Mengenal Kanker Otak, Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

By Tim RS Pondok Indah

Wednesday, 12 February 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Kanker otak adalah keganasan yang menyebabkan kelainan pada jaringan otak. Deteksi dini sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan. Baca selengkapnya!

Mengenal Kanker Otak, Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Otak adalah organ yang sangat penting, karena berperan dalam mengendalikan semua fungsi tubuh, termasuk emosi, ingatan, sentuhan, keterampilan motorik, penglihatan, pernapasan, rasa lapar, suhu tubuh, sampai metabolisme.


Terjadinya mutasi pada sel-sel otak akan menyebabkan seseorang mengalami kanker otak. Penyakit ini umumnya menimbulkan gejala yang dikira hanya penyakit ringan biasa, seperti sakit kepala, mual, dan muntah.


Apa itu Kanker Otak?

Kanker otak adalah keganasan yang terjadi di otak. Penyakit ini terjadi ketika sel-sel sehat di organ otak mengalami mutasi dan menggandakan diri serta tumbuh dengan sangat cepat. Apabila tidak segera mendapatkan penanganan yang sesuai, kanker otak bahkan bisa menyebabkan kematian.


Baca juga: Tumor Otak, Kenali dan Tangani Sedini Mungkin



Jenis Kanker Otak

Berdasarkan sel asalnya, kanker otak terbagi menjadi beberapa jenis. Berikut ini adalah penjelasan singkatnya:


Kanker otak primer

Kanker otak primer adalah kanker otak yang berasal dari sel di jaringan otak itu sendiri, dan bisa dibedakan menjadi:


1. Glioblastoma

Kanker otak yang berasal dari sel-sel inti di otak. Kanker ini bisa dialami oleh siapa saja, tetapi lebih sering menyerang orang dewasa yang berusia lebih lanjut.


2. Astrositoma

Kanker otak yang tumbuh dari sel astrosit.


3. Meningioma

Kanker otak yang terbentuk di meninges, yakni lapisan jaringan yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang. 


4. Medulloblastoma 

Kanker otak yang sering dialami oleh anak-anak ini merupakan pertumbuhan sel abnormal yang terjadi di otak kecil.


5. Schwannoma

Kanker otak yang terjadi di sel Schwann dan saraf perifer. 


Kanker otak sekunder

Kanker otak sekunder merupakan pertumbuhan sel abnormal yang merupakan penyebaran dari sel kanker di organ lain, dan memiliki pertumbuhan yang relatif cepat. Jenis kanker yang umumnya menyebar ke otak adalah:



Baca juga: Deteksi Dini Tumor Otak


Gejala Kanker Otak

Gejala kanker otak sangat bervariasi, tergantung pada lokasi, ukuran, dan kecepatan pertumbuhan sel kanker atau derajat keparahannya. Oleh sebab itu, terkadang kanker otak sulit dideteksi, terutama pada stadium awal.


Beberapa gejala kanker otak yang banyak dikeluhkan penderitanya adalah sebagai berikut ini:


  • Sakit kepala
  • Kejang
  • Sulit untuk berpikir dan berbicara
  • Perubahan perilaku
  • Mati rasa pada salah satu bagian tubuh
  • Kehilangan keseimbangan
  • Fungsi pendengaran menurun
  • Hilang ingatan
  • Gangguan penglihatan
  • Mual dan muntah
  • Kelelahan


Bila Anda atau orang terkasih mengalami kondisi di atas, jangan menunda untuk segera menjadwalkan janji temu dengan dokter spesialis saraf di RS Pondok Indah.


Baca juga: Kenali Gejala Sakit Kepala, Tangani dengan Tepat


Penyebab Kanker Otak

Penyebab pasti kanker otak belum diketahui sampai saat ini. Namun, kebanyakan kanker otak terjadi karena penyebaran sel kanker dari organ tubuh lain. Kanker otak juga bisa berasal dari organ otak itu sendiri yang mengalami mutasi menjadi sel abnormal dan bersifat ganas.


Faktor Risiko Kanker Otak

Ada beberapa kondisi yang diduga menjadi faktor risiko kanker otak, yakni:


  • Usia lebih dari 80 tahun
  • Paparan radiasi
  • Riwayat keluarga menderita kanker otak
  • Sistem imun yang lemah
  • Paparan bahan kimia, seperti yang digunakan untuk memproduksi plastik (vinil klorida) dan pengganti gula (aspartam)


Baca juga: Kenali Jenis Sakit Kepala Anda


Kapan Harus ke Dokter?

Anda harus segera memeriksakan diri ke dokter spesialis saraf di RS Pondok Indah cabang terdekat jika mengalami keluhan yang menyerupai gejala kanker otak, seperti sakit kepala hebat yang terjadi secara terus-menerus.



