Maloklusi atau kadang dikenali dengan kelainan gigitan atau kelainan oklusi, merupakan suatu kondisi yang sering ditemukan pada gigi geligi anak, baik pada periode gigi susu/sulung, periode gigi bercampur, maupun pada periode gigi permanen
Maloklusi terjadi akibat hubungan yang tidak harmonis atau tidak proporsional antara gigi atas dengan gigi bawah, gigi dengan rahang, maupun antara rahang atas dengan rahang bawah.
Salah satu contohnya adalah susunan gigi geligi di rahang atas dan rahang bawah yang tidak beraturan, berjejal, posisi gigi gigi depan yang terlalu menonjol, dan lain-lain. Sehingga pada kondisi ini, gigi geligi akan terlihat berantakan.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya maloklusi pada anak, di antaranya:
Jika ditemukan maloklusi pada anak, perawatan yang dianjurkan oleh dokter gigi bisa berupa perawatan preventif (jika ditemukan secara dini atau tahap maloklusi ringan); maupun perawatan yang bersifat korektif pada kasus sedang-berat.
Perawatan preventif bertujuan agar kondisi maloklusi yang sudah terjadi dapat terkoreksi sejak dini dan tidak berkembang menjadi lebih parah. Sedangkan perawatan korektif bertujuan untuk mengembalikan hubungan antara gigi atas dan bawah, gigi dan rahang, atau antara rahang atas rahang dan bawah, sehingga posisinya menjadi normal.
Salah satu metode perawatan korektif untuk kondisi maloklusi yaitu dengan perawatan ortodonti. Perawatan ortodonti pada anak bisa berupa penggunaan alat lepasan (removable orthodontic appliances) atau pun alat cekat (fixed orthodontic appliances).
Alat ortodonti lepasan ini bisa digunakan mulai usia 6 sampai 12 tahun, baik pada periode gigi susu/sulung, atau periode gigi bercampur.
Sedangkan, pada anak usia lebih dari 12 tahun, yaitu pada periode gigi permanen, perawatan yang umumnya digunakan ialah alat ortodonti cekat yang dikenal dengan braces atau behel.
Agar maloklusi pada anak dapat terdeteksi secara dini, sebaiknya anak melakukan pemeriksaan gigi rutin minimal setiap 4 bulan sekali.
Pemeriksaan gigi ini bisa dimulai sejak anak berusia 1 tahun agar kesehatan gigi dan mulut anak selalu terjaga dengan baik, serta terbentuk perilaku positif anak terhadap perawatan gigi.