Atasi obesitas pada anak dengan pola makan sehat, kurangi makanan manis, dorong aktivitas fisik, batasi waktu layar, dan edukasi soal nutrisi.
Banyak orang yang mengartikan obesitas sebagai kelebihan berat badan. Padahal, pengertian tersebut kurang tepat. Obesitas adalah kelebihan lemak tubuh yang dapat mengakibatkan seseorang menjadi kelebihan berat badan. Tubuh manusia terdiri dari fat free mass dan fat mass. Fat free mass meliputi tulang, otot, dan organ tubuh vital. Sedangkan fat mass adalah lemak tubuh, yang pada keadaan obesitas berkembang lebih dari normal. Anak dengan berat badan lebih kemungkinan menderita obesitas.
Obesitas tidak hanya dialami oleh orang dewasa, tetapi juga dapat dialami oleh anak-anak. Anak yang obesitas dapat dinilai dari indeks massa tubuh (body mass index), atau dinilai dari perbandingan berat badan terhadap tinggi badan pada usia tertentu.
Obesitas dapat disebabkan oleh faktor genetik, juga faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang dimaksud adalah gaya hidup seperti asupan makanan yang diberikan oleh orangtua. Oleh karena itu pada anak obesitas, orangtua disarakankan untuk mengajarkan pola hidup yang benar sejak dini. Jika anak dibiasakan mengonsumsi makanan cepat saji dan tidak dibiasakan berolahraga, maka akan sulit mengatasi problema obesitasnya.
Obesitas pada anak dapat menyebabkan berbagai komplikasi misalnya diabetes, kelainan metabolisme lemak yang ditandai dengan peningkatan lemak dalam darah dan dapat menyebabkan penyakit kolesterol (dyslipidemia), penimbunan lemak yang berlebih di sel-sel hati (fatty liver), hipertensi, gangguan tidur (obstructive sleep apnea), asma, bahkan gangguan hormon yang ditandai puber lebih awal. Selain itu, obesitas juga menimbukan masalah sosial, misalnya harga diri rendah, bullying, bahkan depresi pada anak.
Anak yang obesitas belum tentu mendapatkan gizi baik, mungkin juga mengalami malnutrisi atau nutrisi yang salah. Mereka kelebihan kalori dan lemak, tetapi kurang asupan protein, vitamin, mineral dan serat yang sehat karena umumnya telalu banyak mengonsumsi makanan cepat saji yang tinggi lemak, tinggi garam, dan tinggi gula.
Vitamin, mineral, dan serat banyak terdapat di dalam sayuran dan buah segar yang tidak dapat digantikan oleh produk instan atau makanan olahan meskipun dengan klaim mengandung vitamin dari sayur dan buah-buahan. Oleh karenanya, mari ajak anak-anak kita untuk hidup sehat sejak dini dengan membiasakannya aktif berolahraga dan mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang.
Untuk penanganan obesitas pada anak dapat dilakukan dengan diet dan berolah raga. Pemberian obat-obatan tidak disarankan, apalagi tindakan operatif.
Cara ini dilakukan dengan memberikan asupan makanan yang cukup kalori, lemak dan protein. Perhatikan besar kalori setiap makanan yang diberikan pada anak.
Cari kegiatan seru untuk anak, misalnya bersepeda dan berenang. Jika anak sudah dibiarkan menonton televisi sambil mengonsumsi camilan atau makanan cepat saji, tentu kemungkinan anak mengalami obesitas akan semakin besar.
Memberikan edukasi terhadap anak tentang bahaya obesitas adalah cara mencegah yang cukup ampuh. Oleh karena itu, orangtua harus aktif mencari informasi tentang gaya hidup sehat dan pola hidup yang baik, kemudian menerapkannya pada anak.