Diagnosis Kanker Otak

Untuk menegakkan diagnosis kanker otak, dokter akan melakukan tanya jawab medis terkait riwayat kesehatan dan pola hidup pasien. Dokter juga akan menanyakan frekuensi dan keparahan nyeri kepala yang dialami oleh pasien.


Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama menyangkut pemeriksaan fisik neurologis.


Untuk memastikan adanya sel kanker di otak, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan penunjang, berupa:


  • MRI dan CT-scan untuk melihat struktur otak, lokasi dan ukuran dan sel kanker
  • Biopsi, dengan mengambil sampel jaringan di otak, untuk menentukan jenis kanker
  • Pungsi lumbal, atau pengambilan sampel cairan serebrospinal dari tulang belakang, untuk mendeteksi adanya sel kanker yang berasal dari lapisan otak (meninges)
  • Tes darah dan cairan serebrospinal untuk mendeteksi adanya penanda tumor yang dilepaskan oleh sel kanker atau tumor ganas tertentu. Tes ini juga bisa mendeteksi kelainan genetik yang menjadi penyebab kanker otak


Baca juga: Red Flag pada Sakit Kepala, Apa yang Perlu Diketahui?


Stadium Kanker Otak

Setelah memastikan diagnosis kanker otak, selanjutnya dokter spesialis saraf akan mencari tahu ukuran dan penyebaran atau derajat keparahan kanker otak, yang dikenal juga dengan stadium kanker otak.


Berikut ini adalah penggolongan stadium kanker otak:


  • Stadium 1 menandakan sel kanker tumbuh agak lambat dan belum menyebar ke jaringan lainnya. Pada stadium ini, sel kanker bisa diangkat melalui tindakan pembedahan.
  • Stadium 2 menandakan sel kanker tumbuh perlahan tetapi sudah mulai menyebar ke jaringan di dekat otak.
  • Stadium 3 menandakan bahwa sel kanker sudah tumbuh dan berkembang dengan cepat, sudah menyebar ke jaringan di sekitar otak, dan sel kanker sudah sangat berbeda dari sel normal.
  • Stadium 4 menandakan bahwa sel kanker di otak sudah menyebar sangat cepat ke organ tubuh lain yang lebih jauh.


Baca juga: Aneurisma Otak, Bom yang Tidak Selalu Disadari Kehadirannya


Pengobatan Kanker Otak

Kanker otak perlu ditangani sesegera mungkin karena bisa menyebar dan merusak bagian otak dan sumsum tulang belakang, bahkan bisa menyebabkan kematian.


Namun, pengobatan kanker otak yang diberikan oleh dokter sangat tergantung pada gejala, keparahan, dan kondisi kesehatan masing-masing pasien. Pengobatan yang diberikan bertujuan untuk menghilangkan sel kanker di otak agar otak bisa berfungsi seperti sedia kala serta menghentikan penyebaran ke organ tubuh lainnya.


Apabila sel kanker di otak sudah menyebar ke organ lainnya, penanganan yang dilakukan oleh dokter onkologi akan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan menghambat pertumbuhan sel kanker.


Beberapa cara yang dapat dokter lakukan untuk mengatasi kanker otak, yakni dengan melakukan kemoterapi, terapi radiasi (radioterapi), operasi, maupun kombinasi dari beberapa metode tersebut. 


Baca juga: Apakah Kanker Bisa Sembuh? Jangan Khawatir, Kanker Bisa Diobati


Komplikasi Kanker Otak

Kanker otak yang tidak mendapatkan penanganan tepat sedini mungkin bisa menyebabkan berbagai komplikasi yang akan mempengaruhi kesehatan dan kualitas hidup pasien.


Berikut ini adalah beberapa komplikasi kanker otak yang mungkin terjadi:


  • Gangguan fungsi saraf (neurologis) yang membuat pasien kanker otak mengalami gangguan bicara, sulit berjalan, sulit mengingat, kelemahan otot, dan perubahan sifat.
  • Kejang
  • Gangguan mental dan emosional
  • Gangguan keseimbangan dan gerakan
  • Mengalami efek samping pengobatan, seperti kelelahan, mual dan muntah, rambut rontok, gangguan kulit, dan melemahnya sistem imun.


Baca juga: Apakah Penderita Meningitis Bisa Sembuh? Mengetahui Pengobatan untuk Meningitis


Pencegahan Kanker Otak

Tidak ada cara yang benar-benar efektif mencegah kanker otak. Namun, melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, khususnya jika memiliki keluarga yang mengalami kanker atau tumor otak, serta memiliki penyakit genetik yang meningkatkan risiko kanker otak, bisa menjadi salah satu cara untuk mendeteksi penyakit ini sedini mungkin.


