Kateterisasi Jantung: Cara Kerja dan Prosedur

By Tim RS Pondok Indah

Monday, 23 September 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Kateterisasi jantung adalah salah satu pemeriksaan untuk memastikan adanya masalah pada jantung maupun pembuluh darah. Simak penjelasan selengkapnya!

Kateterisasi Jantung: Cara Kerja dan Prosedur

Kateterisasi jantung adalah salah satu pemeriksaan untuk memastikan adanya masalah pada jantung maupun pembuluh darah. Selain untuk menegakkan diagnosis, pengobatan untuk masalah jantung dan pembuluh darah juga bisa dilakukan selama tindakan kateterisasi jantung berlangsung. Jadi, jangan takut bila dokter menyarankan untuk melakukan tindakan ini, sebab risiko terjadinya efek samping kateterisasi jantung pun sangat minimal.


Jantung sering kali dilupakan dan diabaikan, bahkan tidak dijaga kesehatannya. Padahal fungsi organ vital ini sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Pola hidup yang tidak sehat, kelebihan berat badan, merokok, serta kurangnya aktivitas fisik dapat mengganggu kesehatan jantung. 


Gangguan pada jantung akan memengaruhi pompa darah dan pasokan oksigen ke seluruh tubuh. Kondisi ini kemudian akan menimbulkan berbagai komplikasi, mulai dari kerusakan jaringan, serangan jantung, hingga gagal jantung. Salah satu tindakan yang dapat dianjurkan dokter untuk memeriksa maupun mengatasi berbagai gangguan pada jantung dan pembuluh darah adalah kateterisasi jantung.


Mengenal Kateterisasi Jantung

Kateterisasi jantung adalah salah satu pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan diagnosis, sekaligus mengobati beberapa masalah pada jantung. Tindakan ini juga dikenal dengan istilah percutaneous coronary intervention (PCI) yang dilakukan dengan memasukkan kateter (selang khusus berdiameter sekitar 1,7-2 mm, berbentuk tipis, panjang, dan elastis) dari pembuluh darah besar di pergelangan tangan hingga masuk ke dalam jantung.


Prosedur kateterisasi jantung dilakukan dengan fluoroskopi serta zat kontras untuk menganalisis kondisi pembuluh darah jantung. Dengan demikian, dokter dapat memastikan adanya sumbatan atau plak pada pembuluh darah koroner.


Baca juga: Ring Jantung, Ketahui Manfaat, Prosedur, dan Risikonya


Fungsi Kateterisasi Jantung

Secara umum, prosedur kateterisasi jantung dilakukan untuk 2 indikasi, yakni diagnostik (pemeriksaan) dan intervensi (pengobatan). Mereka yang mengalami penyakit jantung bawaan, gangguan irama jantung, penyakit jantung koroner, gangguan katup jantung, dan gagal jantung biasa akan disarankan untuk melakukan kateterisasi oleh dokter spesialis jantung dan pembuluh darah. 


Umumnya dokter spesialis jantung dan pembuluh darah melakukan tindakan kateterisasi jantung untuk memastikan penyebab nyeri dada maupun gangguan irama jantung.dengan tujuan sebagai berikut ini:


  • Memeriksa kekuatan otot jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh
  • Memastikan penyakit jantung bawaan pada pasien anak
  • Mengevaluasi tekanan dan kadar oksigen dalam jantung, yang sering terganggu pada kondisi hipertensi pulmonal
  • Mengevaluasi serta mengobati penyakit Kawasaki, yang kebanyakan diderita anak-anak dan remaja
  • Mendeteksi sekaligus mengatasi adanya kelainan pada katup jantung
  • Mendeteksi penyakit jantung koroner yang sering kali menyebabkan terjadinya nyeri dada
  • Mengatasi penyakit jantung koroner dengan melakukan pelebaran pembuluh darah yang menyempit (angioplasti), serta pemasangan ring jantung
  • Mengambil sedikit sampel jaringan otot jantung untuk memastikan infeksi maupun tumor pada jantung
  • Memperbaiki kelainan pada struktur jantung melalui tindakan operasi sederhana


Baca juga: Apakah Hipertensi Bisa Sembuh?



