Waspadai Keputihan Tidak Normal dan Tangani Sedini Mungkin

By Tim RS Pondok Indah

Wednesday, 18 September 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Keputihan tidak normal terjadi ketika keputihan mengalami perubahan warna, bau, serta volume. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh infeksi. Simak selengkapnya!

Waspadai Keputihan Tidak Normal dan Tangani Sedini Mungkin

Vagina memang akan memproduksi cairan yang berfungsi untuk menjaga kebersihan dan kelembabannya, sehingga tidak mudah terinfeksi. Namun, ada beberapa kondisi yang menyebabkan perubahan cairan vagina, atau yang dikenal dengan cairan keputihan tidak normal. Kondisi ini bisa ditandai dengan perubahan warna, tekstur, dan bau dari cairan tersebut.


Mengetahui keputihan tidak normal akan membantu Anda mendapatkan penanganan sedini mungkin, jadi kondisi yang mendasarinya pun bisa segera diatasi. Sebab, penyebab keputihan tidak normal bisa saja merupakan kondisi medis yang memerlukan penanganan medis.


Apa yang Dimaksud dengan Keputihan Tidak Normal?

Keputihan tidak normal adalah suatu tanda adanya infeksi maupun gangguan pada organ reproduksi wanita. Meski umumnya infeksi yang menyebabkan kondisi ini bisa disembuhkan dengan pengobatan yang dilakukan oleh dokter kandungan, penderitanya kerap merasa terganggu. Sebab keputihan yang tidak normal bisa menyebabkan tanda dan gejala yang menghambat aktivitas sehari-hari.


Oleh karena itu, mengenali tanda dan gejala keputihan tidak normal perlu dilakukan sedini mungkin, agar kondisi ini tidak membatasi aktivitas penderitanya. Selain itu, penanganan sedini mungkin juga diperlukan, mengingat kanker juga bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya keputihan yang tidak normal.


Baca juga: Kenali 6 Gejala Awal Kanker Serviks yang Perlu Diperhatikan



Ciri-ciri Keputihan Tidak Normal 

Umumnya, penderitanya akan mengeluhkan gejala keputihan tidak normal sebagai:


  • Rasa gatal, perih, maupun seperti terbakar pada vagina
  • Nyeri saat buang air kecil
  • Nyeri saat berhubungan seksual 
  • Nyeri panggul
  • Gangguan siklus menstruasi


Berbeda dengan keputihan normal, berikut ini adalah beberapa tanda keputihan abnormal yang perlu Anda kenali:


  1. Keputihan berwarna tidak normal, yang dapat terlihat kuning, hijau, abu-abu, atau coklat
  2. Jumlah keputihan lebih banyak dari biasanya
  3. Berbau busuk atau bau amis 


Jadi, meskipun lendir vagina jadi lebih kental dan lengket, tetapi tidak mengalami 3 perubahan di atas, masih bisa dinyatakan keputihan normal.


Baca juga: Menstruasi Tak Teratur, Hati-hati PCOS


Penyebab Keputihan Tidak Normal


1. Vaginosis bakterialis

Infeksi bakteri yang terjadi pada vagina akan menyebabkan keputihan tidak normal berupa:


  • Keputihan yang berwarna putih, abu-abu, maupun kuning
  • Keputihan berbau amis
  • Vagina terasa gatal maupun perih
  • Vagina kemerahan dan bengkak 


2. Infeksi jamur 

Jamur Candida yang tumbuh secara berlebih pada vagina akan menyebabkan infeksi, yang ditandai dengan keputihan, yang:


  • Berwarna putih, seperti susu
  • Bergumpal-gumpal, atau teksturnya seperti pecahan keju
  • Disertai dengan bengkak dan gatal pada vagina
  • Menyebabkan nyeri saat berhubungan seksual


3. Trikomoniasis

Infeksi parasit, Trichomoniasis vaginalis, yang juga merupakan infeksi menular seksual ini juga dapat menyebabkan keputihan yang tidak normal, yang ditandai dengan:


  • Warna keputihan menjadi putih, hijau, maupun keabu-abuan
  • Berbusa atau berbuih
  • Berbau tidak sedap
  • Membuat vagina terasa gatal atau nyeri saat buang air kecil


4. Gonore

Penyakit menular seksual lain yang juga menyebabkan keputihan tidak normal adalah gonore. Infeksi yang terjadi akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae akan menyebabkan keputihan tidak normal yang memiliki ciri sebagai berikut ini:


  • Berwarna putih keruh, kuning, maupun hijau
  • Menyebabkan nyeri panggul, air seni yang keluar sendiri dan tidak bisa ditahan, maupun perubahan siklus menstruasi, yang merupakan komplikasi gonore jika tidak ditangani dengan tepat


5. Kanker serviks

Tumbuhnya sel kanker pada serviks akan menyebabkan keputihan tidak normal, yang kebanyakan berwarna kecoklatan. Selain itu, kanker juga akan menyebabkan keputihan berbau busuk dan nyeri panggul. Gangguan siklus menstruasi juga mungkin dialami oleh penderita kanker serviks.


