Implan gigi adalah sekrup titanium yang ditanam di tulang rahang untuk menggantikan akar gigi yang hilang, dengan mahkota gigi buatan dipasang di atasnya.
Bagi kalangan lanjut usia, kondisi kesehatan gigi memang semakin rentan terutama jika mengalami kehilangan gigi. Tidak hanya mengganggu fungsi kunyah, kondisi ini dapat menimbulkan rasa yang tidak nyaman dalam aktivitas sehari-hari.
Secara umum, kehilangan gigi memiliki beragam dampak:
Fungsi kunyah berkurang, sehingga memberikan kesempatan pada sisa makanan untuk menempel di tempat gigi yang hilang.
Karies pada gigi meningkat, sehingga dapat menyebabkan gigi di sekitarnya berlubang akibat bakteri dari sisa-sisa makanan.
Khususnya untuk lansia, volume tulang akan semakin berkurang yang mengakibatkan gigi yang masih ada dapat bergerak dan terlihat renggang.
Implan gigi telah menjadi solusi populer dan efektif terutama para lansia yang kehilangan satu atau lebih gigi. Teknologi ini menawarkan hasil yang tampak alami dan tahan lama, menjadikannya pilihan utama bagi banyak orang yang ingin mengembalikan fungsi dan estetika mulut mereka.
Implan gigi adalah perangkat medis berupa sekrup titanium yang ditanamkan ke dalam tulang rahang untuk menggantikan akar gigi yang hilang. Setelah implan ini menyatu dengan tulang rahang melalui proses yang disebut osseointegrasi, mahkota gigi buatan kemudian dipasang di atasnya. Hasil akhirnya adalah gigi pengganti yang terlihat dan berfungsi seperti gigi asli.
Proses pemasangan implan gigi terdiri dari beberapa tahap:
Langkah pertama adalah konsultasi dengan dokter gigi atau spesialis bedah mulut. Pemeriksaan dan pencitraan, seperti rontgen atau CT scan, dilakukan untuk menilai kondisi tulang rahang dan menentukan lokasi terbaik untuk implan.
Pada tahap ini, implan titanium dipasang ke dalam tulang rahang. Proses ini dilakukan dengan anestesi lokal untuk menghindari rasa sakit. Setelah pemasangan, diperlukan waktu beberapa bulan agar implan menyatu dengan tulang rahang.
Setelah implan menyatu dengan tulang, abutment (komponen yang menghubungkan implan dengan mahkota gigi) dipasang. Prosedur ini biasanya dilakukan dengan anestesi lokal.
Tahap terakhir adalah pemasangan mahkota gigi buatan yang dibuat khusus agar sesuai dengan gigi alami Anda. Mahkota ini dipasang di atas abutment, memberikan hasil akhir yang estetis dan fungsional.
Terdapat dua bahan yang umum digunakan untuk implan gigi: titanium dan zirkoni, keduanya memiliki kelebihan kekurangan, sebagai berikut:
Bersifat kuat dan tidak berkarat, bahkan sangat jarang menimbulkan reaksi alergi pada tubuh.
Tidak jauh berbeda dengan titanium, tapi karena warnanya yang putih seperti porselen maka lebih sering digunakan untuk gigi depan atau gigi anterior.
Implan gigi menawarkan berbagai keuntungan dibandingkan dengan solusi gigi palsu lainnya:
Implan gigi terlihat dan berfungsi seperti gigi asli, memungkinkan Anda untuk makan, berbicara, dan tersenyum dengan percaya diri.
Dengan perawatan yang baik, implan gigi dapat bertahan seumur hidup, menjadikannya investasi jangka panjang dalam kesehatan mulut Anda.
Implan membantu mencegah kehilangan tulang rahang yang sering terjadi setelah gigi hilang, karena implan merangsang pertumbuhan tulang seperti akar gigi alami.
Berbeda dengan jembatan gigi, implan tidak memerlukan pengikisan gigi sehat di sekitarnya, menjaga kesehatan gigi lainnya.
Gigi tiruan memang dapat menjadi pilihan pasien yang kehilangan gigi, tapi sisi negatifnya adalah dalam jangka waktu satu hingga dua tahun akan diperlukan penyesuaian kembali. Hal ini disebabkan gusi dan tulang yang dijadikan sebagai penunjang gigi tiruan akan mengalami perubahan.
Bahkan untuk gigi tiruan removable atau yang bersifat permanen seperti bridge dan crowne, pasien diharuskan mengorbankan gigi yang masih ada dan sehat. Gigi tiruan butuh berpegang pada gigi yang masih kuat, sehingga efek ke depannya gigi sehat ini akan mendapat tekanan yang berlipat ganda.
Selain menerima tekanan kunyah dari fungsi aslinya, ditambah lagi dengan tekanan dari gigi tiruan yang dipasang.
Hal berbeda akan terjadi jika lansia memilih implan gigi. Pada opsi ini, pasien tidak perlu mengorbankan gigi sehatnya. Tak sekadar menggantikan gigi yang hilang, implan gigi dirancang untuk bertahan selama mungkin dan menggantikan fungsi akar gigi yang tertanam kuat.
Sehingga, implan gigi ini dapat dikategorikan sebagai salah satu investasi yang baik untuk mereka yang kehilangan gigi, terutama bagi para lansia.
