Kanker Penis, Salah Satu Penyebab Perubahan pada Penis

By Tim RS Pondok Indah

Tuesday, 17 September 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Kanker penis adalah kondisi tumbuhnya sel abnormal pada jaringan penis. Meski termasuk jarang, kanker penis tidak bisa diabaikan. Kenali selengkapnya di sini.

Kanker Penis, Salah Satu Penyebab Perubahan pada Penis

Sama seperti bagian tubuh lain, penis juga bisa mengalami kanker. Meski tidak selalu fatal, kanker penis tetap perlu dikenali dan diobati sedini mungkin, karena semakin awal dikenali dan diobati, peluang keberhasilan pengobatannya pun lebih besar. 


Apa itu Kanker Penis?

Kanker penis adalah kondisi dimana terjadi pertumbuhan sel abnormal dan tidak terkendali pada alat kelamin pria, baik pada sel kulit penis atau jaringan ikat lain, termasuk jaringan ikat pembuluh darah. Pada pria yang tidak disunat, kanker penis paling banyak ditemukan pada bagian kulupnya.


Baca juga: Apakah Kanker Bisa Sembuh? Jangan Khawatir, Kanker Bisa Diobati



Jenis Kanker Penis

Berdasarkan sel asal pertumbuhannya, jenis kanker penis bisa dibedakan menjadi:


1. Karsinoma sel skuamosa atau squamous cell carcinoma (SCC)

Karsinoma sel skuamosa adalah jenis kanker penis yang paling banyak ditemui, di mana sel kanker tumbuh dari lapisan teratas kulit, yakni sel epitelium. Pertumbuhan sel kanker penis ini cukup lambat dibandingkan jenis lainnya.


2. Karsinoma sel basal atau basal cell carcinoma (BCC)

Merupakan kondisi yang mana asal pertumbuhan sel kankernya dari lapisan kulit paling bawah. Jenis kanker penis ini memiliki pertumbuhan dan penyebaran yang relatif lebih lambat dibandingkan dengan yang lain.


3. Melanoma

Merupakan kanker penis yang berasal dari sel melanosit, atau sel yang bertugas memproduksi warna kulit. Dibandingkan semua jenis kanker penis, melanoma merupakan jenis kanker yang paling ganas.

 

4. Sarkoma

Jenis kanker penis yang berasal dari otot, lemak, maupun pembuluh darah. Meski jarang terjadi, sel kanker jenis ini tumbuh dengan cepat.


Baca juga: Kanker Teratasi, Aktivitas Tak Terbatasi


Gejala Kanker Penis

Meski tidak semua kanker menunjukkan gejala, ada beberapa ciri-ciri kanker penis yang biasanya dikenali sebagai:


  • Perubahan bentuk penis
  • Pembengkakan maupun ditemukannya benjolan pada kulup penis, yang menyebabkan terjadinya fimosis
  • Perubahan warna pada kulit penis
  • Munculnya ruam yang termasuk perubahan warna pada penis
  • Terbentuknya benjolan berkerak pada penis
  • Ditemukannya luka maupun benjolan yang mudah berdarah, tetapi tidak terasa nyeri pada penis. Luka di penis yang merupakan gejala kanker memiliki ciri khas, yakni tidak sembuh setelah lebih dari 4 minggu. 
  • Mengalami balanitis yang dikenali dengan pembengkakan, maupun gejala iritasi lainnya, pada kulup
  • Keluar cairan berbau busuk dari lubang penis maupun luka yang terjadi di penis


Selain gejala kanker penis di atas, ada juga beberapa gejala kanker secara umum, berupa:


  • Lebih sering dan mudah merasa lelah
  • Penurunan berat badan tanpa direncanakan
  • Benjolan yang merupakan pembengkakan kelenjar getah bening atau organ tubuh yang berperan melawan infeksi, termasuk kanker yang telah menyebar. Kebanyakan benjolan ditemukan pada selangkangan, baik salah satu sisi selangkangan maupun keduanya.
  • Nyeri perut
  • Nyeri tulang


Kanker penis masih mungkin disembuhkan jika ditemukan pada stadium awal. Jadi, jangan menunda untuk periksa ke dokter spesialis urologi jika mengalami salah satu gejala dari kanker penis.


