By Tim RS Pondok Indah
Kanker usus besar atau kolorektal adalah tumbuhnya sel abnormal yang tidak terkendali. Deteksi dan penanganan dini dapat meningkatkan kemungkinan penyembuhan.
Saluran pencernaan terdiri dari berbagai bagian usus. Di bagian akhir, terdapat usus besar (kolon) yang berfungsi menyerap air dan membentuk tinja untuk kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh.
Ketika terjadi gangguan pada bagian akhir usus ini, penderitanya akan mengalami berbagai masalah serta perubahan pola BAB. Namun, dengan skrining serta penanganan yang tepat, kanker usus besar bisa saja ditangani dan angka kematiannya bisa ditekan.
Kanker usus adalah tumbuhnya sel abnormal yang tidak terkendali dan menyebabkan perubahan pola BAB. Awalnya kanker usus atau kanker kolon sering kali bermula sebagai polip usus, yang merupakan tumor jinak. Namun, tidak semua polip usus akan berkembang menjadi tumor ganas atau kanker usus. Oleh karena itu, skrining dan penanganan awal merupakan kunci kesuksesan pengobatan kanker usus besar atau kanker kolorektal.
Baca juga: Deteksi Dini Gangguan Pencernaan Bawah dan Kolonoskopi
Pada stadium awal, kanker usus jarang menimbulkan gejala yang khas. Namun, beberapa penderitanya bisa saja mengeluhkan berbagai gejala awal kanker usus seperti berikut ini:
Sedangkan untuk kanker usus stadium lanjut, biasa akan menyebabkan penderitanya mengalami gejala, seperti:
Oleh karena itu, Anda sebaiknya memeriksakan diri ke dokter spesialis bedah digestif ketika mengalami perubahan pola BAB maupun mengalami salah satu keluhan yang menyerupai gejala kanker usus.
Baca juga: Nyeri Ulu Hati, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya
Penyebab kanker usus adalah mutasi genetik pada sel dalam lapisan usus besar. Namun, apa yang menyebabkan mutasi sel tersebut belum diketahui dengan pasti. Meski demikian, terjadinya mutasi genetik ini sering dikaitkan dengan gaya hidup yang tidak sehat serta adanya faktor genetik.
Hingga saat ini, pola hidup yang tidak sehat merupakan faktor yang diduga memegang peran dalam terjadinya mutasi genetik, pemicu terjadinya kanker usus besar. Beberapa pola hidup tidak sehat yang termasuk sebagai faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker usus adalah sebagai berikut ini:
Selain pola hidup yang tidak sehat, ada beberapa kondisi yang juga bisa memicu terjadinya kanker usus, yakni:
Baca juga: Sakit Lambung, Periksakan Segera, Jangan Remehkan Akibatnya
Guna memberikan penanganan yang sesuai, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis kanker usus. Diawali dengan tanya jawab medis untuk mengumpulkan informasi seputar keluhan, riwayat kesehatan pasien maupun keluarganya. Dokter kemudian akan melakukan pemeriksaan fisik di daerah perut dan anus.
Dari hasil pemeriksaan tersebut, dokter akan memastikan diagnosis dengan melakukan pemeriksaan penunjang, berupa:
Baca juga: Waspadai Kolitis Ulseratif, Penyakit Radang Usus Besar yang Kronis
Selain untuk menegakkan diagnosis, pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter juga bertujuan untuk menentukan keparahan (stadium) kanker usus yang terjadi. Penentuan stadium kanker usus penting dalam menentukan langkah pengobatan yang sesuai.
Berdasarkan keparahannya, kanker usus besar terbagi menjadi 5 stadium, antara lain:
Baca juga: Apakah Kanker Bisa Sembuh? Jangan Khawatir, Kanker Bisa Diobati
Metode penanganan kanker usus akan disesuaikan dengan kondisi masing-masing penderitanya, sesuai dengan stadium kanker usus besar dan kondisi kesehatan secara umum. Beberapa metode pengobatan untuk mengatasi kanker usus besar adalah:
Dengan tujuan mengangkat bagian yang terpengaruh sel kanker, baik itu merupakan sebagian dari usus besar maupun kelenjar getah bening yang terdampak.