Aman atau tidaknya tindakan implan gigi pada lansia menjadi suatu hal yang relatif. Pada dasarnya, risiko pemasangan implan gigi sama seperti pencabutan gigi dilihat dari kondisi pasien secara umum serta riwayat sistemik jika ada. Secara jangka panjang, implan gigi tidak akan menimbulkan reaksi seperti alergi dan lainnya.
Sebelum melakukan pemasangan implan, ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan oleh pasien. Skrining kondisi tulang dengan pemeriksaan panoramik standar atau CBCT (Cone Beam Computed Tomography).
Pemeriksaan tiga dimensi ini akan mempermudah dokter gigi spesialis bedah mulut dalam menilai volume tulang rahang pasien, yang nantinya menjadi panduan dalam melakukan operasi.
Kondisi kesehatan pasien secara menyeluruh. Selain cek darah, pasien akandilihat riwayat sistemiknya. Jika memiliki riwayat jantung, diabetes melitus, dan lainnya, dokter gigi spesialis bedah mulut akan meminta toleransi tindakan kepada dokter yang pernah menangani pasien.
Setelah pemasangan implan, ada proses yang dinamakan osseointegrasi (pelekatan tulang dengan implan gigi). Proses ini memerlukan waktu sekitar tiga bulan agar implan dapat beradaptasi dengan tubuh pasien.
Selama periode ini, pasien akan diminta untuk menghindari beberapa hal yang dapat mengganggu proses penyembuhan, seperti merokok, mengonsumsi alkohol, terkena makanan yang panas, dan lainnya. Pemasangan ‘mahkota’ pada implan baru dilakukan setelah periode ini.
Secara umum, tidak ada perawatan khusus yang diperlukan setelah seluruh proses implan gigi selesai dilakukan. Pasien hanya butuh menjaga kesehatan mulut dan gigi, serta rutin memeriksakan gigi ke dokter gigi.
Prosedur implan gigi membutuhkan waktu dan tahapan yang rinci serta terencana. Tahap awal dimulai dari berkonsultasi dengan dokter gigi spesialis prostodonsia untuk pemeriksaan klinis, pencetakan rahang sebagai simulasi, dan implant surgical guide stents, hingga memantau proses integrasi implan dengan tulang sedikitnya 3-4 bulan.
Tindakan implan gigi memilliki tingkat kesulitan yang bervariasi karena setiap orang memiliki karakteristik tulang rahang yang berbeda-beda. Namun, selama ketebalannya memadai, implan dapat dilakukan di semua regio gigi.
Jika ketebalan tulang dinilai kurang, maka dapat dilakukan penebalan tulang (bone grafting) terlebih dahulu sebelum pemasangan implan, agar tidak mengganggu kontur rongga mulut dan organ lain dalam mulut.
Tindakan implan gigi dapat dilakukan pada kalangan usia muda hingga usia lanjut selama memenuhi syarat usia dan kualitas kesehatan tulang rahang. Tindakan implan gigi sebaiknya dilakukan pada pasien yang sudah melewati masa pubertas, berusia lebih dari 18 tahun, dengan asumsi pertumbuhan tulang rahang dan gigi sudah optimal.
Tindakan ini juga aman dilakukan oleh orang berusia lanjut, meski membutuhkan masa pemulihan yang lebih lama untuk mencapai osteo-integrasi.
Ada juga beberapa kondisi pasien yang dapat menjalani tindakan implan gigi, tetapi memerlukan syarat tersendiri. Pasien yang menjalani terapi radiasi/kemoterapi, salah satunya. Proses pemasangan implan sebaiknya menunggu efek radiasi pada tubuh pasien hilang.
Menunggu efek radiasi pada tubuh pasien hilang, sedikitnya menunggu 6 bulan setelah terapi terakhir. Efek radiasi umumnya menyebabkan kualitas tulang menurun karena pembuluh darah yang mengaliri darah ke tulang menyempit.
Sementara pada pasien yang sudah memiliki implan dan harus menjalani terapi radiasi, implan tidak perlu dilepas karena sudah terjadi proses osteointegrasi dan dianggap seperti gigi asli.
Didukung pemeriksaan komprehensif dan penanganan oleh tim dokter gigi spesialis yang andal, tindakan implan gigi aman dilakukan, dapat bertahan dalam jangka panjang, dan nyaman digunakan. Jadi, tak perlu ragu lagi menjalani tindakan implan gigi untuk mengganti gigi yang hilang, ya.
Risiko implan gigi meliputi infeksi, nyeri, pembengkakan, kerusakan saraf, dan sinus jika implan dekat rongga hidung. Meski jarang, implan juga bisa gagal menyatu dengan tulang. Pastikan prosedur dilakukan oleh profesional dan ikuti instruksi perawatan untuk meminimalkan risiko.
Implan gigi bisa bertahan 10-15 tahun atau bahkan seumur hidup dengan perawatan yang baik. Faktor seperti kebersihan mulut, gaya hidup, dan kesehatan tulang memengaruhi daya tahannya.
Implan gigi ditanam di tulang rahang sebagai pengganti akar gigi, sehingga lebih permanen dan stabil. Sementara gigi palsu adalah prostetik lepasan yang hanya menempel pada gusi, sering kali kurang stabil dan perlu perawatan khusus. Implan cocok untuk jangka panjang, sedangkan gigi palsu lebih fleksibel.
Implan gigi terlihat alami, kuat, dan tidak mudah lepas, karena tertanam di tulang rahang. Kelebihannya termasuk daya tahan tinggi, mendukung struktur wajah, dan menjaga kesehatan tulang.