Implan koklea berfungsi mengganti kerusakan koklea akibat gangguan pendengaran sensorineural (tuli saraf) sehingga bisa mendengar optimal seperti suara asli.
Koklea atau rumah siput adalah bagian telinga dalam yang berfungsi untuk menerima getaran suara dari gendang telinga dan tulang pendengaran, lalu mengubahnya menjadi impuls listrik yang akan dikirim ke otak. Setelah itu, otak akan mengartikan impuls listrik tersebut menjadi suara yang kita pahami. Dengan kata lain, koklea memiliki peran yang sangat penting dalam proses pendengaran.
Kehadiran implan koklea memberi harapan bagi pasien yang mengalami gangguan pendengaran sedang-berat hingga sangat berat. Prosedur ini akan memudahkan mereka untuk memahami suara maupun pembicaraan yang sedang berlangsung, ketika alat bantu dengar tidak lagi efektif.
Implan koklea atau cochlear implant adalah prosedur medis yang melibatkan pemasangan alat elektronik khusus untuk membantu penderita gangguan pendengaran parah atau kehilangan pendengaran agar dapat mendengar.
Perangkat medis yang dipasang berfungsi untuk menggantikan fungsi koklea pada dengan cara mengirimkan sinyal suara langsung ke saraf pendengaran. Dengan begitu, prosedur ini dapat membantu mereka yang mengalami gangguan pendengaran akibat kerusakan koklea untuk mendengar suara di sekitar mereka.
Baca juga: Jaga Kesehatan Telinga di Usia Produktif
Penggunaan alat bantu dengar (ABD) konvensional memang bisa bermanfaat bagi penderita gangguan pendengaran. Alat ini bertindak sebagai pengeras suara yang dipasang di saluran telinga. ABD bekerja seperti mikrofon sekaligus speaker yang akan menangkap suara dari lingkungan, lalu meningkatkan volume suara tersebut. Suara dengan volume yang lebih keras tersebut akan ditangkap oleh gendang telinga dan dialirkan melalui tulang pendengaran ke dalam rumah siput.
Namun, ABD hanya bisa menangkap dan membesarkan suara hingga batas tertentu. Umumnya, batas volume yang bisa dihasilkan oleh ABD adalah 120 dB. Di sisi lain, alat ini hanya bisa menangkap suara dengan volume maksimal 80 dB, yang setara dengan suara sirene polisi atau alat vakum elektrik. Kapasitas ini efektif untuk gangguan pendengaran berat, tetapi tidak untuk gangguan pendengaran sangat berat atau tuli total yang ambang dengarnya di atas 90 dB.
Jika dibandingkan dengan ABD, implan koklea juga memiliki mikrofon untuk menangkap suara. Bedanya, suara itu langsung diubah menjadi impuls listrik oleh prosesor. Setelah itu, impuls listrik ini langsung dibawa ke rumah siput (koklea) melalui kabel halus (elektroda) sehingga bisa diteruskan ke otak.
Jadi, implan koklea tidak lagi memanfaatkan hantaran suara dari gendang telinga ke rumah siput, tetapi secara langsung menggantikan fungsi dari rumah siput yang rusak.
Baca juga: Gendang Telinga Berlubang, Perlukah Ditambal?
Sebelumnya perlu diketahui bahwa perangkat implan koklea terdiri dari 2 unit, yaitu unit dalam (elektroda) yang permanen dan unit luar (mikrofon, prosesor, dan koil) yang bisa dilepas-pasang dari telinga. Dalam pemasangan implan koklea, ada beberapa tindakan yang dilakukan. Pasien akan mendapat bius total agar tertidur dan tidak merasakan nyeri selama prosedur dilakukan.
Untuk memasang elektroda, dokter akan membuat irisan kecil pada kulit di belakang telinga. Selanjutnya, dokter akan melakukan pengeboran tulang mastoid yang terletak di belakang telinga. Tindakan ini dilakukan untuk membentuk saluran elektroda yang akan mencapai ke dalam koklea.
Setelah implan koklea bagian dalam terpasang, irisan di kulit akan dijahit menggunakan benang yang tidak perlu dilepas. Luka bekas operasi umumnya hanya berupa garis halus sekitar 3–5 cm di belakang telinga. Luka ini juga akan pulih dalam waktu 1 minggu setelah operasi.
Untuk perangkat luar, koil yang menghantarkan impuls listrik ke elektroda akan menempel di belakang telinga dengan bantuan magnet yang sudah ditanam di bawah kulit. Koil ini juga terhubung dengan mikrofon dan prosesor yang akan menghasilkan impuls listrik.
Setelah implan terpasang sempurna, perangkat luar memerlukan pengaturan dan tuning suara. Proses ini disebut dengan istilah mapping dan bertujuan untuk menyetel kekuatan pada setiap frekuensi pendengaran, demi mendapatkan intensitas suara yang nyaman bagi pengguna.
