Tingkat persentase keberhasil inseminasi buatan pada umumnya adalah 10-20 persen, dan akan bertambah hingga 45-50 persen pada tahap 4-6 siklus secara kumulatif.
Pasangan menikah yang tak kunjung dikaruniai keturunan boleh saja langsung berpikir untuk mengikuti program bayi tabung sebagai solusi. Namun, masih ada program kehamilan berbantu lain yang cukup efektif sebelum mencoba bayi tabung.
Di mata masyarakat awam, program bayi tabung seakan menjadi pilihan utama bagi pasangan yang sudah lama menikah dan belum dikaruniai keturunan. Pendapat ini lumrah ditemui karena bayi tabung merupakan salah satu terapi gangguan kesuburan yang cukup populer.
Padahal, ada beberapa terapi program kehamilan berbantu lain yang bisa menjadi pilihan dalam upaya mendapatkan keturunan.
Salah satunya intrauterine insemination atau inseminasi buatan. Sederhananya, tindakan ini memudahkan terjadinya pembuahan dengan menyemprotkan sperma langsung ke rongga rahim, dengan menggunakan tabung tipis yang disebut kateter.
Tindakan ini bertujuan mendekatkan jarak tempuh perjalanan sperma menuju sel telur di saluran telur, sehingga menjadi lebih singkat. Pada terapi ini, pembuahan tetap terjadi di dalam tubuh.
Baca juga: Fertility Preservation: Penjaga Asa untuk Memiliki Keturunan
Dibandingkan dengan program kehamilan berbantu lainnya, semisal bayi tabung, terapi inseminasi buatan terhitung tidak terlalu mahal. Efek sampingnya pun terbilang minimal.
Selain itu, inseminasi buatan juga merupakan prosedur yang singkat dan relatif tidak menyakitkan. Proses injeksi sperma ke rahim biasanya hanya berlangsung selama 5-10 menit.
Dengan inseminasi, yang mungkin terjadi setelah Anda menjalani tindakan ini adalah hamil anak kembar; bisa kembar dua, tiga, atau bahkan lebih. Terlebih, sebelum proses inseminasi, pihak wanita biasanya dianjurkan mengonsumsi obat penyubur kandungan yang juga memicu pelepasan sel telur lebih dari satu.
Meski demikian, setelah menjalani prosedur inseminasi, pasien tidak memiliki halangan khusus untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Umumnya, setelah prosedur injeksi tersebut, dua minggu kemudian pasien sudah dapat mencoba melakukan tes kehamilan.
Jika hasilnya masih negatif, pasien tidak perlu berkecil hati. Pasalnya, proses inseminasi selanjutnya akan meningkatkan probabilitas keberhasilan pembuahan. Inseminasi buatan pertama umumnya memiliki peluang keberhasilan 15-20 persen, dan akan bertambah hingga 45-50 persen pada tahap 4-6 siklus secara kumulatif.
Baca juga: Peran Inovasi Teknologi dalam Kesuksesan Program Bayi Tabung
Umumnya, jika setelah serangkaian prosedur inseminasi tersebut belum juga mendatangkan hasil, barulah dokter akan menyarankan untuk beralih ke program kehamilan berbantu lainnya, seperti bayi tabung.
Tingkat keberhasilan inseminasi buatan sekitar 10-20% per siklus, tergantung usia, penyebab infertilitas, dan kondisi kesehatan pasangan. Semakin muda usia wanita, biasanya peluang sukses lebih tinggi.
Proses inseminasi buatan melibatkan penyuntikan sperma yang telah diproses langsung ke rahim wanita saat masa ovulasi. Tujuannya untuk mempermudah sperma mencapai sel telur, meningkatkan peluang kehamilan.
Sperma untuk inseminasi harus berkualitas baik, dengan jumlah yang cukup, gerakan aktif, dan bentuk yang normal. Sperma diproses terlebih dulu untuk memisahkan yang terbaik sebelum disuntikkan ke rahim agar peluang kehamilan lebih tinggi.
Efek samping inseminasi buatan bisa termasuk kram ringan, perdarahan sedikit, dan risiko kehamilan ganda. Penggunaan obat kesuburan dapat menyebabkan perubahan suasana hati atau bengkak.
Program bayi tabung di RS Pondok Indah IVF Centre memberikan pelayanan dengan pendekatan personal. Tim IVF dan dokter yang Anda pilih akan mendampingi Anda dan pasangan selama menjalani program. Dukungan teknologi terkini, akan membantu meningkatkan peluang keberhasilan program bayi tabung Anda dan pasangan.