Selain beberapa penyebab di atas, keputihan yang tidak normal juga bisa disebabkan oleh kanker endometrium, infeksi klamidia, kehamilan, konsumsi pil KB maupun obat tertentu, serta kurang menjaga kebersihan organ intim dengan baik.


Baca juga: Apakah Kanker Bisa Sembuh? Jangan Khawatir, Kanker Bisa Diobati


Diagnosis Keputihan Tidak Normal

Untuk menentukan penyebab keputihan tidak normal, dokter akan terlebih dahulu mengajukan beberapa pertanyaan seputar gejala yang dirasakan. Setelah itu, dokter spesialis kebidanan dan kandungan akan menanyakan riwayat kesehatan, cara menjaga kebersihan area intim, maupun aktivitas seksual Anda.


Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, untuk memastikan tanda keputihan tidak normal, sesuai dengan hasil anamnesis yang telah dilakukan sebelumnya.


Hasil yang diperoleh dari anamnesis dan pemeriksaan fisik akan dipastikan dengan melakukan pemeriksaan penunjang keputihan tidak normal, seperti tes pH, pemeriksaan cairan vagina, tes infeksi menular seksual, maupun Pap smear.



Penanganan Keputihan Tidak Normal

Setelah diketahui penyebab dan keparahan keputihan yang tidak normal, barulah dokter spesialis kebidanan dan kandungan bisa memberikan penanganan yang sesuai. Sebab, penanganan ini perlu disesuaikan dengan penyebab, serta kondisi kesehatan masing-masing orang. 


Dokter kandungan bisa saja menyarankan beberapa tips maupun meresepkan obat untuk mengatasi keputihan yang tidak normal. Beberapa pengobatan keputihan tidak normal yang biasa dilakukan oleh dokter adalah sebagai berikut ini:


1. Obat antibiotik

Obat antibiotik, baik dalam bentuk pil, ovula, maupun krim, akan diresepkan untuk mengatasi bakteri penyebab keputihan tidak normal.


2. Obat antijamur

Obat antijamur akan diresepkan oleh dokter untuk mengobati keputihan tidak normal yang disebabkan oleh infeksi jamur, baik obatnya dalam bentuk krim atau gel yang dioleskan dalam vagina.


3. Obat antiparasit

Obat antiparasit, diberikan sesuai dengan arahan dokter untuk mengatasi keputihan tidak normal yang disebabkan oleh infeksi parasit.


4. Operasi

Operasi merupakan pengobatan yang dipilih untuk mengatasi keputihan abnormal karena kanker, baik dengan atau tanpa diikuti oleh kemoterapi maupun terapi radiasi.


Selain itu, biasa dokter akan menyarankan Anda untuk menunda, atau menggunakan kondom saat, berhubungan intim setidaknya 1 minggu setelah pengobatan dilakukan. Anda juga diharapkan tetap menjaga kebersihan organ intim selama menjalani pengobatan keputihan yang dilakukan bersama dokter kandungan.


Baca juga: Nyeri Haid: Kenali yang Normal dan Tidak Normal


Komplikasi Keputihan Tidak Normal

Pastikan Anda melakukan pengobatan sesuai dengan arahan dokter agar tidak terjadi komplikasi keputihan tidak normal, yang meliputi:


  • Aktivitas jadi terhambat karena merasa tidak percaya diri ketika mengalami gejala keputihan tidak normal
  • Nyeri saat berhubungan seksual
  • Gangguan kesuburan
  • Penyakit radang panggul
  • Meningkatnya risiko terjadinya kehamilan ektopik
  • Risiko terjadinya keguguran yang lebih besar
  • Risiko persalinan prematur maupun berat bayi lahir rendah, jika terjadi pada ibu hamil
  • Polip rahim


Baca juga: Kenal Lebih Dekat dengan Endometriosis


Lalu, Kapan Harus Memeriksakan Diri ke Dokter?

Anda sebaiknya memeriksakan diri ke dokter spesialis kandungan dan kebidanan saat merasakan tanda dan gejala dari keputihan tidak normal, yang telah disebutkan sebelumnya.


Bila keputihan disertai gejala seperti demam, perubahan berat badan yang tidak direncanakan, nyeri perut hebat yang terjadi lebih dari 2 jam, atau menemukan adanya luka pada vagina, sebaiknya jangan menunda untuk mendapatkan pertolongan medis.