Baca juga: Kenali Manfaat dan Komplikasi Khitan



Penyebab Kanker Penis

Sel kanker tumbuh karena adanya mutasi genetik, yang menyebabkan pertumbuhan dan penyebarannya jadi tidak terkendali, demikian halnya yang terjadi pada kanker penis. Namun, hingga kini belum diketahui penyebab pasti terjadinya mutasi genetik ini. Yang jelas, kanker penis bukanlah penyakit menular, meskipun HPV yang merupakan salah satu faktor risiko kanker penis bisa saja ditularkan saat berhubungan seksual, terutama tanpa pengaman.


Faktor Risiko Kanker Penis

Meski penyebab pastinya belum diketahui, ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko kanker penis. Beberapa faktor risiko kanker penis yang dimaksud adalah sebagai berikut ini:


  • Berusia lebih dari 55 tahun
  • Belum atau tidak melakukan sunat
  • Memiliki kebiasaan merokok
  • Berganti-ganti pasangan seksual
  • Mengalami infeksi oleh human papilloma virus (HPV)
  • Menderita penyakit menular seksual
  • Memiliki kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV/AIDS
  • Kurang menjaga kebersihan penis, terutama bagian kulupnya, maupun menderita fimosis
  • Sedang atau pernah menjalani pengobatan menggunakan psoralen dan fotokemoterapi menggunakan ultraviolet A (PUFA), yang merupakan pengobatan psoriasis
  • Menderita lichen sclerosus yang akan meningkatkan risiko terinfeksi HPV


Baca juga: Khitan untuk Tumbuh Kembang Anak


Diagnosis Kanker Penis

Dokter akan menegakkan diagnosis dengan menanyakan seputar gejala kanker penis yang Anda alami serta kehidupan seksual maupun kondisi yang memengaruhi kesehatan organ ini. Setelahnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, yang kemudian dikonfirmasi menggunakan pemeriksaan penunjang, seperti dengan USG, foto rontgen, MRI, CT-Scan, PET-Scan, maupun biopsi.


Berbagai pemeriksaan yang dilakukan ini tidak hanya bertujuan untuk menegakkan diagnosis semata, melainkan juga sebagai langkah menentukan karakter dan jenis kanker penis. Selain itu, dokter akan menentukan stadium kanker penis untuk merencanakan langkah penanganan yang sesuai.


Baca juga: Pencitraan Mendetail untuk Cegah Kanker


Penanganan Kanker Penis

Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan, dokter spesialis bedah onkologi akan menentukan penanganan kanker penis akan disesuaikan dengan ukuran, lokasi dan stadium kanker, serta kemungkinan kekambuhannya. Rawat bersama beberapa dokter spesialis lain juga sangat mungkin dilakukan untuk memberikan penanganan yang komprehensif.


Berikut ini adalah beberapa penanganan kanker penis yang bisa dilakukan secara bersamaan maupun sebagai pengobatan tunggal, yakni:


1. Peresepan Obat

Peresepan obat biasanya dilakukan pada stadium kanker penis awal. Jenis pengobatan kanker penis ini digunakan untuk kasus kanker penis yang terbatas pada lapisan luar kulit penis atau kepala penis.


2. Kemoterapi

Kemoterapi dapat dilakukan untuk mengecilkan ukuran sel kanker, mencegahnya menyebar, dan bahkan mematikannya.


3. Radioterapi

Radioterapi atau terapi radiasi dengan menggunakan sinar radiasi yang tinggi supaya sel kanker mengecil, bahkan mati.


4. Operasi

  • Sunat untuk menghilangkan sel kanker yang tumbuh di kulup penis
  • Terapi laser dilakukan dengan menembakkan laser yang bersuhu tinggi untuk mematikan sel kanker
  • Krioterapi dilakukan dengan membekukan sel kanker hingga mati menggunakan suhu dingin
  • Eksisi atau operasi untuk menghilangkan sel kanker yang tumbuh pada bagian penis
  • Operasi Mohs merupakan pengobatan kanker penis dengan mengangkat sel kulit hingga mencapai lapisan yang normal 
  • Limfadenektomi atau operasi pengangkatan kelenjar getah bening (kebanyakan di selangkangan) yang membengkak 
  • Penektomi atau operasi pengangkatan penis, baik sebagian maupun seluruhnya, untuk kasus kanker yang sudah parah dan mengalami metastasis