Tindakan Pengobatan Menggunakan Kateterisasi Jantung

Sedangkan tindakan pengobatan (intervensi) yang bisa dilakukan menggunakan kateterisasi adalah sebagai berikut ini:


  • Angioplasti, atau pelebaran pembuluh darah koroner yang tersumbat
  • Ablasi, yang biasa dilakukan untuk mengatasi gangguan irama jantung (aritmia)
  • Trombektomi, atau proses menghilangkan gumpalan darah yang menyumbat pembuluh darah
  • Valvuloplasti, yang dilakukan untuk mengatasi masalah penyempitan katup jantung dengan menggunakan balon khusus


Baca juga: Pertolongan Pertama Serangan Jantung yang Harus Dipahami


Cara Kerja dan Prosedur Kateterisasi Jantung

Dalam pelaksanaannya, prosedur kateterisasi jantung bisa dilakukan dengan atau tanpa zat kontras (pewarna). Penggunaan kontras biasa dilakukan untuk memastikan adanya sumbatan pada pembuluh darah koroner, yang dikeluhkan sebagai nyeri dada. Tindakan ini biasa berlangsung antara 30-60 menit dengan bius total maupun bius lokal, sesuai dengan kondisi Anda. 


1. Persiapan Kateterisasi Jantung

Sebagai langkah persiapan, dokter akan menginformasikan semua hal yang perlu Anda perhatikan. Dokter juga akan memastikan informasi seputar riwayat penyakit yang pernah Anda derita sebelumnya, serta konsumsi obat maupun suplemen. Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik serta tanda vital, termasuk tekanan darah, yang akan dilanjutkan dengan beberapa pemeriksaan penunjang

Sebelum menjalani prosedur kateterisasi jantung, dokter biasa memberikan beberapa saran seperti berikut ini:


  • Menghentikan maupun mengonsumsi obat-obatan, sesuai dengan arahan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah yang akan melakukan tindakan kateterisasi 
  • Berpuasa setidaknya 4-8 jam sebelum prosedur kateterisasi jantung dilakukan, tetapi konsumsi air putih biasa masih diperbolehkan hingga 1 jam menjelang tindakan dilakukan
  • Informasikan ke dokter terkait riwayat penyakit yang Anda derita, terutama diabetes, gangguan ginjal, maupun sedang demam atau mengalami infeksi.
  • Informasikan riwayat alergi yang Anda alami, termasuk alergi terhadap zat kontras, lateks, maupun makanan, seperti kerang-kerangan.
  • Informasikan ke dokter bila Anda sedang atau mungkin hamil
  • Mintalah keluarga atau kerabat untuk menemani Anda, mulai dari sebelum hingga prosedur kateterisasi selesai dilakukan


Sebelum dilakukan kateterisasi jantung, biasanya Anda akan diminta untuk buang air kecil, melepas segala perhiasan maupun aksesoris yang dikenakan, dan menggunakan baju khusus yang disediakan oleh pihak rumah sakit. Petugas medis akan memposisikan Anda berbaring di meja pemeriksaan dan memasangkan infus pada pembuluh darah, sebagai akses untuk memasukkan cairan maupun obat yang diperlukan selama tindakan.


Petugas juga akan menempelkan elektroda untuk memantau denyut jantung, maupun kondisi jantung secara umum, saat prosedur kateterisasi jantung dilakukan.


2. Tindakan Kateterisasi Jantung Berlangsung

Selanjutnya, tindakan kateterisasi jantung berlangsung sebagai berikut ini:


  • Dokter akan memberikan obat bius lokal pada lokasi kateter dimasukkan
  • Setelah obat bius bekerja, dokter akan melakukan sayatan kecil pada pergelangan tangan sebagai lokasi masuknya selang kateter
  • Selang kateter yang telah dilengkapi oleh berbagai peralatan medis kemudian akan didorong hingga masuk ke jantung
  • Jika tindakan kateterisasi dilakukan untuk prosedur diagnosis, dokter akan menyuntikkan cairan pewarna atau zat kontras. Dokter juga bisa mengambil sampel jaringan jantung untuk kepentingan biopsi.
  • Setelah selesai dilakukan, kateter akan dikeluarkan dari pembuluh darah dan sayatan akan dijahit lalu ditutup menggunakan perban.


3. Tahap Pemulihan

Anda akan dibawa ke ruang pemulihan setelah prosedur kateterisasi jantung selesai dilakukan. Setelah kondisi stabil, Anda akan dipantau dalam ruangan khusus selama beberapa hari baru kemudian dipindahkan ke ruang rawat biasa. Selama proses pemulihan, Anda akan diberikan beberapa instruksi hingga dinyatakan aman untuk dipulangkan. Jangan lupa untuk melakukan kontrol setelah tindakan maupun konsumsi obat yang diresepkan.


