Mengatasi Obesitas pada Anak

Wednesday, 26 March 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Atasi obesitas pada anak dengan pola makan sehat, kurangi makanan manis, dorong aktivitas fisik, batasi waktu layar, dan edukasi soal nutrisi. Simak selengkapnya!

Mengatasi Obesitas pada Anak

Di Indonesia, anak yang gemuk sering dianggap menggemaskan. Pemikiran ini menyebabkan banyak orang tua yang kurang memperhatikan masalah kegemukan dan obesitas pada anak. Padahal, kondisi ini bisa menghambat proses tumbuh kembang anak, bahkan berpotensi memicu berbagai macam penyakit.


Agar sang buah hati dapat bertumbuh dengan sehat, mari mengenal berbagai tanda dan dampak obesitas pada anak, sekaligus cara mengatasinya.


Apa itu Obesitas pada Anak?

Banyak orang yang mengartikan obesitas sebagai kelebihan berat badan semata. Padahal, pengertian tersebut kurang tepat. Obesitas adalah kelebihan lemak tubuh yang dapat mengakibatkan seseorang menjadi kelebihan berat badan.


Tubuh manusia terdiri dari fat free mass dan fat mass. Fat free mass meliputi tulang, otot, dan organ tubuh vital. Sedangkan fat mass adalah lemak tubuh, yang pada keadaan obesitas berkembang lebih dari normal.


Obesitas tidak hanya dialami oleh orang dewasa, tetapi juga dapat dialami oleh anak-anak. Anak yang obesitas dapat dinilai dari indeks massa tubuh (body mass index), atau dinilai dari perbandingan berat badan terhadap tinggi badan pada usia tertentu.


Baca juga: Pantau Asupan Harian Si Kecil untuk Cegah Obesitas



Gejala Obesitas pada Anak

Tanda obesitas pada anak mencakup:


  • Berat badan yang jauh melebihi anak seusianya, dengan kadar lemak tubuh yang lebih tinggi dari batas normal
  • Leher terlihat pendek
  • Perut buncit dan berlipat-lipat
  • Payudara membesar pada anak perempuan
  • Penis tampak lebih kecil pada anak laki-laki
  • Kulit di area lipatan, terutama leher bagian belakang, menghitam
  • Kesulitan bernapas atau mengi, terutama saat beraktivitas fisik
  • Mengalami gangguan bernapas saat tidur


Apabila anak Anda menunjukkan gejala-gejala di atas, jangan menunda, segera jadwalkan konsultasi dengan dokter spesialis anak. Sebab banyak masalah kesehatan yang bisa dialami anak terkait obesitas. Jadi, penanganan yang sesuai sedini mungkin dapat membantu sang buah kecil bertumbuh dengan lebih optimal.


Baca juga: Cara Mengecek Obesitas atau Tidak


Penyebab dan Faktor Risiko Obesitas pada Anak

Obesitas pada anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:


  • Faktor genetik atau riwayat anggota keluarga dengan obesitas atau berat badan berlebih
  • Faktor lingkungan dan gaya hidup
  • Kurangnya aktivitas fisik atau pola hidup yang sedenter
  • Stres dan depresi yang menyebabkan makan berlebihan


Selain itu, pola dan asupan makanan yang diajarkan oleh orangtua sejak kecil juga dapat memengaruhi berat badan anak. Oleh karena itu pada anak obesitas, orangtua disarakankan untuk mengajarkan pola hidup yang benar sejak dini. Jika anak dibiasakan mengonsumsi makanan cepat saji maupun minuman manis, dan tidak dibiasakan berolahraga, maka akan sulit mengatasi problema obesitasnya.


Baca juga: Pemantauan Tumbuh Kembang Hindari Sindrom Metabolik



Komplikasi Obesitas pada Anak

Obesitas pada anak yang tidak ditangani dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti:



Selain itu, obesitas juga dapat berdampak negatif pada kesehatan mental anak, misalnya harga diri rendah, bullying, bahkan depresi pada anak.