Baca juga: Mengenal Tes OAE dan BERA untuk Menghindari Risiko Gangguan Pendengaran Sejak Dini
Implan koklea dapat membawa banyak manfaat, di antaranya:
Baca juga: Cari Jadwal Dokter THT Jakarta dan Tangerang
Meskipun ada risikonya, operasi implan koklea merupakan jenis operasi yang aman dan jarang menyebabkan komplikasi. Jika muncul, komplikasi dapat berupa perdarahan, bengkak, pusing atau vertigo, rasa kebas atau baal pada area telinga, perubahan rasa pengecap, mulut kering, gangguan gerak wajah akibat cedera pada saraf wajah, infeksi pada area operasi, infeksi selaput otak (meningitis), atau kebocoran cairan spinal. Risiko lain yang bisa terjadi adalah efek samping dari obat bius total.
Implan yang mengalami komplikasi infeksi harus segera dilepas. Namun, komplikasi ini jarang sekali terjadi alias kurang dari 1% dari seluruh pemasangan implan koklea. Selain itu, langkah pencegahan juga akan dilakukan sebelum operasi untuk mengurangi risiko terjadinya komplikasi.
Langkah-langkah yang dilakukan antara lain CT-scan, MRI, vaksinasi meningitis, serta pemeriksaan laboratorium secara menyeluruh.
Implan koklea yang terpasang di bawah kulit dapat berfungsi seumur hidup. Sementara itu, prosesor dan mikrofon yang berada di perangkat luar dapat diganti sesuai kebutuhan dan perkembangan teknologi medis. Misalnya, saat ini sudah ada teknologi dual microphone yang dapat menangkap suara dengan lebih jernih meski di tempat bising. Bahkan, mulai muncul implan koklea dengan teknologi bluetooth yang bisa dihubungkan ke berbagai perangkat, seperti handphone atau TV.
Dalam penggunaan sehari-hari, implan koklea tidak membutuhkan perlakuan khusus yang menyita banyak waktu maupun perhatian penggunanya. Namun, semakin aktif seseorang, kekuatan magnet untuk menempelkan unit luar perlu disesuaikan agar tidak terlepas ketika beraktivitas.
Pengguna juga tetap bisa beraktivitas normal seperti bepergian dengan pesawat. Implan koklea merupakan alat elektronik berbahan metal khusus yang aman untuk dipakai setiap saat, termasuk saat pemeriksaan medis menggunakan mesin X-ray maupun magnetic resonance imaging (MRI) dengan kekuatan 1.5 tesla atau lebih sekalipun.
Seperti perangkat elektronik umumnya, alat elektronik ini juga bisa rusak jika tidak dirawat dengan baik. Oleh karena itu, sebaiknya jangan melempar atau membanting perangkat implan koklea Anda. Perangkat implan koklea juga tidak boleh terkena air. Meski demikian, saat ini sudah ada unit luar yang dirancang anti-air atau aksesoris yang memungkinkan alat tersebut dikenakan sembari mandi atau berenang.
Pemasangan implan koklea memang bisa menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan mendengar dan berkomunikasi pada pasien gangguan pendengaran. Namun, pertimbangan pemasangan implan koklea harus didahului dengan pemeriksaan kesehatan dan tes pendengaran oleh dokter spesialis THT.
RS Pondok Indah menyediakan layanan terbaik untuk kesehatan Anda, dengan diawasi langsung oleh dokter spesialis berpengalaman. Jadi, apabila Anda mengalami gangguan pendengaran, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis THT di RS Pondok Indah cabang terdekat dan dapatkan penanganan yang sesuai untuk kondisi Anda!
Implan koklea bisa menjadi solusi baik untuk orang dengan gangguan pendengaran berat dan tidak bisa menggunakan alat bantu dengar konvensional. Hal ini dikarenakan implan koklea mengirimkan sinyal suara langsung ke saraf pendengaran tanpa perlu melewati bagian telinga yang rusak. Di sisi lain, alat bantu dengar konvensional hanya mampu memperkuat sinyal suara, sehingga hanya efektif jika saraf pendengaran pasien masih berfungsi cukup baik.
Implan koklea tidak sepenuhnya memulihkan pendengaran seperti semula. Akan tetapi, implan koklea dapat membantu mereka yang mengalami gangguan pendengaran berat secara signifikan.
Setelah prosedur pemasangan implan koklea, pasien biasanya akan menjalani waktu pemulihan sekitar 2-4 minggu sebelum implan diaktifkan. Saat diaktifkan, pasien memerlukan waktu adaptasi dan latihan mendengar dengan perangkat untuk mencapai hasil optimal. Konsultasikan dengan dokter spesialis THT untuk memastikan proses pemulihan Anda setelah prosedur ini berjalan dengan baik.