Kenali Metode Pemeriksaan Fertilitas dan Jenis Program Hamil

Tuesday, 01 October 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Jenis pemeriksaan program hamil meliputi stimulasi ovarium, pengambilan sel telur, pembuahan in vitro, dan transfer embrio ke rahim. Simak selengkapnya di sini!

Kenali Metode Pemeriksaan Fertilitas dan Jenis Program Hamil

Kehamilan dapat terjadi begitu mudahnya pada sebagian orang. Sementara pada sebagian lainnya, butuh waktu, usaha, dan kesabaran untuk dapat hamil. Tapi nyatanya, proses terjadinya kehamilan memang cukup rumit.


Maka itu, tak sekadar berusaha, setiap pasangan yang mengidamkan kehamilan sepatutnya juga berkenan untuk berkonsultasi dan memeriksakan kesehatan organ reproduksi mereka guna menjaga peluang.


Kapan Harus Memeriksakan Fertilitas ke Dokter?

Anda dan pasangan yang mendambakan keturunan dan sudah berhubungan secara teratur 2-3 kali seminggu selama 12 bulan tanpa kontrasepsi, namun belum kunjung hamil sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan.


Hasil pemeriksaan ini akan mengungkap masalah yang menghambat Anda dan pasangan dalam proses memperoleh keturunan secara alami. Penanganan terhadap masalah akan bergantung pada penyebab yang mendasarinya.


Persentase penyebab gangguan kesuburan pada pasangan infertilitas 35 persennya disebabkan masalah dari pihak pria, 35 persen dari pihak wanita, dan sisanya kombinasi dari keduanya.


Baca juga: Gangguan Kesuburan Primer dan Sekunder, Apa Bedanya?



Metode Pemeriksaan Fertilitas di RS Pondok Indah IVF Centre


Pada Pria

Pada pria, perlu dilakukan analisis sperma untuk menilai kualitas sperma yang mencakup tiga hal yakni, jumlah, kecepatan gerakan, dan bentuk sperma. Sebaiknya pria tidak berhubungan atau mengeluarkan sperma selama 3-5 hari sebelum melakukan pemeriksaan ini.


Menurut kriteria WHO jumlah rata-rata konsentrasi sperma normal adalah lebih dari 15 juta per mililiter. Sperma yang bergerak cepat dan lurus sebaiknya berada pada jumlah di atas 32 persen dan sperma yang memiliki bentuk normal minimal sebanyak 4 persen.


Semakin tinggi persentase sperma dengan bentuk normal yang dimiliki, maka semakin besar kemungkinan sel sperma tersebut membuahi sel telur.


Untuk meningkatkan keberhasilan program bayi tabung, RS Pondok Indah IVF Centre mengaplikasikan teknologi medis Intracytoplasmic Morphologically-selected Sperm Injection (IMSI). Teknik ini digunakan untuk memilih sel sperma terbaik sebelum disuntikkan ke sel telur.


Proses pemilihan sel sperma terbaik menggunakan bantuan teknologi pencitraan yang mampu memperbesar gambar hingga 6.000 kali. Sehingga hanya sel sperma kualitas terbaik yang terpilih.


Baca juga: Peran Inovasi Teknologi dalam Kesuksesan Program Bayi Tabung


Pada Wanita

Pemeriksaan pada wanita, dimulai dengan pengajuan beragam pertanyaan dari dokter spesialis kebidanan dan kandungan. Pertanyaan yang diajukan termasuk aktivitas keseharian, cara dan waktu melakukan hubungan seksual, jadwal menstruasi, dan apakah pernah terjadi pendarahan di antara masa menstruasi atau setelah melakukan hubungan intim.


Kemudian dokter akan melakukan pemeriksaan ginekologi dan pemeriksaan ultrasonografi (USG transvaginal) untuk mengetahui kondisi organ wanita, termasuk rahim.


Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat apakah ada kelainan yang dapat mengganggu proses kehamilan seperti kelainan anatomi bawaan lahir, hingga keberadaan mioma atau polip. Selain itu, pemeriksaan USG ini juga dilakukan untuk melihat kondisi rahim dan indung telur seperti ada tidaknya kista, melihat ukuran organ ovarium, dan melihat jumlah sel telur.


USG dilakukan pada saat hari kedua atau ketiga menstruasi. Pemeriksaan dasar lainnya untuk wanita adalah histerosalpingografi (HSG) yang dilakukan untuk melihat adakah sumbatan pada saluran telur, apakah tertutup sebagian atau seluruhnya. 


Semua proses dari konsultasi dokter hingga pemeriksaan dapat dilakukan pada 1-2 kali kunjungan. Sehingga pada sesi konsultasi berikutnya, dokter sudah mengetahui jenis dan kemungkinan penyebab gangguan kesuburan, serta dapat menawarkan program kehamilan yang sesuai dengan gangguan yang Anda dan pasangan alami.


Baca juga: Cek Kesiapan Anda dan Pasangan Sebelum Program IVF


Jenis-jenis Program Kehamilan

Program kehamilan merupakan serangkaian prosedur untuk membantu Anda dan pasangan yang ingin memiliki keturunan, dengan diawali dengan serangkaian pemeriksaan terlebih dahulu. Program kehamilan ini dikembangkan sesuai kondisi Anda dan pasangan.


