Pahami Penyebab Kondisi Kaki X dan Cara Mengatasinya

By Tim RS Pondok Indah

Monday, 04 November 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Kaki X atau knock knee adalah kelainan bentuk tungkai yang ditandai dengan kedua lutut saling atau hampir bersentuhan sehingga menyerupai huruf X saat berdiri.

Pahami Penyebab Kondisi Kaki X dan Cara Mengatasinya

Kaki berbentuk X yang dialami oleh anak-anak pada usia 2-4 tahun, dengan derajat kemiringan 10-20 derajat merupakan suatu kondisi yang normal. Genu valgum, yang merupakan istilah medis kaki x, ini akan menetap hingga anak berusia lebih dari 7 tahun atau dialami oleh orang dewasa, sebaiknya jangan berpikir dua kali untuk memeriksakan diri ke dokter. Sebab bisa jadi kondisi ini disebabkan oleh penyakit yang memerlukan penanganan lebih lanjut.


Apa itu Kaki X?

Kaki berbentuk X atau knock knee adalah kelainan bentuk pada kaki yang menyebabkan kedua lutut saling atau hampir bersentuhan sedangkan pergelangan kaki mengarah ke luar dengan arah saling berlawanan. 


Kondisi yang lebih banyak dialami oleh anak perempuan ini memang tidak bisa dicegah secara mutlak, tetapi upaya untuk mencegah agar tidak lebih parah maupun komplikasinya bisa dilakukan. 


Baca juga: Cari Tahu Penyebab Bentuk Kaki O dan Cara Mengatasinya



Gejala Kaki X

Kondisi kaki X ini akan dikenali dengan posisi kedua lutut yang hampir, bahkan saling, menempel sedangkan posisi kedua pergelangan kaki dan telapak kaki saling berjauhan dengan arah menjauhi tubuh.


Selain perubahan bentuk, kaki X jarang menyebabkan gejala yang bermakna pada penderitanya. Kelainan bentuk kaki menjadi berbentuk X paling tampak nyata saat anak berusia 4 tahun, tetapi sebagian besar akan membaik dengan sendirinya saat memasuki usia 6-7 tahun.


Baca juga: Waspada Penyakit Paget, Bisa Menyebabkan Kanker Tulang


Kapan Kaki X perlu Diperiksakan ke Dokter?

Meski bisa membaik dengan sendirinya, kaki X perlu segera diperiksakan ke dokter spesialis anak atau dokter spesialis ortopedi jika menunjukkan tanda atau gejala sebagai berikut:


  • Dialami oleh anak yang berusia kurang dari 2 tahun atau lebih dari 7 tahun
  • Kelainan bentuk hanya terjadi pada salah satu kaki
  • Perbedaan tinggi kedua kaki yang signifikan (lebih dari 8 cm) saat berdiri
  • Mengalami nyeri hebat hingga kaki x sudah menyebabkan kesulitan berjalan atau bahkan berdiri
  • Kaki X semakin parah 
  • Kelainan bentuk kaki baru terjadi ketika usia dewasa


Baca juga: Patah Tulang, Ketahui Pengobatannya untuk Proses Pemulihan yang Optimal


Penyebab Kaki X

Umumnya seorang anak bisa saja memiliki kaki berbentuk X karena kondisi fisiologis, atau merupakan bagian pertumbuhan normalnya ketika memasuki usia 2-4 tahun.


Namun, ketika kaki X baru terjadi saat anak berusia 4 tahun atau kondisi ini tidak kunjung membaik hingga anak berusia 6-7 tahun, bisa jadi kondisi ini disebabkan oleh suatu penyakit, seperti:


  1. Faktor genetik maupun memiliki orang tua atau saudara dengan kondisi serupa menandakan adanya kelainan dalam proses pembentukan tulang, yang mungkin juga menjadi alasan anak memiliki kaki berbentuk X
  2. Rakitis, akan menyebabkan tulang jadi lebih lemah dan rapuh, sehingga
  3. Infeksi tulang (osteomyelitis), akan menyebabkan terganggunya pertumbuhan tulang
  4. Obesitas, akan memberikan beban lebih besar ke sendi lutut, yang menyebabkan gangguan pertumbuhan tulang.
  5. Cedera tulang, termasuk patah tulang yang tidak sembuh atau menyambung dengan sempurna. Kondisi ini akan menyebabkan bentuk pertumbuhan tulang menjadi tidak normal, dan menjauh ke luar.
  6. Radang sendi (arthritis) akan menyebabkan kerusakan pada sendi, yang lama kelamaan bisa memengaruhi bentuk tulang


Baca juga: Apakah Rematik Bisa Sembuh? Penanganan Rematik untuk Memperlambat Keparahannya



Diagnosis Kaki X

Untuk memastikan diagnosis kaki X, dokter spesialis ortopedi akan menanyakan keluhan penyerta, riwayat kesehatan, maupun riwayat kesehatan keluarga. Baru kemudian dokter melakukan pemeriksaan fisik untuk memeriksa bentuk kaki, baik hanya dengan berdiri maupun berjalan.