Baca juga: Optimalkan Pertumbuhan Badan Anak


Obesitas Anak dan Kecukupan Gizi

Anak yang obesitas belum tentu mendapatkan gizi baik, mungkin juga mengalami malnutrisi atau nutrisi yang salah. Mereka kelebihan kalori dan lemak, tetapi kurang asupan protein, vitamin, mineral dan serat yang sehat karena umumnya telalu banyak mengonsumsi makanan cepat saji yang tinggi lemak, tinggi garam, dan tinggi gula.


Vitamin, mineral, dan serat banyak terdapat di dalam sayuran dan buah segar yang tidak dapat digantikan oleh produk instan atau makanan olahan meskipun dengan klaim mengandung vitamin dari sayur dan buah-buahan. Oleh karenanya, mari ajak anak-anak kita untuk hidup sehat sejak dini dengan membiasakannya aktif berolahraga maupun aktif sehari-hari serta mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang.


Baca juga: Lakukan 8 Tips Ini untuk Menjaga Kesehatan Saat Liburan


Cara Mengatasi Obesitas pada Anak

Untuk penanganan obesitas pada anak dapat dilakukan dengan diet dan berolahraga. Pemberian obat-obatan tidak disarankan, apalagi tindakan operatif.


1. Berikan anak diet yang seimbang

Langkah pertama yang harus orang tua lakukan adalah memantau pola makan si kecil dan memastikan ia mendapat gizi yang seimbang setiap harinya. Cara ini dilakukan dengan memberikan asupan makanan yang cukup, baik dari segi karbohidrat, lemak, protein, maupun vitamin dan mineralnya. Perhatikan juga porsi makan dan besar kalori setiap makanan yang diberikan pada anak.


Selain itu, dorong anak untuk mengonsumsi jenis makanan yang sehat setiap harinya. Pastikan anak mengonsumsi buah dan sayuran setiap hari, membatasi asupan gula, dan menghindari makanan cepat saji.


2. Ajak anak untuk berolahraga

Jika anak sudah dibiarkan menonton televisi sambil mengonsumsi camilan atau makanan cepat saji, tentu kemungkinan anak mengalami obesitas akan semakin besar.


Oleh sebab itu, orang tua harus mengajak anak untuk beraktivitas fisik lebih sering. Cari kegiatan maupun olahraga seru untuk dilakukan bersama anak, misalnya berjalan santai, bersepeda, dan berenang. Jika anak masih enggan untuk diajak berolahraga, Anda juga bisa mengajaknya untuk bermain bola bersama, bermain kejar-kejaran, ataupun lompat tali.


3. Batasi camilan anak

Camilan tidak sehat dan berlebihan dapat menghambat proses penurunan berat badan si kecil. Guna mengatasi obesitas pada anak, orang tua disarankan untuk mengurangi porsi dan frekuensi pemberian camilan untuk anak.


Selain itu, orang tua juga harus pintar-pintar dalam memilih jenis camilan yang tepat. Hindari memberikan camilan yang tinggi gula dan lemak, seperti permen, kue, dan makanan cepat saji. Camilan untuk anak obesitas sebaiknya rendah kalori dan tinggi nutrisi, seperti buah, kacang-kacangan, dan yogurt.


4. Ajari anak untuk mengenali sinyal tubuh

Selanjutnya, biasakan anak untuk mengenali sinyal tubuhnya sendiri, kapan ia merasa lapar dan kenyang. Biasanya, tubuh anak akan menunjukkan beberapa tanda saat mereka merasa lapar ataupun kenyang.


Ajarkan anak untuk makan sebelum merasa terlalu lapar, untuk menghindari ia makan berlebihan. Di sisi lain, biasakan juga si kecil untuk berhenti makan sebelum terlalu kenyang. Jika ia sudah kenyang, orang tua juga sebaiknya tidak memaksa anak untuk menghabiskan makanan, sebab hal ini dapat memengaruhi kebiasaan dan pola makan si kecil.


5. Edukasi mengenai obesitas dan gaya hidup sehat

Memberikan edukasi terhadap anak tentang bahaya obesitas adalah cara mencegah dan mengatasi obesitas yang cukup ampuh. Oleh karena itu, orangtua harus aktif mencari informasi tentang gaya hidup sehat dan pola makan yang baik, kemudian menerapkannya pada anak.


6. Berikan contoh yang baik

Anak cenderung meniru gaya hidup orang tuanya, baik yang baik maupun yang buruk. Oleh sebab itu, tanamkan kebiasaan hidup sehat pada anak dengan memberi contoh yang baik.


Doronglah anggota keluarga untuk mengonsumsi makanan yang sehat dan rutin beraktivitas fisik. Dengan begitu, anak pun akan lebih termotivasi dan merasa didukung dalam proses penurunan berat badannya.


7. Konsultasikan dengan dokter spesialis anak

Perlu diperhatikan juga bahwa diet yang terlalu ekstrem dapat menghambat proses tumbuh kembang si kecil. Oleh sebab itu, proses penurunan berat badan pada anak obesitas harus diatur dan dipantau oleh dokter spesialis anak.


Baca juga: Jenis-jenis Olahraga yang Merangsang Pertumbuhan Tulang Anak



FAQ


Kapan Anak Dikatakan Obesitas?

Anak dikatakan obesitas jika memiliki indeks massa tubuh (IMT) atau BMI yang lebih tinggi dari persentil ke-95 pada grafik pertumbuhan anak. Dokter spesialis anak biasanya menggunakan grafik pertumbuhan untuk menentukan apakah berat badan anak tergolong normal, kelebihan berat badan, atau obesitas.


Bagaimana Cara Menurunkan Berat Badan Anak yang Obesitas?

Untuk menurunkan berat badan anak dengan obesitas, orang tua perlu memberi perhatian lebih pada asupan gizi dan aktivitas fisik anak. Untuk mendukung proses penurunan berat badan, orang tua harus menerapkan pola makan yang baik dan bergizi, meningkatkan aktivitas fisik atau olahraga anak, dan memastikan jam tidur anak telah tercukupi.


Orang tua juga disarankan untuk menjadwalkan konsultasi dengan dokter spesialis anak untuk memantau proses penurunan berat badan pada anak.


Apakah Anak Gemuk Bisa Stunting?

Anak berusia dibawah lima tahun atau dalam masa pertumbuhan, yang gemuk atau obesitas bisa mengalami stunting. Tubuh yang gemuk tidak selalu berarti anak mendapatkan asupan gizi yang seimbang. Anak obesitas bisa saja mengonsumsi makanan dengan kalori berlebih tetapi rendah kandungan gizi, seperti makanan cepat saji.


Apakah Obesitas Berpengaruh pada Tumbuh Kembang Anak?

Ya, obesitas dapat memengaruhi tumbuh kembang anak. Anak dengan obesitas berisiko mengalami gangguan kesehatan, seperti diabetes tipe 2, hipertensi, dan masalah pernapasan. Selain itu, obesitas juga dapat mempengaruhi perkembangan fisik dan sosial anak, seperti kesulitan bergerak, rendahnya rasa percaya diri, dan masalah psikologis seperti depresi.


Apakah Obesitas pada Anak Mempengaruhi Struktur Tulang?

Obesitas pada anak dapat berpengaruh negatif pada struktur tulang. Berat badan yang berlebihan dapat menyebabkan tekanan tambahan pada sendi dan tulang. Hal ini meningkatkan risiko gangguan muskuloskeletal, seperti nyeri sendi, postur tubuh yang buruk, pertumbuhan tulang tidak optimal, berkurangnya kepadatan tulang, dan meningkatnya risiko patah tulang.