Selain itu, Anda juga dianjurkan untuk mengurangi risiko terjadinya kanker otak dengan melakukan beberapa tips berikut ini:


  • Menghindari paparan radiasi, termasuk penggunaan gadget, secara berlebih.
  • Menghindari paparan bahan kimia beracun.
  • Menerapkan gaya hidup sehat, termasuk mengonsumsi makanan bergizi dan rutin berolahraga.
  • Tidak merokok.


Kanker otak bisa saja disembuhkan jika terdeteksi sejak dini. Namun, jika sel kanker sudah berkembang lebih parah atau menyebar ke jaringan tubuh lainnya, peluang kesembuhannya menjadi sangat kecil.

Jadi segeralah memeriksakan diri ke dokter spesialis saraf jika mengalami gejala kanker otak.


Periksakan diri ke RS Pondok Indah cabang terdekat untuk mendapatkan penanganan yang komprehensif. Selain mengatasi keluhan yang menyerupai gejala kanker otak, dokter juga akan memberikan penanganan yang sesuai, untuk mengoptimalkan kesehatan Anda.


Baca juga: Mengenal Lebih Dalam Demensia



FAQ


Apa Keluhan Kanker Otak?

Keluhan kanker otak bervariasi tergantung pada lokasi dan ukurannya. Gejala umum kanker otak meliputi sakit kepala yang terjadi secara terus-menerus, mual, muntah, gangguan penglihatan, kelemahan atau mati rasa pada bagian tubuh tertentu, kesulitan berbicara, gangguan keseimbangan, hingga perubahan perilaku atau kepribadian.


Rasa Sakit Kepala Kanker Otak Seperti Apa?

Sakit kepala akibat kanker otak biasanya sangat hebat, terjadi secara terus-menerus, sering kambuh, bahkan semakin memburuk seiring berjalannya waktu.


Berbeda dengan sakit kepala biasa, konsumsi obat pereda nyeri tidak efektif dalam menangani sakit kepala akibat kanker otak. Selain itu, sakit kepala kanker otak juga bisa disertai dengan gejala kanker otak lain, seperti muntah, penglihatan kabur, hingga gangguan keseimbangan tubuh.


Apakah Kanker Otak Bisa Dioperasi?

Kanker otak bisa dioperasi jika lokasi tumor memungkinkan untuk diangkat tanpa merusak fungsi utama otak. Operasi bertujuan mengangkat sebanyak mungkin tumor tanpa membahayakan pasien.


Pada beberapa kasus, operasi dikombinasikan dengan terapi lain seperti radiasi dan kemoterapi untuk hasil yang lebih efektif. Pilihan pengobatan kanker otak biasanya berbeda pada setiap kasus, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien.


Pengobatan Kanker Otak Seperti Apa?

Pengobatan kanker otak tergantung pada jenis dan stadiumnya. Metode utama pengobatan kanker otak meliputi operasi, radioterapi, kemoterapi, dan terapi target. Pada kasus tertentu, imunoterapi atau terapi paliatif juga dapat digunakan untuk mengurangi gejala yang dialami dan meningkatkan kualitas hidup pasien.




Referensi:

  1. Wang Y, Wang Z, et al,. Primary malignant brain tumors following systemic malignancies: a population-based analysis. Neuroepidemiology. 2023. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9945192/). Diakses pada 4 Februari 2025.
  2. American Cancer Society. Risk Factors for Brain and Spinal Cord Tumors. (https://www.cancer.org/cancer/types/brain-spinal-cord-tumors-adults/causes-risks-prevention/risk-factors.html). Direvisi terakhir 5 Mei 2020. Diakses pada 4 Februari 2025.
  3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kanker Otak. (https://ayosehat.kemkes.go.id/topik-penyakit/neoplasma/kanker-otak). Diakses pada 4 Februari 2025.
  4. Cleveland Clinic. Meningioma. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17858-meningioma). Direvisi etrakhir 9 Mei 2022. Diakses pada 4 Februari 2025.
  5. Cleveland Clinic. Schwannoma. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17877-schwannoma). Direvisi terakhir 24 Juni 2022. Diakses pada 4 Februari 2025.
  6. Mayo Clinic. Astrocytoma. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/astrocytoma/symptoms-causes/syc-20576675). Direvisi terakhir 13 Desember 2024. Diakses pada 4 Februari 2025.
  7. Mayo Clinic. Cancer prevention: 7 tips to reduce your risk. (https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/adult-health/in-depth/cancer-prevention/art-20044816). Direvisi terakhir 23 November 2024. Diakses pada 4 Februari 2025.
  8. Mayo Clinic. Glioblastoma. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/glioblastoma/symptoms-causes/syc-20569077). Direvisi terakhir 19 Desember 2024. Diakses pada 4 Februari 2025.
  9. Mayo Clinic. Medulloblastoma. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/medulloblastoma/cdc-20363524). Direvisi terakhir 19 Desember 2024. Diakses pada 4 Februari 2025.