Ketika Pertahanan Tubuh Anak Kurang Optimal

Monday, 23 December 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Imunodefisiensi pada anak adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuhnya lemah atau tidak berfungsi normal, sehingga rentan terhadap infeksi berulang.

Ketika Pertahanan Tubuh Anak Kurang Optimal

Tubuh manusia memiliki sistem imun sebagai pelindung dari infeksi kuman. Tapi pada sebagian orang, terjadi gangguan yang dikenal sebagai imunodefisiensi sehingga pertahanan tubuh menjadi lemah atau tidak bekerja optimal. Akibatnya, orang tersebut menjadi mudah sakit dan penyakit yang terjadi cenderung lebih berat.


Imunodefisiensi pada Anak

Secara umum, imunodefiensi terbagi menjadi dua, yaitu primer (bawaan lahir atau kelainan genetik) dan sekunder (didapat). Pada bahasan ini, dibatasi pada jenis primer (primary immunodeficiency/PID atau sekarang dikenal dengan istilah inborn error of immunity/IEI).


Penyebab Terjadinya Imunodefisiensi pada Anak

Imunodefisiensi primer disebabkan oleh kelainan genetik pada gen yang bertanggung jawab mengatur berbagai komponen sistem imun. Kelainan genetik ini dapat diturunkan dari orang tua meskipun pada sebagian kasus, kelainan ini terjadi tanpa memiliki riwayat penyakit serupa pada keluarganya. Hingga saat ini, terdapat lebih dari 410 kelainan genetik yang termasuk dalam kelompok penyakit imunodefisiensi primer. 


Balita dengan sistem kekebalan tubuh yang normal pun mudah mengalami infeksi. Namun, pada anak dengan imunodefisiensi primer, infeksi yang diderita biasanya berat (severe), berulang, menetap (persistent), atau tidak membaik bahkan setelah pengobatan standar. Imunodefisiensi primer dapat mulai terjadi sejak lahir, masa bayi, kanak-kanak, tetapi ada juga ada yang baru terdiagnosis setelah dewasa. 


Penyebab Daya Tahan Tubuh Anak Lemah


1. Faktor Genetik

Imunodefisiensi pada anak sering kali bersifat genetik, artinya diwariskan dari orang tua. Kondisi ini mengganggu sistem kekebalan tubuh anak sejak lahir, menyebabkan tubuhnya sulit melawan infeksi secara efektif. Anak dengan imunodefisiensi genetik sering mengalami infeksi berulang atau kronis sejak usia dini.


2. Malnutrisi

Kekurangan gizi, terutama protein, vitamin, dan mineral, dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Anak yang tidak mendapatkan nutrisi seimbang cenderung memiliki daya tahan tubuh yang rendah, sehingga mudah terinfeksi virus atau bakteri. Pemberian makanan bergizi penting untuk mendukung pertumbuhan dan kekebalan tubuh anak.


3. Paparan Infeksi Berulang

Anak yang sering terpapar lingkungan dengan risiko tinggi infeksi, seperti sekolah atau tempat umum, memiliki risiko lebih besar mengalami imunodefisiensi. Infeksi berulang melemahkan daya tahan tubuh dan menguras cadangan kekebalan tubuh, membuat anak semakin rentan terhadap penyakit.


4. Penyakit Autoimun

Beberapa anak mungkin memiliki penyakit autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh mereka menyerang sel-sel sehat. Kondisi ini mengganggu fungsi kekebalan tubuh dan membuatnya tidak efektif melawan infeksi. Penyakit autoimun pada anak memerlukan penanganan khusus untuk menjaga daya tahan tubuhnya tetap optimal.


5. Penggunaan Obat Jangka Panjang

Penggunaan obat-obatan tertentu dalam jangka panjang, seperti kortikosteroid, dapat menekan sistem kekebalan tubuh anak. Meskipun berguna untuk mengobati kondisi tertentu, obat ini bisa melemahkan daya tahan tubuh jika tidak dipantau dengan baik.


Diagnosis Imunodefisiensi Anak

Diagnosis terhadap gangguan penyakit ini dilakukan dalam dua tahap. Pertama, dengan mencari jenis infeksi yang sedang dialami sehingga bisa diberi pengobatan yang tepat. Misalnya saja pemeriksaan biakan kuman, Polymerase Chain Reaction (PCR), atau pemeriksaan antibodi sesuai penyakit yang dicurigai.


Yang kedua, pemeriksaan untuk menilai profil sistem imun pasien. Hal ini dilakukan dengan menghitung jumlah sel, antibodi, komplemen, serta menguji fungsinya. Tes lain yang penting juga dilakukan adalah melakukan tes genetik untuk mengonfirmasi diagnosis. 


Cara Mengatasi Imunodefisiensi Anak

Penanganan terpenting untuk imunodefisiensi adalah menangani infeksi yang sedang terjadi. Setelahnya, pasien akan diberikan obat antibiotik, antijamur, atau antivirus profilaksis untuk pencegahan infeksi selanjutnya. Anak dengan gangguan pembentukan antibodi akan mendapatkan terapi pengganti imunoglobulin intravena (biasanya dilakukan setiap tiga atau empat minggu). Namun, penanganan utama pada penderita imunodefisiensi adalah transplantasi sumsum tulang. 


Infeksi yang berulang dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada tingkat yang berat, infeksi dapat mengancam nyawa penderita. Karenanya, deteksi serta penanganan sedini mungkin dapat menghindarkan anak dari dampak fatal akibat imunodefisiensi.


Anak dengan imunodefisiensi sering kali tidak bisa merespon vaksin yang diberikan. Sebagian vaksin yang diberikan dapat menimbulkan efek samping pada anak dengan imunodefisiensi tertentu. Sebaiknya konsultasikan ke dokter spesialis anak sebelum si kecil melakukan vaksinasi.


FAQ


Apa yang Menyebabkan Anak Mengalami Gangguan Kekebalan Tubuh?

Gangguan kekebalan tubuh pada anak bisa disebabkan oleh faktor genetik, infeksi kronis, malnutrisi, atau paparan lingkungan seperti polusi. Kondisi ini membuat tubuh anak sulit melawan penyakit, sehingga mudah sakit. Penting untuk menjaga pola makan sehat dan imunisasi tepat waktu.


Kapan Imun Anak Terbentuk Sempurna?

Imun anak mulai berkembang sejak lahir dan terus diperkuat melalui ASI, vaksin, serta asupan gizi seimbang. Imun biasanya terbentuk sempurna sekitar usia 7-8 tahun, saat tubuh sudah lebih siap melawan infeksi.


Apa Akibatnya Jika Imunodefisiensi Tidak Diberikan Pengobatan?

Jika imunodefisiensi tidak diobati, tubuh Anda menjadi rentan terhadap infeksi yang berulang atau parah, memperburuk kondisi kesehatan, memengaruhi kualitas hidup, dan meningkatkan risiko komplikasi serius hingga kematian. 


Bagaimana Cara Menguji Sistem Imun yang Terganggu?

Untuk menguji sistem imun yang terganggu, Anda bisa konsultasi ke dokter untuk tes darah, seperti hitung sel darah putih atau cek imunoglobulin. Gejala seperti sering sakit, luka sulit sembuh, atau infeksi berulang juga bisa menjadi tanda bahwa sistem imun Anda perlu diperiksa lebih lanjut.