Merupakan metode pengobatan kanker usus dengan pemberian obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker.
Dokter bisa saja membunuh sel kanker dengan menembakkan sinar radiasi, yang bisa dipancarkan dari alat yang berada di luar tubuh (radioterapi eksternal), atau melalui alat yang dipasang dekat lokasi kanker (radioterapi internal).
Berbeda dengan kemoterapi yang menyerang sel kanker sekaligus sel yang sehat, obat yang diberikan dalam terapi target bekerja dengan membunuh sel-sel kanker secara spesifik.
Metode ini dilakukan dengan memasukkan sel imun rekombinan untuk meningkatkan efektivitasnya dalam membunuh sel kanker.
Baca juga: Nyeri Kanker, Ketahui Penyebab dan Penanganannya!
Meski peluang kesembuhan cukup menjanjikan, kanker usus tetap berpotensi menyebabkan komplikasi ketika terlambat ditangani. Berikut ini adalah beberapa komplikasi kanker usus yang bisa terjadi:
Kanker usus besar dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat terutama dengan pola makan untuk mencegah kanker usus besar. Cara yang dapat dilakukan untuk memperkecil risiko terkena penyakit ini adalah:
Baca juga: Permasalahan Lambung Kaum Urban: Dispepsia, Gastritis, dan GERD
Keberhasilan pengobatan penderita kanker usus besar akan lebih besar jika diagnosis ditegakkan sejak stadium awal. Agar kanker usus besar bisa terdeteksi sedini mungkin, skrining perlu dilakukan. Pemeriksaan awal ini sangat dianjurkan, khususnya bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan kondisi serupa dan berusia lebih dari 50 tahun.
Beberapa pemeriksaan yang direkomendasikan untuk proses skrining kanker usus adalah sebagai berikut ini:
Untuk memastikan, dan menilai risiko Anda menderita kanker usus, konsultasikan dengan dokter spesialis bedah digestif. Dengan demikian, dokter bisa menyarankan pemeriksaan yang tepat, serta saran yang sesuai dengan kondisi Anda.
Kontrol rutin tidak hanya bagi mereka yang berisiko, penderita penyakit kanker usus juga perlu melakukan kontrol sesuai arahan dokter. Sebab pasien yang sudah dinyatakan sembuh dari kanker usus besar masih memiliki risiko untuk menderita kanker kembali. Dengan kontrol rutin, dokter bisa memantau kondisi Anda, sekaligus mendeteksi adanya kemungkinan kambuhnya kanker usus besar.
Di RS Pondok Indah, penanganan dari dokter spesialis yang kompeten didukung dengan fasilitas medis dengan kualitas terbaik, guna menghasilkan pelayanan medis terbaik. Jadi, hasil pengobatan yang diberikan akan lebih optimal.
USG umumnya kurang efektif untuk mendeteksi dan menegakkan diagnosis kanker usus, karena memiliki keterbatasan dalam melihat bagian dalam usus. Metode yang lebih akurat untuk mendiagnosis kondisi ini adalah kolonoskopi atau CT-scan. Namun, USG tetap bisa membantu mengidentifikasi massa atau perubahan lain di perut.
Seperti penyakit kanker lainnya, kanker usus besar berbahaya karena bisa menyebar ke organ lain jika tidak ditangani. Penyakit ini bisa menyebabkan penyumbatan, perdarahan, atau komplikasi lain yang mengancam nyawa. Namun, deteksi dini melalui skrining rutin dapat meningkatkan peluang kesembuhan penderita kanker usus besar.
Pencegahan kanker usus bisa dilakukan dengan menjaga pola makan sehat, menghindari konsumsi alkohol, menghindari merokok dan paparan asap rokok, serta berolahraga secara rutin. Selain itu, pemeriksaan kesehatan dan skrining kanker usus secara rutin juga wajib dianjurkan, terutama bagi mereka yang berusia lebih dari 50 tahun dan memiliki anggota keluarga dengan riwayat kanker usus.
Referensi: