Kateterisasi jantung adalah salah satu pemeriksaan untuk memastikan adanya masalah pada jantung maupun pembuluh darah. Simak penjelasan selengkapnya!
Kateterisasi jantung adalah salah satu pemeriksaan untuk memastikan adanya masalah pada jantung maupun pembuluh darah. Selain untuk menegakkan diagnosis, pengobatan untuk masalah jantung dan pembuluh darah juga bisa dilakukan selama tindakan kateterisasi jantung berlangsung. Jadi, jangan takut bila dokter menyarankan untuk melakukan tindakan ini, sebab risiko terjadinya efek samping kateterisasi jantung pun sangat minimal.
Jantung sering kali dilupakan dan diabaikan, bahkan tidak dijaga kesehatannya. Padahal fungsi organ vital ini sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Pola hidup yang tidak sehat, kelebihan berat badan, merokok, serta kurangnya aktivitas fisik dapat mengganggu kesehatan jantung.
Gangguan pada jantung akan memengaruhi pompa darah dan pasokan oksigen ke seluruh tubuh. Kondisi ini kemudian akan menimbulkan berbagai komplikasi, mulai dari kerusakan jaringan, serangan jantung, hingga gagal jantung. Salah satu tindakan yang dapat dianjurkan dokter untuk memeriksa maupun mengatasi berbagai gangguan pada jantung dan pembuluh darah adalah kateterisasi jantung.
Kateterisasi jantung adalah salah satu pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan diagnosis, sekaligus mengobati beberapa masalah pada jantung. Tindakan ini juga dikenal dengan istilah percutaneous coronary intervention (PCI) yang dilakukan dengan memasukkan kateter (selang khusus berdiameter sekitar 1,7-2 mm, berbentuk tipis, panjang, dan elastis) dari pembuluh darah besar di pergelangan tangan hingga masuk ke dalam jantung.
Prosedur kateterisasi jantung dilakukan dengan fluoroskopi serta zat kontras untuk menganalisis kondisi pembuluh darah jantung. Dengan demikian, dokter dapat memastikan adanya sumbatan atau plak pada pembuluh darah koroner.
Baca juga: Ring Jantung, Ketahui Manfaat, Prosedur, dan Risikonya
Secara umum, prosedur kateterisasi jantung dilakukan untuk 2 indikasi, yakni diagnostik (pemeriksaan) dan intervensi (pengobatan). Mereka yang mengalami penyakit jantung bawaan, gangguan irama jantung, penyakit jantung koroner, gangguan katup jantung, dan gagal jantung biasa akan disarankan untuk melakukan kateterisasi oleh dokter spesialis jantung dan pembuluh darah.
Umumnya dokter spesialis jantung dan pembuluh darah melakukan tindakan kateterisasi jantung untuk memastikan penyebab nyeri dada maupun gangguan irama jantung.dengan tujuan sebagai berikut ini:
Baca juga: Apakah Hipertensi Bisa Sembuh?
Sedangkan tindakan pengobatan (intervensi) yang bisa dilakukan menggunakan kateterisasi adalah sebagai berikut ini:
Baca juga: Pertolongan Pertama Serangan Jantung yang Harus Dipahami
Dalam pelaksanaannya, prosedur kateterisasi jantung bisa dilakukan dengan atau tanpa zat kontras (pewarna). Penggunaan kontras biasa dilakukan untuk memastikan adanya sumbatan pada pembuluh darah koroner, yang dikeluhkan sebagai nyeri dada. Tindakan ini biasa berlangsung antara 30-60 menit dengan bius total maupun bius lokal, sesuai dengan kondisi Anda.
Sebagai langkah persiapan, dokter akan menginformasikan semua hal yang perlu Anda perhatikan. Dokter juga akan memastikan informasi seputar riwayat penyakit yang pernah Anda derita sebelumnya, serta konsumsi obat maupun suplemen. Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik serta tanda vital, termasuk tekanan darah, yang akan dilanjutkan dengan beberapa pemeriksaan penunjang
Sebelum menjalani prosedur kateterisasi jantung, dokter biasa memberikan beberapa saran seperti berikut ini:
Sebelum dilakukan kateterisasi jantung, biasanya Anda akan diminta untuk buang air kecil, melepas segala perhiasan maupun aksesoris yang dikenakan, dan menggunakan baju khusus yang disediakan oleh pihak rumah sakit. Petugas medis akan memposisikan Anda berbaring di meja pemeriksaan dan memasangkan infus pada pembuluh darah, sebagai akses untuk memasukkan cairan maupun obat yang diperlukan selama tindakan.
Petugas juga akan menempelkan elektroda untuk memantau denyut jantung, maupun kondisi jantung secara umum, saat prosedur kateterisasi jantung dilakukan.
Selanjutnya, tindakan kateterisasi jantung berlangsung sebagai berikut ini:
Anda akan dibawa ke ruang pemulihan setelah prosedur kateterisasi jantung selesai dilakukan. Setelah kondisi stabil, Anda akan dipantau dalam ruangan khusus selama beberapa hari baru kemudian dipindahkan ke ruang rawat biasa. Selama proses pemulihan, Anda akan diberikan beberapa instruksi hingga dinyatakan aman untuk dipulangkan. Jangan lupa untuk melakukan kontrol setelah tindakan maupun konsumsi obat yang diresepkan.
Baca juga: Perkembangan Pengobatan Penyakit Jantung Koroner
Meski kemungkinan terjadinya sangat kecil, kateterisasi jantung tetap bisa menimbulkan efek samping. Beberapa efek samping atau risiko kateterisasi jantung yang mungkin terjadi, antara lain:
Umumnya hasil kateterisasi jantung bisa diperoleh segera setelah tindakan selesai dilakukan. Namun, pada prosedur biopsi hasil kateterisasi jantung baru akan diperoleh beberapa hari kemudian. Setelah mendapatkan hasil, dokter akan merencanakan penanganan yang sesuai bagi kondisi Anda, termasuk dengan peresepan obat yang dibarengi penerapan pola hidup sehat.
Supaya lebih nyaman, pilihlah dokter spesialis jantung dan pembuluh darah yang berpraktik di RS dengan fasilitas medis lengkap. RS Pondok Indah adalah tempat yang sesuai untuk menjaga kesehatan jantung Anda karena telah dilengkapi dengan fasilitas CT-Scan jantung serta kateterisasi jantung yang dilakukan oleh spesialis jantung yang terpercaya. Dengan demikian, Anda bisa memperoleh hasil kateterisasi jantung yang lebih akurat.
Kateterisasi jantung bertujuan untuk mendiagnosis dan mengobati masalah jantung. Prosedur ini digunakan untuk melihat penyumbatan pada pembuluh darah, memeriksa tekanan dan aliran darah di jantung, serta memasang stent jika diperlukan untuk membuka arteri yang tersumbat.
Kateterisasi jantung biasanya berlangsung sekitar 30 menit hingga 1 jam, tergantung pada kompleksitas kasus.
Setelah kateterisasi jantung, pasien mungkin merasa sedikit nyeri atau memar di area tempat kateter dimasukkan, biasanya di lengan atau pangkal paha. Beberapa pasien juga merasa lelah atau lemah selama beberapa jam.
Referensi: