Cara merawat gigi anak autisme yakni gunakan sikat gigi lembut, jadikan rutinitas, dan lakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi yang memahami anak autisme.
Autisme adalah gangguan perkembangan neurobiologis yang berat atau luas (gangguan saraf). Kondisi ini mengenai seseorang sejak lahir ataupun pada masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat berkomunikasi dengan normal. Akibatnya anak akan terisolasi dari manusia lain dan masuk dalam dunia repetitif, aktivitas dan minat yang obsesif (Baron, Cohen, 1993).
Anak dengan autisme dapat tampak normal pada tahun pertama maupun tahun kedua kehidupannya. Seringkali, orang tua baru menyadari setelah adanya keterlambatan kemampuan berbahasa dan cara-cara tertentu yang berbeda ketika anak tersebut berinteraksi dengan anak lain.
Anak dengan autisme dapat menjadi sangat sensitif atau bahkan tidak responsif terhadap rangsangan dari kelima panca indera yang dimilikinya. Perilakunya dapat menjadi agresif terhadap dirinya sendiri maupun orang lain atau bahkan sangat pasif.
Beberapa hal lain yang tampak pada anak dengan autisme adalah respon-respon yang tidak wajar terhadap informasi sensoris yang mereka terima, seperti suara bising, cahaya, permukaan atau tekstur dari suatu bahan tertentu, dan pilihan terhadap rasa tertentu.
Semua ini harus diperhatikan dalam mengajarkan mereka dalam hal menjaga kebersihan gigi dan mulut.
Kesehatan gigi dan mulut meliputi kesehatan gigi dan jaringan lunak di dalam mulut yaitu, gusi, lidah, bibir, langit-langit, dan jaringan lunak pipi. Penyakit yang paling sering ditemui adalah karies gigi (gigi berlubang) dan radang gusi.
Jika ada gigi yang berlubang dan radang gusi yang tidak dirawat maka dapat menimbulkan rasa sakit dan infeksi sampai pembengkakan. Jika anak tidak dapat makan dengan baik tentu asupan gizi menjadi kurang baik, anak mudah sakit dan rewel, kadang-kadang terjadi infeksi disertai demam.
Apabila tidak segera ditangani hal ini akan berbahaya, karena infeksi dapat menjalar ke bagian tubuh lainnya.
Kesehatan gigi dan mulut yang baik dapat diperoleh dengan menjaga kebersihan gigi dan mulut pada anak sejak bayi, menjaga pola makan, serta kunjungan rutin ke dokter gigi setiap enam bulan sekali.
Hal ini tidaklah mudah, apalagi pada anak dengan autisme. Ada cara-cara khusus untuk membiasakan anak dengan autisme untuk menyikat gigi dan membawa ke dokter gigi.
Selain dengan sikat gigi, orang tua harus memberi contoh cara menyikat gigi dan membersihkan gigi dengan benang (dental floss). Hal ini harus dilakukan berulang-ulang sejak dini. Perlu cara-cara khusus dalam membiasakan anak dengan autisme untuk menggosok gigi apalagi sampai mereka dapat menyikat giginya sendiri.
Anak autisme sangat sensitif terhadap rasa. Untuk memulai sikat gigi bisa dengan cara menyentuh bibir dengan kasa atau sikat gigi dahulu, lalu baru mengenai giginya. Pilihlah pasta gigi yang rasanya disukai anak.
Karena adanya gangguan motorik yang menyertai anak dengan autisme, acara sikat gigi harus dibantu atau didampingi orang tua.
Pada anak usia sekolah, sikat gigi dapat diajarkan secara visual yaitu melalui gambar-gambar urutan menyikat gigi, mulai dari mengambil sikat gigi, mengambil pasta gigi, membuka pasta gigi, menutup pasta gigi kembali, menggosok gigi, berkumur, mencuci sikat, dan mengembalikannya.
Walaupun anak dengan autisme ini sudah dapat menyikat giginya sendiri, kontrol dari orang tua tetap diperlukan.
Buat langkah-langkah menyikat gigi menjadi enam urutan langkah singkat yang mudah diingat, yaitu:
Hal yang penting diperhatikan adalah selalu berikan penghargaan kepada anak setiap selesai menyikat gigi dan flossing untuk memotivasi anak selalu melakukan hal tersebut.
Berikut tips dalam melakukan kunjungan ke dokter gigi pada anak dengan autisme:
Anak dengan autisme sering sensitif terhadap sentuhan dan bunyi, sehingga menyikat gigi di rumah bisa jadi tantangan. Mereka mungkin sulit menerima rutinitas ini atau merasa tidak nyaman dengan tekstur pasta gigi dan sikat. Orang tua perlu lebih sabar dan kreatif dalam membantu mereka menjaga kesehatan gigi.
Anak autisme lebih rentan masalah gigi karena sering punya pola makan khusus, kesulitan menjaga kebersihan gigi, dan sensitif terhadap sentuhan. Mereka cenderung enggan menyikat gigi secara rutin, sehingga risiko gigi berlubang dan plak meningkat jika tidak dirawat dengan ekstra perhatian.
Cara merawat gigi anak autisme adalah dengan membuat rutinitas menyenangkan, seperti menggunakan sikat gigi bergambar favorit mereka. Pilih pasta gigi tanpa rasa kuat, dan lakukan secara perlahan. Beri pujian atau reward kecil agar mereka nyaman dan terbiasa menjaga kebersihan gigi.