Baca juga: Perkembangan Pengobatan Penyakit Jantung Koroner



Efek Samping Kateterisasi Jantung

Meski kemungkinan terjadinya sangat kecil, kateterisasi jantung tetap bisa menimbulkan efek samping. Beberapa efek samping atau risiko kateterisasi jantung yang mungkin terjadi, antara lain:


  • Reaksi alergi terhadap cairan pewarna atau zat kontras yang digunakan selama proses kateterisasi jantung
  • Memar, perdarahan, hingga terjadinya infeksi pada lokasi dimasukkannya kateter
  • Kerusakan pada pembuluh darah (arteri), maupun jaringan (struktur) jantung, yang dimasuki kateter 
  • Gumpalan atau bekuan darah yang memicu terjadinya stroke maupun serangan jantung
  • Gangguan irama jantung (aritmia)
  • Kerusakan ginjal 
  • Masuknya udara ke dalam pembuluh darah (emboli)


Umumnya hasil kateterisasi jantung bisa diperoleh segera setelah tindakan selesai dilakukan. Namun, pada prosedur biopsi hasil kateterisasi jantung baru akan diperoleh beberapa hari kemudian. Setelah mendapatkan hasil, dokter akan merencanakan penanganan yang sesuai bagi kondisi Anda, termasuk dengan peresepan obat yang dibarengi penerapan pola hidup sehat.


Supaya lebih nyaman, pilihlah dokter spesialis jantung dan pembuluh darah yang berpraktik di RS dengan fasilitas medis lengkap. RS Pondok Indah adalah tempat yang sesuai untuk menjaga kesehatan jantung Anda karena telah dilengkapi dengan fasilitas CT-Scan jantung serta kateterisasi jantung yang dilakukan oleh spesialis jantung yang terpercaya. Dengan demikian, Anda bisa memperoleh hasil kateterisasi jantung yang lebih akurat.  


FAQ Kateterisasi Jantung


Apa Tujuan Kateterisasi Jantung? 

Kateterisasi jantung bertujuan untuk mendiagnosis dan mengobati masalah jantung. Prosedur ini digunakan untuk melihat penyumbatan pada pembuluh darah, memeriksa tekanan dan aliran darah di jantung, serta memasang stent jika diperlukan untuk membuka arteri yang tersumbat​.


Berapa Lama Waktu Kateterisasi Jantung?

Kateterisasi jantung biasanya berlangsung sekitar 30 menit hingga 1 jam, tergantung pada kompleksitas kasus. 


Apa yang Dirasakan Setelah Kateterisasi Jantung? 

Setelah kateterisasi jantung, pasien mungkin merasa sedikit nyeri atau memar di area tempat kateter dimasukkan, biasanya di lengan atau pangkal paha. Beberapa pasien juga merasa lelah atau lemah selama beberapa jam. 


Referensi:

  1. Tamis-Holland JE, Menon V, et al,. Cardiac Catheterization Laboratory Management of the Comatose Adult Patient With an Out-of-Hospital Cardiac Arrest: A Scientific Statement From the American Heart Association. Circulation. 2024. (https://www.ahajournals.org/doi/epub/10.1161/CIR.0000000000001199). Diakses pada 27 Mei 2024.
  2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. Mengenal Pemeriksaan Kateterisasi dan Angiografi. (https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/544/mengenal-). Direvisi terakhir 26 Juli 2022. Diakses pada 27 Mei 2024.
  3. American Heart Association. Cardiac Catheterization. (https://www.heart.org/en/health-topics/heart-attack/diagnosing-a-heart-attack/cardiac-catheterization). Direvisi terakhir 18 Agustus 2023. Diakses pada 27 Mei 2024.
  4. Cleveland Clinic. Cardiac Catheterization. (https://my.clevelandclinic.org/health/diagnostics/16832-cardiac-catheterization). Direvisi terakhir 29 April 2022. Diakses pada 27 Mei 2024.
  5. Mayo Clinic. Cardiac catheterization. (https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/cardiac-catheterization/about/pac-20384695). Direvisi terakhir 22 Agustus 2023. Diakses pada 27 Mei 2024.