Pemeriksaan penunjang untuk kaki X biasanya tidak diperlukan, kecuali untuk menentukan penyebab utama dari kondisi ini. Beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan adalah rontgen dan MRI pada kaki yang mengalami kelainan bentuk, maupun tes darah.


Baca juga: Mengenal Cedera Engkel, Penyebab Serta Cara Menanganinya


Penanganan Kaki X

Kebanyakan anak dengan kaki X tidak memerlukan penanganan khusus, karena kondisi ini akan membaik dengan sendirinya. Namun, ketika kaki berbentuk X ini sudah memengaruhi tumbuh kembang, makin parah, atau hanya terjadi pada salah 1 sisi hingga mengganggu aktivitas anak, diperlukan penanganan lebih lanjut yang diberikan oleh dokter spesialis bedah ortopedi.


Langkah penanganan kaki X beragam, tergantung dari penyebab dan tingkat keparahan kaki X yang dialami. Beberapa metode penanganan yang diberikan oleh dokter untuk mengatasi kaki X, berupa:


1. Obat-obatan dan suplemen

Pemberian obat-obatan, termasuk suplemen vitamin D maupun kalsium untuk kaki X yang disebabkan oleh rakitis.


2. Penggunaan alat bantu

Penggunaan alat bantu, seperti sepatu dengan sol khusus maupun brace atau belat khusus untuk mengontrol arah pertumbuhan tulang pada anak yang masih berusia 8 tahun.


3. Fisioterapi

Fisioterapi yang biasa disarankan oleh dokter untuk terapi kaki X bertujuan memperkuat otot dan tulang di sekitar lutut, sekaligus mencegah kerusakan akibat beban berlebih pada sendi tersebut.


4. Operasi

Operasi merupakan langkah penanganan terakhir dan paling efektif untuk mengobati kaki X. Namun, tindakan bedah tulang baru dilakukan ketika anak berusia lebih dari 10 tahun.


Selain itu, dokter juga akan menganjurkan penderita kaki X mengadopsi perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat untuk mengelola gejala yang dialami. Salah satu tujuan penerapan gaya hidup ini adalah membantu penderita kaki X mencapai berat badan ideal, sehingga kelainan bentuk kaki tersebut bisa teratasi, atau setidaknya tidak makin parah.


Baca juga: Skoliosis, Salah Satu Kelainan Struktur Tulang Belakang


Komplikasi Kaki X

Sebenarnya komplikasi kaki X sangat jarang, karena kondisi ini bisa membaik dengan sendirinya dan relatif cepat disadari oleh orang tua. Sehingga penanganan pun cepat dilakukan. Namun, ketika dibiarkan tanpa penanganan, kaki X bisa menyebabkan komplikasi berupa:


  • Menurunnya kepercayaan diri akibat penampilan yang berbeda (bentuk kaki yang berbeda) 
  • Sakit kaki, sakit lutut, maupun sakit panggul
  • Kesulitan berjalan atau bahkan berdiri
  • Terjadinya osteoarthritis dini


Baca juga: Apakah Osteoarthritis Bisa Sembuh? Lindungi Lutut Anda dari Osteoarthritis!


Upaya Pencegahan Kaki X

Hingga saat ini belum ditemukan cara efektif untuk mencegah kaki X. Namun, Anda disarankan untuk menjaga kesehatan tulang anak dengan cara:


  • Memastikan anak mendapatkan asupan makanan yang mengandung vitamin D dan kalsium
  • Rutin berolahraga atau memastikan anak aktif bergerak
  • Segera membawa anak untuk diperiksa oleh dokter spesialis anak ketika mengalami cedera pada kaki maupun bagian tubuh mana pun
  • Memastikan anak memiliki berat badan ideal, jangan sampai ia mengalami kelebihan berat badan, bahkan obesitas


Meski tidak bisa mencegah sepenuhnya, penanganan kaki X yang tepat bisa mencegah kondisi ini makin parah. Oleh karena itu, periksakan ke dokter spesialis anak guna mengetahui penanganan yang sesuai, sekaligus memastikan tumbuh kembangnya sesuai dengan usia.