Komplikasi Kanker Penis

Terjadinya komplikasi kanker penis bisa saja karena proses pengobatan maupun sel kanker itu sendiri. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi, antara lain:


  • Nyeri penis
  • Nekrosis atau kematian jaringan penis
  • Metastasis atau kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening atau ke area terdekat seperti tulang selangkangan dan skrotum
  • Stenosis atau penyempitan lubang penis
  • Striktur uretra atau perlengketan saluran kencing 
  • Fistula uretra atau terbentuknya saluran abnormal dari dan ke uretra dari organ di sekitarnya


Sebelum kondisi ini menyebabkan komplikasi, alangkah baiknya Anda berobat ke dokter spesialis urologi. Akan lebih baik lagi jika Anda melakukan upaya pencegahan kanker penis dengan melakukan sunat, rutin membersihkan kepala penis atau kulup, hentikan kebiasaan merokok, dan mendapatkan vaksin HPV


FAQ

Apakah Kanker Penis Menular?

Kanker penis tidak menular. Penyebab kanker penis adalah pertumbuhan sel-sel abnormal pada penis, dan bukan karena infeksi antar orang. Namun, beberapa faktor risiko seperti infeksi HPV dapat meningkatkan peluang terkena kanker penis. Jadi, meksipun HPV bisa menular melalui kontak seksual, tetapi itu bukan berarti kanker itu sendiri menular.


Apa Ciri-Ciri Kanker Penis di Stadium Awal?

Ciri-ciri kanker penis stadium awal meliputi munculnya luka atau benjolan pada penis yang tidak sembuh, perubahan warna kulit penis, ruam, atau area yang terasa gatal. Pada stadium ini, kanker penis juga bisa menyebabkan adanya perdarahan atau keluarnya cairan yang tidak biasa dari penis. Pembengkakan kelenjar getah bening di area selangkangan juga bisa terjadi.


Apa Ciri-Ciri Kanker Penis Sudah Menyebar?

Ciri-ciri kanker penis yang sudah menyebar ke organ tubuh lain meliputi, munculnya benjolan di area selangkangan, pembengkakan pada penis atau skrotum, nyeri yang menjalar ke panggul atau punggung bawah, dan penurunan berat badan yang tidak direncanakan. Deteksi dan penanganan dini adalah kunci utama mencegah penyebaran kanker penis. Jika Anda mengalami kondisi ini, jadwalkan konsultasi dengan dokter spesialis bedah onkologi untuk mendapatkan opsi pengobatan yang tepat.


Bila ragu, atau untuk memastikan kesehatan organ reproduksi Anda, jangan segan memeriksakan diri ke dokter spesialis urologi di RS Pondok Indah cabang terdekat. Selain pemeriksaan, dokter bisa memberikan beberapa saran untuk mencegah terjadinya kanker penis, termasuk vaksin HPV. 



Referensi:

  1. Huang J, Chan SC, Pang WS, Liu X, Zhang L, Lucero‐Prisno III DE, Xu W, Zheng ZJ, Ng AC, Necchi A, Spiess PE. Incidence, risk factors, and temporal trends of penile cancer: a global population‐based study. BJU international. 2024. (https://bjui-journals.onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/bju.16224). Diakses pada 11 September 2024.
  2. Sachdeva A, McGuinness L, et al,. Management of lymph node–positive penile cancer: a systematic review. European urology. 2024. (https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0302283823027793). Diakses pada 11 September 2024.
  3. Brouwer OR, Albersen M, et al,. European Association of Urology-American Society of Clinical Oncology collaborative guideline on penile cancer: 2023 update. European urology. 2023. (https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0302283823026386#s0140). Diakses pada 11 September 2024.
  4. White J, Mason R, et al,. Therapeutic approaches to penile cancer: standards of care and recent developments. Research and Reports in Urology. 2023. (https://www.tandfonline.com/doi/full/10.2147/RRU.S387228#d1e774). Diakses pada 11 September 2024.
  5. Cancer Research UK. Penile Cancer. (https://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/penile-cancer). Direvisi terakhir 4 Januari 2024. Diakses pada 11 September 2024.
  6. Cleveland Clinic. Penile Cancer. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/6181-penile-cancer). Direvisi terakhir 19 Mei 2022. Diakses pada 11 September 2024.