Cephalgia atau sakit kepala dibagi menjadi Primer (tension headache, migraine, cluster headache) dan Sekunder (tumor otak, glaukoma, radang/pendarahan otak).
Sakit kepala atau dalam terminologi kedokteran disebut cephalgia, merupakan penyakit yang sering dikeluhkan pasien. Keluhan sakit kepala dapat berupa rasa sakit pada kepala, leher, atau bagian atas bahu yang menjalar ke kepala.
Gejala sakit kepala yang dirasakan pun cukup beragam, seperti rasa sakit berdenyut, ditusuk-tusuk, berat, terikat dan tegang, bahkan menjalar. Keluhan berat lainnya dapat berupa demam, mual, muntah, kesemutan, gangguan penglihatan, bahkan kelemahan pada ekstremitas.
Cephalgia adalah istilah medis untuk sakit kepala, yang dapat bervariasi dalam intensitas, lokasi, dan penyebab. Cephalgia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti stres, ketegangan otot, dehidrasi, infeksi, atau kondisi medis lainnya seperti migrain. Sakit kepala ini terbagi dalam beberapa kategori utama, yaitu sakit kepala primer seperti migrain dan tension-type headaches, serta sakit kepala sekunder yang disebabkan oleh masalah kesehatan lainnya.
Sakit kepala dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk:
Ketegangan otot di kepala dan leher sering disebabkan oleh stres dan kecemasan, yang dapat memicu sakit kepala tegang.
Kekurangan cairan dalam tubuh dapat menyebabkan sakit kepala.
Mata yang lelah atau gangguan penglihatan yang tidak terkoreksi bisa menjadi penyebab sakit kepala.
Infeksi atau peradangan pada sinus bisa menyebabkan sakit kepala sinus.
Kurang tidur atau tidur yang tidak berkualitas sering dikaitkan dengan sakit kepala.
Alkohol, kafein, dan obat-obatan tertentu dapat memicu sakit kepala.
Penyakit seperti migrain, hipertensi, dan tumor otak juga bisa menyebabkan sakit kepala.
Baca juga: Agar Sakit Kepala Tak Terus Berulang
Penanganan sakit kepala bergantung pada jenis dan penyebabnya. Berikut adalah beberapa metode umum:
Analgesik seperti ibuprofen atau paracetamol sering digunakan untuk mengatasi sakit kepala ringan. Untuk migrain atau sakit kepala klaster, dokter mungkin meresepkan obat-obatan khusus seperti triptan atau ergotamin.
Mengelola stres, memastikan tidur yang cukup, dan menjaga hidrasi dapat membantu mencegah sakit kepala.
Pijat, akupunktur, dan latihan peregangan dapat membantu mengurangi ketegangan otot yang menyebabkan sakit kepala.
Menggunakan kacamata atau lensa kontak yang tepat dapat mencegah sakit kepala yang disebabkan oleh masalah penglihatan.
Dalam kasus sakit kepala kronis atau yang disebabkan oleh kondisi medis serius, konsultasi dengan dokter spesialis diperlukan untuk perawatan lebih lanjut.
Sakit kepala bisa berbahaya jika disertai gejala-gejala serius seperti sakit kepala yang tiba-tiba dan sangat parah, perubahan kesadaran, kejang, kebingungan, leher kaku, demam tinggi, kehilangan penglihatan atau penglihatan ganda, kelemahan atau mati rasa di satu sisi tubuh, atau kesulitan berbicara.
Kondisi ini dapat mengindikasikan masalah serius seperti stroke, meningitis, aneurisma, atau tumor otak. Jika mengalami sakit kepala yang berbeda dari biasanya atau disertai dengan gejala-gejala tersebut, segera cari pertolongan medis. Penanganan cepat dan tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut dan memastikan diagnosis yang akurat.
Meskipun sebagian besar sakit kepala bisa diatasi dengan perawatan mandiri, ada beberapa tanda yang memerlukan perhatian medis segera:
Segeralah berkonsultasi ke dokter spesialis neurologi bila sakit kepala terasa semakin berat dan menimbulkan gejala lain seperti muntah hebat, kejang, pandangan kabur, penglihatan ganda, kelemahan ekstremitas atau bila berhubungan dengan cedera kepala.
Penyebab cephalgia atau sakit kepala meliputi berbagai faktor, seperti stres, ketegangan otot, kurang tidur, dehidrasi, konsumsi kafein berlebihan, gangguan hormon, infeksi, masalah sinus, serta kondisi medis serius seperti migrain, hipertensi, atau cedera kepala.
Ciri-ciri sakit kepala yang berbahaya meliputi sakit kepala yang tiba-tiba dan sangat parah, disertai gejala seperti kebingungan, penglihatan kabur, muntah hebat, leher kaku, demam tinggi, kelemahan pada satu sisi tubuh, kejang, atau perubahan kesadaran. Jika gejala ini muncul, segera cari bantuan medis.
Sering pusing bisa menjadi gejala berbagai kondisi, seperti anemia, tekanan darah rendah, dehidrasi, vertigo, gangguan pada telinga dalam, migrain, gangguan kecemasan, atau masalah kesehatan lain seperti diabetes atau gangguan jantung.