Dokter spesialis anak di RS Pondok Indah akan melakukan pemeriksaan dan penanganan yang holistik dengan bantuan dari tim medis terkait. Kerjasama dengan dokter bedah ortopedi juga bisa dilakukan bila memang diperlukan perawatan multidisiplin. Dengan demikian, bukan hanya kaki X yang akan ditangani, melainkan kesehatan anak secara keseluruhan.


Baca juga: Optimalkan Pertumbuhan Badan Anak



FAQ


Apakah Kaki X Itu Normal?

Kaki X, dikenal dengan istilah genu valgum, merupakan kondisi yang normal terjadi pada anak-anak dan sering membaik seiring pertumbuhan. Akan tetapi, jika kondisi kaki X tidak kunjung membaik, menyebabkan nyeri, atau mengganggu tumbuh kembang anak, sebaiknya konsultasikan dengan dokter spesialis ortopedi untuk pemeriksaan lebih lanjut.


Apakah Orang Dewasa Bisa Mengalami Kaki X?

Kaki X lebih sering ditemukan pada anak-anak, tetapi orang dewasa juga bisa mengalaminya. Pada orang dewasa, kondisi ini dapat disebabkan oleh berat bada berlebih (obesitas), cedera, atau penyakit tertentu seperti radang sendi.


Apakah Olahraga Lari Menyebabkan Kaki X?

Olahraga lari tidak menyebabkan kaki X. Akan tetapi, bila teknik atau postur lari yang Anda lakukan salah atau Anda mengalami cedera, maka ada kemungkinan terjadi perubahan pada struktur kaki. Oleh sebab itu, pastikan untuk berlari dengan teknik yang benar dan gunakan sepatu yang sesuai untuk mencegah risiko tersebut.


Apakah Kegemukan Bisa Menyebabkan Kaki X?

Kegemukan bisa menjadi penyebab kaki X karena tekanan berlebih pada sendi lutut, terutama jika obesitas terjadi sejak anak-anak. Kelebihan berat badan membuat lutut bekerja ekstra, sehingga tulang dan otot bisa tumbuh dengan pola yang tidak sejajar. Kondisi inilah yang memperbesar risiko terjadinya kaki X.


Apakah Kaki X Bisa Menurun Ke Anak?

Ya, kondisi kaki X bisa menurun ke anak. Faktor genetik berperan dalam menentukan struktur kaki, termasuk bentuk kaki X. Jadi, apabila Anda memiliki kaki X, maka ada kemungkinan anak Anda mengalami kondisi yang serupa.


Namun, jangan khawatir, kondisi ini dapat dikoreksi apabila dideteksi dan ditangani sejak dini. Jika Anda melihat tanda kaki X pada anak, konsultasikan ke dokter spesialis anak untuk penanganan lebih lanjut.



Referensi:

  1. Kirby JC, Jones H, et al,. Genu valgum in pediatric patients presenting with patellofemoral instability. Journal of Pediatric Orthopaedics. 2024. (https://journals.lww.com/pedorthopaedics/fulltext/2024/03000/genu_valgum_in_pediatric_patients_presenting_with.13.aspx). Diakses pada 24 Oktober 2024.
  2. Moran TE, Driskill EK, et al,. Distal Femoral Osteotomies Improves Recurrent Patellar Instability in Patients with Genu Valgum: A Systematic Review. Journal of ISAKOS. 2024. (https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2059775424001652). Diakses pada 24 Oktober 2024.
  3. Salera S, Luciano C, et al,. Unilateral genu valgum associated to vitamin D deficiency: A multidisciplinary approach in a patient followed from 3 to 21 years-A case report. International Journal of Surgery Case Reports. 2024. (https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2210261224011738). Diakses pada 24 Oktober 2024.
  4. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Genu Valgum. (https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1585/genu-valgum). Direvisi terakhir 26 September 2022. Diakses pada 24 Oktober 2024.
  5. OrthoBullets. Genu Valgum (knocked knees). (https://www.orthobullets.com/pediatrics/4052/genu-valgum-knocked-knees). Direvisi terakhir 16 September 2022. Diakses pada 24 Oktober 2024.
  6. KidsHealth. Knock Knees (Genu Valgum). (https://kidshealth.org/en/parents/knock-knees.html). Direvisi terakhir April 2020. Diakses pada 24 Oktober 2024.
  7. Penn Medicine. Knock Knees. (https://www.pennmedicine.org/for-patients-and-visitors/patient-information/conditions-treated-a-to-z/knock-knees). Direvisi terakhir 31 Oktober 2022. Diakses pada 24 Oktober 2024.