Mengenal Inseminasi Buatan, Salah Satu Metode Program Hamil

By Tim RS Pondok Indah

Monday, 28 October 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Inseminasi buatan adalah salah satu metode penanganan infertilitas yang dilakukan dengan cara menyuntikkan sperma langsung ke dalam rahim. Simak selengkapnya!

Mengenal Inseminasi Buatan, Salah Satu Metode Program Hamil

Kehamilan terjadi saat sel telur dibuahi oleh sel sperma. Berbagai upaya dilakukan oleh sepasang suami istri untuk mendapatkan keturunan, baik dengan cara alami maupun dengan bantuan tenaga medis, bahkan bantuan teknologi. 


Inseminasi buatan merupakan salah satu metode program hamil yang dapat disarankan oleh dokter kandungan, tergantung dari kondisi pasangan. Ketahui apa itu inseminasi buatan, pada situasi apa metode ini disarankan dan persiapannya dalam penjelasan singkat di bawah ini.


Apa itu Inseminasi Buatan?

Inseminasi buatan adalah salah satu metode penanganan infertilitas (masalah kesuburan) yang dilakukan dengan cara menyuntikkan sperma langsung ke dalam rahim. Dengan berkurangnya jarak yang harus ditempuh oleh sel sperma dalam bertemu dengan sel telur untuk proses pembuahan, kemungkinan terjadinya kehamilan pun akan lebih tinggi. Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan 1 siklus prosedur ini adalah selama 28 hari.


Prosedur yang juga dikenal dengan inseminasi intrauterine (intrauterine insemination atau IUI) ini memiliki kemungkinan keberhasilan sebesar 20% per siklusnya. Namun, tingkat keberhasilan ini bergantung pada usia, penyebab infertilitas, dan penggunaan obat kesuburan. Selain itu, kemungkinan keberhasilan inseminasi buatan akan meningkat jika dilakukan lebih dari 1 siklus.


Baca juga: Gangguan Kesuburan Primer dan Sekunder, Apa Bedanya?



Manfaat Inseminasi Buatan

Dokter kandungan biasanya akan menyarankan inseminasi buatan sebagai langkah program hamil pertama bagi pasangan yang gagal mendapatkan momongan dengan metode alami. Hal tersebut tak lain didasarkan pada berbagai keuntungan inseminasi buatan, sebagai berikut ini:


  • Waktu yang dibutuhkan tiap siklusnya lebih singkat, yakni selama 28 hari
  • Tingkat keberhasilan yang cukup menjanjikan, yakni sekitar 20%, per siklusnya. Yang mana angka ini akan meningkat pada pengulangan siklus
  • Dapat dilakukan hingga seorang wanita berusia 40 tahun
  • Efek samping pada kesehatan wanita lebih ringan, dibandingkan dengan prosedur bayi tabung
  • Biaya yang relatif lebih terjangkau


Baca juga: Telusuri Penyebab dan Tips Tangani Infertilitas Sekunder


Indikasi Inseminasi Buatan

Dokter akan menyarankan inseminasi buatan kepada pasangan dengan masalah kesuburan yang tidak diketahui penyebabnya (unexplained infertility). Selain itu, beberapa indikasi inseminasi buatan adalah sebagai berikut ini:


1. Adanya gangguan pada lendir serviks

Pihak wanita mengalami masalah pada lendir serviks, termasuk lendir serviks yang terlalu kental sehingga dapat menghambat pergerakan sperma dalam menuju sel telur.


2. Adanya gangguan pada serviks

Istri mengalami gangguan leher rahim (serviks), seperti penyempitan leher rahim yang dapat menghambat masuknya sel sperma dalam rahim.


3. Mengalami endometriosis

Pihak istri mengalami endometriosis ringan hingga sedang, yang biasanya akan ditangani dengan inseminasi buatan sembari dokter melakukan terapi untuk memaksimalkan sel telur.


4. Mengalami alergi pada sel sperma

Istri memiliki alergi terhadap sel sperma, meski kondisi ini termasuk jarang terjadi, tetapi sangat memengaruhi kemungkinan pasangan dalam mendapatkan anak. 


Wanita yang mengalami alergi terhadap sel sperma suaminya akan mengalami kemerahan, pembengkakan, dan iritasi atau sensasi tidak nyaman pada vaginanya setiap suaminya ejakulasi. Dengan inseminasi buatan, sperma suami akan ‘dicuci’ dan bagian protein yang menyebabkan alergi akan dihilangkan, sehingga sel sperma tidak akan memicu alergi pada istri.


5. Mengalami masalah dengan sel sperma

Pihak suami mengalami masalah dengan sel sperma, baik jumlah spermanya tidak cukup banyak untuk proses pembuahan (oligozoospermia), pergerakan sperma yang tidak normal (asthenozoospermia), kelainan bentuk sel sperma (teratozoospermia), maupun kondisi yang lain.


6. Mengalami masalah ejakulasi

Suami mengalami masalah ejakulasi (termasuk ejakulasi dini) atau masalah ereksi (seperti disfungsi ereksi atau lemah syahwat).


7. Memiliki kondisi yang tidak memungkinkan untuk berhubungan intim

Terakhir, prosedur inseminasi buatan dapat membantu pasangan yang memiliki kondisi yang tidak memungkinkan untuk melakukan hubungan intim secara langsung, seperti akibat adanya cacat fisik pada alat kelamin.


Baca juga: Kenali Gangguan Kesuburan pada Pria



Kontraindikasi Inseminasi Buatan

Meski bisa meningkatkan peluang kehamilan, ada beberapa kondisi yang menjadi kontraindikasi inseminasi buatan. Artinya metode program hamil ini tidak disarankan untuk mereka yang mengalami kondisi khusus. Beberapa kondisi khusus yang juga dikenal sebagai kontraindikasi inseminasi buatan tersebut, meliputi:


  • Wanita yang mengalami gangguan atau penyakit parah yang memengaruhi fungsi (saluran indung telur) tuba falopi
  • Wanita dengan riwayat, atau pernah bahkan sedang mengalami, radang panggul (pelvic inflammatory disease)
  • Wanita yang mengalami endometriosis parah


Selain itu, beberapa kondisi yang dapat membahayakan istri ketika ia hamil, juga menjadi kontraindikasi dilakukannya inseminasi buatan. Beberapa kondisi tersebut meliputi, masalah kesehatan mental, adanya gangguan pada rahim, maupun tumor atau kanker.


Untuk itu, selalu pastikan Anda dan pasangan telah berkonsultasi dengan dokter spesialis IVF dan fertilitas sebelum memutuskan inseminasi buatan sebagai program hamil, guna hasil yang optimal.


Baca juga: Menstruasi Tak Teratur, Hati-hati PCOS


Persiapan Inseminasi Buatan

Setelah dokter melakukan pemeriksaan terhadap Anda dan pasangan, ada beberapa persiapan inseminasi buatan yang perlu Anda lakukan.


Persiapan Mandiri

Beberapa persiapan tersebut perlu Anda dan pasangan terapkan untuk memaksimalkan hasil prosedur inseminasi buatan nantinya. Berikut ini adalah beberapa persiapan yang dimaksud:


  • Mencatat siklus menstruasi setidaknya selama 6 bulan terakhir, yang dapat membantu dokter dalam memperkirakan masa subur seorang wanita
  • Menerapkan pola hidup sehat, baik untuk istri maupun suami, dengan berolahraga secara teratur, tidak merokok, cukup istirahat, mengelola stres, cukup konsumsi cairan, dan menjaga berat badan ideal


Persiapan Medis dengan Arahan Dokter

Dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan sebagai tahap persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan prosedur inseminasi buatan, seperti:


  • Pemeriksaan kondisi rahim, dengan melakukan USG transvagina maupun transabdominal
  • Pemeriksaan sperma
  • Tes skrining penyakit menular seksual, maupun skrining untuk penyakit infeksi yang lain
  • Tes darah, termasuk pemeriksaan golongan dan rhesus darah ibu, hitung darah lengkap, maupun pemeriksaan kadar hormon untuk mengetahui masa subur
  • Peresepan obat untuk memaksimalkan kualitas sel telur


Baca juga: Cek Kesiapan Anda dan Pasangan Sebelum Program IVF


Prosedur Inseminasi Buatan

Inseminasi buatan biasa akan dilakukan 1-2 hari setelah seorang wanita memasuki masa subur. Prosedur ini relatif cepat, biasanya hanya berlangsung kurang lebih 10 menit, dan dilakukan pada ruangan tindakan khusus, tetapi bukan di ruang operasi. 


