi karena adanya gangguan lain seperti faktor genetik, pernah menjalani operasi daerah rahim, atau pernah menjalani kemoterapi (radiasi membuat sel telur menjadi rusak).
Pada dasarnya, menopause merupakan kondisi menurunnya hormon-hormon penting pada wanita, yaitu testosteron, progesteron, dan estrogen. Ketika ketiga hormon ini menurun, terjadi beberapa gejala seperti hot-flushes (mudah merasa panas), menurunnya libido, sering merasa lelah, vagina terasa kering, kulit terasa tidak lentur, payudara tidak begitu elastis, mood-swing, migrain, dan untuk jangka panjang berisiko mengalami serangan jantung dan osteoporosis.
Sampai saat ini, sangat sulit memastikan seorang wanita sudah memasuki masa menopause atau belum, atau memprediksi pada usia berapa seorang wanita akan memasuki masa menopause. Pemeriksaan yang masih diandalkan adalah dengan melihat gejala-gejala yang dialami.
Karenanya, bagi wanita yang sudah berusia setidaknya 45 tahun dan mengalami gejala- gejala yang telah disebutkan, sangat dianjurkan untuk memeriksakan kondisi ke dokter setiap enam bulan atau setahun sekali.
Karena merupakan proses alami, menopause tidak dapat ditunda apalagi dihindari. Ketika lahir, setiap wanita memiliki sekitar dua juta folikel, masing-masing satu juta di kiri dan kanan. Folikel ini paling banyak terbuang pada masa pubertas, sekitar belasan ribu setiap bulannya dan di akhir masa pubertas jumlah folikel yang tersisa sekitar 300 – 400 ribu.
Setelah masa pubertas, setiap harinya akan terbuang sekitar 30 - 35 folikel (atau sekitar seribu setiap bulannya). Menopause terjadi ketika folikel di dalam tubuh sudah habis.
Tidak hanya efek negatif, menopause juga memberikan efek positif bagi tubuh wanita. Karena produktivitas di rahim berhenti, maka permasalahan di rahim pun menurun. Pengaruhnya bagi organ kandungan seperti berkurangnya lendir serviks dan otot rahim lebih mengecil serta yang lebih sering adalah masalah kekurangan hormonal.
Gejala-gejala ini dapat dikurangi dengan pemberian hormon replacement therapy (HRT) yang tepat, namun pada penggunaan jangka panjang HRT dapat berdampak pada blood clotting atau risiko kanker.
Wanita yang sudah menopause sebaiknya tetap rutin memeriksakan diri setidaknya sekali dalam setahun untuk melakukan tes, seperti papsmear.
Mempertahankan hidup berkualitas merupakan hal penting. Menopause yang dialami bukanlah berarti penurunan kualitas hidup yang dijalani. Karena menopause merupakan penurunan hormon, untuk mengatasinya, dapat dilakukan hormon replacement therapy.
Ada beberapa jenis terapi, yaitu ditempel, dimasukkan ke vagina, berbentuk pil, atau berbentuk krim.
Penurunan hormon ini berpengaruh pada kehalusan dan kekenyalan kulit, kepadatan tulang, hati, otak, jantung, peredaran darah, penebalan dan penipisan endometrium, dan kontur rahim.
Hormon ini sangat penting dalam masa ovulasi (reproduksi) dan laktasi. Penurunan kadar hormon ini dapat membuat badan terasa berat dan dapat menyebabkan gangguan pendarahan pada rahim.
Penurunan hormon ini berakibat menurunnya hasrat seksual. Menurut penelitian terakhir, mengonsumsi penambah hormon testosteron dalam jumlah kecil dapat meningkatkan kualitas seksual.
Selain itu, dapat dibantu dengan support dari suami (tetap rutin beraktivitas seksual dan memperlama foreplay). Sementara jika terjadi vagina kering, dapat menggunakan krim untuk vagina.
Menopause dapat memengaruhi kualitas hidup dengan gejala seperti hot flashes, perubahan mood, insomnia, dan penurunan gairah seks. Ini bisa memengaruhi keseharian dan hubungan, namun dengan penanganan yang tepat, gejalanya bisa dikontrol.
Wanita yang telah menopause bisa mengalami perubahan psikologis, seperti mudah cemas, depresi, atau perubahan mood. Penurunan hormon dapat memicu stres emosional, tapi dukungan dan penanganan dapat membantu.
Perempuan yang sudah menopause masih bisa terangsang, namun mungkin mengalami perubahan seperti penurunan gairah dan kekeringan vagina. Stimulasi yang tepat dan komunikasi dengan pasangan dapat membantu menjaga keintiman.