Berikut ini adalah beberapa jenis program kehamilan dengan berbagai tingkat keberhasilannya:


1. Hubungan Seksual Terjadwal

Anda dan pasangan akan disarankan untuk berhubungan pada hari yang tepat dengan masa ovulasi sehingga diharapkan terjadi kehamilan. Sebelumnya dokter akan memantau ukuran folikel yang berisi sel telurdengan pemeriksaan USG untuk memprediksi waktu ovulasi.


Tingkat keberhasilan metode ini di bawah 10 persen. Pasangan yang disarankan melakukan sanggama terjadwal harus memenuhi persyaratan memiliki jumlah sperma dan saluran telur yang baik, serta jadwal menstruasi yang teratur


2. Inseminasi Intra-Uterin (IUI)

Inseminasi buatan atau intrauterine insemination adalah sebuah program kehamilan di mana sperma dimasukkan secara langsung ke dalam rahim dengan sengaja. Pada program ini, sel sperma dimasukkan ke dalam rahim wanita dan proses pembuahan tetap terjadi secara alami di dalam saluran tuba falopi.


Program IUI memiliki keberhasilan sekitar 15-20 persen. Pasangan suami-istri yang disarankan untuk melakukan metode ini harus memenuhi persyaratan memiliki jumlah sperma yang bergerak cepat sekitar 5-10 juta dan memiliki saluran telur yang baik.


Program inseminasi dapat dilakukan maksimal sebanyak empat siklus. Apabila belum terjadi kehamilan, pasien akan disarankan mengikuti metode bayi tabung.


3. Bayi Tabung

Bayi tabung atau in-vitro fertilization (IVF) merupakan teknologi reproduksi di mana sel sperma dan sel telur dipertemukan di luar tubuh wanita.


Metode bayi tabung dilakukan dengan cara menyuntikan satu sel sperma terpilih ke dalam satu sel telur terpilih untuk mendapatkan pembuahan. Hasil proses pembuahan ini akan dipantau dengan teknologi bayi tabung terkini yaitu timelapse incubator, sehingga didapatkan embrio yang siap ditransfer ke dalam rahim.


Tingkat keberhasilannya mencapai 40-45 persen. Namun, persentase keberhasilan ini dipengaruhi oleh beragam faktor, seperti usia, cadangan sel telur, kualitas sperma, kondisi medis masing-masing pasangan, hingga pilihan klinik fertilitas yang tepat.


Baca juga: Menilai Cadangan Ovarium untuk Keberhasilan Program IVF


Sebelum menjalani program ini, Anda dan pasangan disarankan memeriksakan penyebab gangguan kesuburan yang sedang dialami dan mencari solusinya bersama dokter, sehingga peluang terjadinya kehamilan pun semakin besar.


RS Pondok Indah IVF Centre mengadopsi berbagai teknologi medis terdepan untuk metode bayi tabung. Kombinasi dari teknologi medis tersebut, dapat meningkatkan peluang keberhasilan program bayi tabung Anda dan pasangan.


Apapun metode program kehamilan yang Anda dan pasangan pilih, sebaiknya disesuaikan dengan hasil pemeriksaan. Apabila Anda dan pasangan masih bingung menentukan program kehamilan yang sesuai, RS Pondok Indah IVF Centre menyediakan layanan konsultasi dengan tim dokter subspesialis fertilitas, endokrinologi, dan reproduksi.



FAQ


Apa Perbedaan Inseminasi Buatan dan Bayi Tabung?

Inseminasi buatan adalah metode memasukkan sperma ke dalam rahim secara langsung menggunakan alat. Proses pembuahan pada metode IUI tetap berjalan secara alami di tuba falopi. Sementara itu, bayi tabung (IVF) melibatkan pengambilan sel telur dan sperma, kemudian pembuahan terjadi di luar tubuh. Embrio yang terbentuk baru nantinya akan dimasukkan ke rahim calon ibu.


Berapa Jumlah Sperma Minimal untuk Inseminasi?

Jumlah sperma minimal untuk inseminasi buatan (IUI) biasanya adalah 2-10 juta sperma per mililiter. Sperma yang kurang dari jumlah ini mungkin mengurangi peluang keberhasilan, sehingga dokter biasanya merekomendasikan tes sperma sebelum prosedur. Konsultasikan dengan dokter spesialis fertilitas untuk mengetahui kondisi spesifik dan saran terbaik bagi Anda.


Mana yang Lebih Baik, IVF atau IUI?

Keduanya memiliki kelebihan tersendiri, akan tetapi secara umum, IVF memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi ketimbang IUI. Tidak hanya demikian, IVF juga lebih efektif untuk kasus yang kompleks seperti masalah tuba falopi atau kualitas sperma rendah. Oleh sebab itu juga, IVF biasanya dipilih setelah IUI gagal atau kurang cocok untuk pasangan dengan kondisi tertentu.


Kapan Sebaiknya Beralih dari IUI ke IVF?

Pasangan suami-istri biasanya disarankan beralih dari IUI ke IVF setelah 4 siklus IUI yang gagal. Peralihan dari IUI ke IVF juga direkomendasikan bagi wanita berusia di atas 35 tahun atau jika ada masalah kesuburan seperti endometriosis, tuba fallopi tersumbat, atau kualitas sperma rendah. Konsultasi dengan dokter spesialis IVF dan fertilitas sangat penting untuk menentukan langkah terbaik berdasarkan kondisi Anda dan pasangan.