Berikut ini adalah tahapan prosedur inseminasi buatan yang dilakukan oleh dokter secara umum:


1. Persiapan sel telur

Dimulai dengan menentukan masa ovulasi yang penting untuk memastikan waktu memasukkan sampel sperma, sehingga peluang berhasilnya kehamilan lebih tinggi.


Umumnya ovulasi terjadi 10-16 hari dari hari pertama keluarnya darah menstruasi pada siklus menstruasi yang terakhir. Namun, untuk memastikan, dokter akan memberikan alat tes pack kesuburan maupun melakukan pemeriksaan kadar hormon LH dalam darah. 


Untuk memaksimalkan ovulasi, dokter bisa saja meresepkan obat minum maupun menyuntikkan hormon hCG. 


2. Persiapan sampel sperma

Sampel sperma biasa diambil pada hari inseminasi buatan dijadwalkan, yang dikenal dengan sampel sperma segar. Namun, sampel sperma juga bisa dibekukan pada beberapa kondisi khusus, termasuk suami yang akan menjalani kemoterapi maupun inseminasi buatan yang dijadwalkan untuk waktu mendatang.


Dokter kemudian akan melakukan ‘cuci sperma’ yang dilakukan dengan menghilangkan antibodi sperma, maupun sel sperma yang bentuk dan pergerakannya tidak normal. Sehingga hasil akhir sampel sperma yang diambil hanyalah sel-sel sperma pilihan, yang paling berkualitas.


3. Inseminasi

  • Wanita akan diminta untuk berbaring di tempat tidur khusus atau kursi ginekologi, seperti yang dilakukan saat Anda menjalani PAP smear
  • Dokter akan memasukkan spekulum untuk melebarkan vagina
  • Proses dilanjutkan dengan memasukkan kateter berisi sperma ke dalam vagina melalui mulut rahim, hingga masuk ke dalam rahim
  • Setelah kateter berada dalam sperma, dokter akan menyemprotkan sperma ke dekat tuba falopi
  • Prosedur diakhiri dengan mengeluarkan kateter serta melepaskan spekulum


Setelah prosedur, dokter biasa meminta pasien untuk tetap berbaring selama 10-30 menit agar proses bertemunya sel sperma dan sel telur lebih maksimal. Dokter mungkin akan meresepkan obat berisikan hormon progesteron guna memaksimalkan proses penebalan dinding rahim, sehingga kemungkinan menempelnya calon janin bisa lebih besar.


Anda bisa melakukan test pack 2 minggu setelah prosedur inseminasi buatan untuk memeriksa adanya kehamilan atau tidak. Selalu pastikan juga bahwa Anda telah mengikuti instruksi dokter spesialis kebidanan dan kandungan spesialis fertilitas, termasuk konfirmasi hasil kehamilan serta jadwal kontrol, setelah prosedur inseminasi buatan dilakukan. 


Baca juga: Mitos dan Fakta Seputar Bayi Tabung


Efek Samping Inseminasi Buatan

Prosedur inseminasi buatan pada umumnya tidak menimbulkan rasa sakit. Meski demikian, sebagian wanita dapat merasakan kram perut atau perdarahan ringan setelah prosedur ini dilakukan. Selain itu, beberapa tanda adanya efek samping inseminasi buatan, meliputi:


  • Flek perdarahan
  • Nyeri perut atau kram perut ringan
  • Infeksi pada organ reproduksi wanita atau radang panggul (pelvic inflammatiry disease atau PID)
  • Persalinan bayi kembar 
  • Sindrom hiperstimulasi ovarium (ovarian hyperstimulation syndrome atau OHSS)


Bila Anda dan pasangan tengah merencanakan program hamil, tetapi masing bingung tentang metode yang sesuai, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter spesialis IVf dan fertilitas untuk saran yang sesuai.


Di RS Pondok Indah, dokter spesialis kami akan memberikan penanganan medis yang komprehensif, dengan memanfaatkan fasilitas medis tercanggih. Selain itu, di IVF Center yang berlokasi di RS Pondok Indah - Pondok Indah dan Puri Indah, kami telah melayani baik program inseminasi buatan maupun IVF, serta program hamil alami, yang terbaik dan sesuai bagi kondisi masing-masing pasangan.


Baca juga: Apakah PCOS Bisa Hamil? Harapan Memiliki Keturunan Bagi Wanita dengan PCOS



FAQ


Kapan Waktu yang Tepat untuk Inseminasi Buatan?

Waktu terbaik untuk inseminasi buatan adalah saat ovulasi, biasanya terjadi antara hari ke-12 hingga ke-16 siklus menstruasi wanita. Pada periode ini, sel telur matang siap dibuahi, meningkatkan peluang keberhasilan. Disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan yang berpraktik di klinik IVF guna memantau waktu ovulasi secara akurat menggunakan alat seperti USG atau tes hormon.


Berapa Lama Ketahuan Hamil Setelah Inseminasi?

Hasil kehamilan setelah inseminasi buatan (IUI) biasanya dapat diketahui sekitar 10 hingga 14 hari setelah prosedur. Tes kehamilan disarankan dilakukan pada waktu ini untuk hasil yang lebih akurat. Jika tes terlalu cepat, bisa menghasilkan negatif palsu karena hormon hCG belum terdeteksi.


Bagaimana Jika Proses Inseminasi Buatan Gagal?

Jika inseminasi buatan gagal, jangan khawatir karena prosedur ini bisa diulang hingga 4-6 siklus. Dokter akan mengevaluasi penyebab kegagalan dan merekomendasikan langkah selanjutnya sebelum inseminasi ulang, seperti perbaikan pola hidup.


Selain itu, apabila inseminasi dianggap kurang cocok untuk Anda dan pasangan, dokter spesialis dapat merekomendasikan program hamil lain, seperti IVF.


Faktor Apa Saja yang Mempengaruhi Keberhasilan Inseminasi Buatan?

Keberhasilan inseminasi buatan dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, seperti usia dan kesehatan reproduksi pasangan, mutu atau sperma, kesiapan rahim, serta teknik dan waktu prosedur. Selain itu, pola makan yang sehat, gaya hidup, serta dukungan medis yang tepat juga dapat meningkatkan peluang keberhasilan inseminasi buatan.


Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan yang berpengalaman agar mendapatkan perawatan yang sesuai.




Referensi:

  1. Chronopoulou E, Gaetano‐Gil A, et al,. Optimizing intrauterine insemination: A systematic review and meta‐analysis of the effectiveness and safety of clinical treatment add‐ons. Acta obstetricia et gynecologica Scandinavica. 2024. (https://obgyn.onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/aogs.14858). Diakses pada 8 Oktober 2024.
  2. Ling L, Xia D, et al,. Effect of follicle size on pregnancy outcomes in patients undergoing first letrozole-intrauterine insemination. European Journal of Medical Research. 2024. (https://link.springer.com/article/10.1186/s40001-024-01794-8). Diakses pada 8 Oktober 2024.
  3. Huniadi A, Bimbo-Szuhai E, et al,. Fertility predictors in intrauterine insemination (IUI). Journal of Personalized Medicine. 2023. (https://www.mdpi.com/2075-4426/13/3/395). Diakses pada 8 Oktober 2024.
  4. Johns Hopkins. Infertility Services: Intrauterine Insemination (IUI) Treatment. (https://www.hopkinsmedicine.org/gynecology-obstetrics/specialty-areas/fertility-center/infertility-services/intrauterine-insemination). Diakses pada 8 Oktober 2024.
  5. Cleveland Clinic. IUI (Intrauterine Insemination). (https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/22456-iui-intrauterine-insemination). Direvisi terakhir 2 Maret 2022. Diakses pada 8 Oktober 2024.
  6. Mayo Clinic. Intrauterine insemination (IUI). (https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/intrauterine-insemination/about/pac-20384722). Direvisi terakhir 12 September 2023. Diakses pada 8 Oktober 2024.