Pencegahan Keputihan Tidak Normal

Guna mencegah keputihan abnormal, Anda disarankan untuk menerapkan beberapa tips berikut ini:


  • Bersihkan vagina secara rutin
  • Bilas vagina dengan benar, yakni dengan membasuhnya dari arah depan ke belakang (dari vagina ke anus)
  • Hindari membersihkan vagina dengan sabun yang iritatif, yang dapat menyebabkan iritasi pada vagina
  • Hindari menggunakan sabun vagina yang berparfum, mengandung antiseptik atau produk untuk douching
  • Jangan menggunakan celana dalam atau celana yang terlalu ketat
  • Sebisa mungkin hindari penggunaan pantyliner, terutama yang berparfum
  • Jangan menggaruk area intim 



FAQ Keputihan Tidak Normal


Keputihan yang Normal itu Seperti Apa?

Keputihan normal biasanya berwarna bening atau putih susu, tidak berbau, dan memiliki tekstur yang sedikit kental atau encer. Biasanya, keputihan yang normal akan muncul lebih banyak saat masa subur, sebelum menstruasi, atau saat hamil. Jika keputihan berubah warna, berbau tidak sedap, atau disertai gatal, sebaiknya konsultasikan dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan, karena bisa menjadi tanda infeksi atau kondisi medis lainnya.


Apakah Keputihan Abnormal Bisa Hilang Sendiri?

Keputihan abnormal umumnya tidak bisa hilang sendiri dan memerlukan penanganan medis. Kondisi ini dapat disebabkan oleh infeksi, jamur, atau kondisi medis lainnya. Jika tidak segera diobati, gejalanya bisa bertambah parah dan berpotensi menyebabkan komplikasi.


Kenapa Saya Sering Keputihan?

Keputihan sering terjadi karena beberapa faktor, seperti perubahan hormon, infeksi bakteri atau jamur, penggunaan produk kewanitaan yang tidak sesuai, atau kondisi medis lain yang memerlukan penanganan lanjutan. Bila Anda sering mengalami keputihan, sebaiknya periksakan diri ke dokter untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.


Meski tidak selalu berbahaya dan bisa diatasi dengan peresepan obat oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan, Anda tidak boleh meremehkan keputihan yang tidak normal. Sebab kanker sebagai salah satu penyebab kondisi ini memerlukan pemeriksaan dan penanganan sedini mungkin untuk peluang kesembuhan yang lebih besar.


Jadi, periksakan keputihan tidak normal yang Anda alami ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan di RS Pondok Indah cabang terdekat untuk mendapatkan penanganan yang sesuai sedini mungkin. Dengan demikian, kondisi ini tidak lagi menghalangi aktivitas Anda, karena tanda dan gejalanya.




Referensi:

  1. Michalow J, Walters MK, et al,. Aetiology of vaginal discharge, urethral discharge, and genital ulcer in sub-Saharan Africa: A systematic review and meta-regression. PLoS Medicine. 2024. (https://journals.plos.org/plosmedicine/article?id=10.1371/journal.pmed.1004385). Diakses pada 5 September 2024.
  2. Ahabwe OM, Kabanda T, et al,. Bacterial isolates and antibiotic susceptibility among women with abnormal vaginal discharge attending the gynecology clinic at a tertiary hospital in southwestern Uganda: a cross-sectional study. BMC Women's Health. 2023. (https://link.springer.com/article/10.1186/s12905-023-02746-w). Diakses pada 5 September 2024.
  3. Sim M, Logan S, et al,. Vaginal discharge: evaluation and management in primary care. Singapore Medical Journal. 2020. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7905126/). Diakses pada 5 September 2024.
  4. World Health Organization. Bacterial vaginosis. (https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/bacterial-vaginosis). Direvisi terakhir 16 Agustus 2023. Diakses pada 5 September 2024.
  5. The American College of Obstetrician and Gynecologist. Think You Have a Vaginal Infection? Here’s What You Need to Know. (https://www.acog.org/womens-health/experts-and-stories/the-latest/think-you-have-a-vaginal-infection-heres-what-you-need-to-know). Direvisi terakhir Agustus 2023. Diakses pada 5 September 2024.
  6. Centers for Disease Control and Prevention. Diseases Characterized by Vulvovaginal Itching, Burning, Irritation, Odor or Discharge. (https://www.cdc.gov/std/treatment-guidelines/vaginal-discharge.htm). Direvisi terakhir 22 Juli 2021. Diakses pada 5 September 2024.
  7. Cleveland Clinic. Vaginal Discharge. (https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/4719-vaginal-discharge). Direvisi terakhir 22 Juli 2022. Diakses pada 5 September 2024.
  8. Mayo Clinic. Vaginal discharge. (https://www.mayoclinic.org/symptoms/vaginal-discharge/basics/causes/sym-20050825). Direvisi terakhir 25 April 2023. Diakses pada 5 September 2024.