Masalah Gerakan Tutup Mulut (GTM) pada Anak

Friday, 01 November 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Atasi gerakan tutup mulut dengan sabar, coba variasi makanan, ajak makan bersama, hindari paksaan, dan ciptakan suasana makan yang menyenangkan.

Masalah Gerakan Tutup Mulut (GTM) pada Anak

Bagi sebagian orang tua, anak yang enggan makan mungkin menjadi permasalahan yang dihadapi sehari-hari. Secara umum, penyebab Gerakan Tolak Makan/GTM (refuse feeding) dapat digolongkan menjadi dua, yaitu organik (masalah pada organ untuk makan, seperti lidah, bibir, gigi, tenggorokan, lambung, dan lainnya) serta fungsional (masalah psikologis, seperti trauma makan, depresi, kecemasan, Attention-Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)), dan lainnya.


Penyebab Gerakan Tutup Mulut pada Anak

Pola makan yang keliru sejak awal menjadi penyebab pada sebagian besar kasus GTM. Kekeliruan yang kerap terjadi sebagai berikut: 

  • Memaksa anak makan secara berlebihan yang menyebabkan trauma makan; 
  • Memberikan ancaman untuk makan, apalagi dengan kekerasan; 
  • Makan sambil melakukan aktivitas lain, seperti berjalan-jalan, menonton televisi, dan lainnya. Hal ini membuat aktivitas makan menjadi hal sampingan; 
  • Terlalu menargetkan makanan harus habis sehingga makan dilakukan berjam-jam; 
  • Minum terlalu banyak dan manis sehingga membuat cepat kenyang; serta 
  • Kebiasaan memberi hadiah (reward) jika anak mau makan. 


Meski begitu, pemeriksaan terhadap GTM lebih dulu difokuskan pada penyebab organik. Tingkat kejadian GTM sangat bervariasi, tergantung pada geografi, genetik, lingkungan, pendidikan, dan lainnya. Umumnya, angka kejadian GTM pada anak berkisar 20 hingga 30 persen.


Cara Mengatasi Gerakan Tutup Mulut pada Anak

Penerapan waktu makan yang teratur dapat mencegah anak mengalami GTM. Batasi pula waktu makan. Meski makanan belum habis, hentikan makan saat durasi waktu yang ditetapkan berakhir. GTM dapat terjadi pada usia berapapun meski biasanya dimulai pada usia satu tahun. Pada usia ini, otonomi anak mulai muncul sehingga anak coba menolak segala sesuatu yang bukan keinginannya. 


GTM yang tidak ditangani dengan baik dan terus berlanjut, dapat menyebabkan beragam kondisi yang tidak baik terutama bagi proses pertumbuhan anak. Berat badan anak tidak sesuai grafik pertumbuhan, tinggi badan tidak optimal, menurunkan imunitas (sehingga anak mudah terkena infeksi seperti diare, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), Infeksi Saluran Kemih (ISK), dan lainnya) yang pada akhirnya semakin menurunkan nafsu makan anak dan memperberat GTM. 


Karenanya, ketika anak mengalami GTM, terlebih jika sampai memengaruhi berat badan, segera periksakan kondisi anak ke dokter spesialis anak atau dokter spesialis anak konsultan gastroenterologi hepatologi anak.