Cegah hepatitis A dengan imunisasi dua dosis vaksin. Dosis pertama diberikan sejak usia 1 tahun, dan dosis kedua 6-12 bulan setelahnya untuk perlindungan optimal.
Hepatitis A adalah suatu penyakit infeksi akut pada hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A. Insiden dan prevalensi VHA sangat berhubungan dengan kondisi sanitasi, kualitas penyediaan air minum dan status vaksinasi (aktif dan pasif) dari suatu negara. Data riset kesehataan dasar 2013 dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI didapatkan bahwa angka prevalensi hepatitis A adalah sebesar 19,3 persen.
Dibandingkan semua jenis hepatitis yang lain, hepatitis A merupakan kondisi yang paling mudah menular. Beruntungnya, ada beberapa upaya yang bisa Anda lakukan untuk mencegah infeksi virus hepatitis A dan penularannya pada diri sendiri dan orang terkasih.
Virus Hepatitis A adalah suatu virus ribonucleic acid (RNA) dari famili picornaviridae yang berbentuk icosahedral dengan ukuran rata-rata 28 nm. Virus ini pertama sekali diisolasi oleh Purcell tahun 1973. VHA dapat bertahan hidup selama bertahun-tahun. Merebus air sampai mendidih adalah cara yang efektif untuk membunuh virus ini.
Infeksi virus hepatitis A dapat menyebabkan peradangan pada organ hati. Pada kebanyakan kasus, peradangan hati akibat infeksi hepatitis A seringkali tidak menunjukkan gejala hepatitis hingga kondisinya lumayan parah. Tidak hanya demikian, serangan VHA tidak dapat diobati (self-limiting disease). Secara umum, dokter spesialis penyakit dalam hanya akan memberikan penanganan untuk meringankan keluhan atau membuat penderitanya merasa nyaman.
Pada kebanyakan kasus, pasien dapat sembuh dengan istirahat. Dokter umumnya akan menganjurkan pasien untuk tidak bekerja sampai warna kuning pada tubuh berkurang atau menghilang, dan nafsu makan kembali normal. Akan tetapi, pada kasus yang parah atau terlambat ditangani, infeksi virus hepatitis A berpotensi menyebabkan komplikasi serius, seperti kerusakan hati.
Baca juga: Pentingnya Vaksinasi bagi Orang Dewasa
Penularan virus hepatitis A umumnya terjadi melalui rute fekal-oral, atau dengan mengonsumsi makanan maupun minuman yang telah terkontaminasi virus ini. Penyebaran penyakit ini mungkin terjadi bila pasien yang terjangkit penyakit hepatitis A tidak mencuci tangannya dengan bersih setelah buang air besar lalu menyentuh minuman atau makanan, atau alat tertentu lalu menyentuh mulut orang lain.
Berikut ini adalah beberapa metode penularan virus hepatitis A:
Tidak hanya demikian, virus hepatitis A juga dapat menyebar melalui sumber air yang terkontaminasi dengan feses yang terinfeksi. Virus ini masih terdeteksi dalam air enam bulan setelah kontaminasi terjadi. Oleh sebab itu, risiko infeksi hepatitis A lebih tinggi bagi orang yang tinggal di daerah dengan standar sanitasi yang buruk.
Baca juga: Tes Fungsi Hati, Langkah Awal Menentukan Kesehatan Hati
Virus hepatitis A merupakan jenis hepatitis yang paling mudah menular. Namun, jangan khawatir, karena Anda bisa menerapkan langkah-langkah berikut ini sebagai upaya pencegahan Hepatitis A:
Baca juga: Mengenal Kelainan Hati Dari Hepatitis Sampai Kanker Hati
Vaksinasi merupakan salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyakit hepatitis A. Vaksin hepatitis A yang diberikan dengan suntikan akan bekerja dengan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk membentuk antibodi yang melindungi dari infeksi HAV.
Efektivitas vaksin ini juga terbilang sangat tinggi, yakni mencapai 94–100% setelah dua dosis lengkap. Tidak hanya demikian, perlindungan vaksin ini dapat bertahan hingga 20-25 tahun atau lebih. Oleh sebab itu, vaksinasi dianggap sebagai langkah utama pencegahan hepatitis A.
Baca juga: Jenis-jenis Vaksin Anak untuk Kesehatan Si Buah Hati
Pemberian vaksin hepatitis A dianjurkan untuk semua orang. Namun, beberapa kelompok individu yang diutamakan untuk mendapatkan vaksin hepatitis A mencakup:
Sebelum menerima vaksin, informasikan kepada dokter spesialis penyakit dalam jika Anda atau anak Anda memiliki kondisi medis tertentu, alergi, atau sedang dalam pengobatan. Dengan begitu, dokter dapat menentukan apakah vaksin aman dan tepat untuk Anda.
Baca juga: Anak Terlambat Vaksinasi, Apakah Harus Mengulang?
Vaksin hepatitis A diberikan dalam dua dosis, yakni:
Mengingat hepatitis A merupakan jenis hepatitis yang paling mudah menular, tentunya akan lebih baik jika Anda menerapkan upaya pencegahan kondisi ini. Selain menjalani pola hidup sehat dan menjaga kebersihan, pemberian vaksin hepatitis A sangatlah penting untuk mencegah kondisi peradangan pada hati ini.
Tidak ada salahnya berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam mengenai status vaksin maupun perlunya vaksin hepatitis bagi kondisi Anda.
Baca juga: Imunisasi: Investasi Kesehatan Jangka Panjang
Suntikan vaksin Hepatitis A umumnya dilakukan pada otot lengan atas (otot deltoid) pada orang dewasa dan anak-anak. Untuk bayi atau anak kecil, vaksin hepatitis A biasanya disuntikkan di paha.
Pemberian vaksin hepatitis A dapat dilakukan di RS Pondok Indah. Anda bisa mengonsultasikan status vaksin hepatitis A Anda dengan dokter spesialis penyakit dalam terlebih dahulu.
Di Indonesia, imunisasi hepatitis A merupakan salah satu vaksin yang wajib diberikan, terutama pada anak-anak, pekerja di bidang makanan, dan mereka yang berisiko tinggi terpapar virus Hepatitis A. Vaksin ini merupakan salah satu upaya pencegahan primer melawan infeksi virus hepatitis A.
Jika Anda belum pernah mendapatkan vaksin hepatitis A atau baru saja mengalami kontak langsung dengan orang yang sakit hepatitis A, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter spesialis penyakit dalam untuk melengkapi vaksinasi.
Vaksin Hepatitis A harus diulang menjadi dua dosis agar perlindungannya optimal. Pada anak-anak, dosis pertama diberikan di usia satu tahun atau lebih, dan dosis kedua (booster) diberikan 6 hingga 12 bulan setelahnya. Setelah menerima kedua dosis ini, perlindungan terhadap virus Hepatitis A dapat bertahan jangka panjang.
Vaksin Hepatitis A tidak sepenuhnya berlaku seumur hidup. Namun, setelah menerima dua dosis lengkap, perlindungan vaksin ini dapat bertahan hingga 20-25 tahun atau lebih. Orang dewasa disarankan berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam untuk menentukan apakah dirinya membutuhkan pengulangan atau booster vaksin hepatitis A.
Vaksinasi Hepatitis A dianjurkan untuk orang dewasa, terutama bagi mereka yang belum pernah mendapat vaksin ini sebelumnya. Selain itu, pengulangan vaksin hepatitis A juga dianjurkan bagi orang dewasa yang berisiko tinggi terpapar virus hepatitis A, seperti: