Demensia adalah penurunan fungsi kognitif yang memengaruhi ingatan, pemikiran, dan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari, sering terjadi pada usia lanjut.
Indonesia saat ini termasuk negara dengan struktur populasi tua, karena memiliki proporsi penduduk lansia lebih dari tujuh persen. Jumlah penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2017 diperkirakan sebesar 23,66 juta jiwa (9,03 persen dari seluruh penduduk Indonesia).
Peningkatan populasi lansia akan berdampak pada perubahan pola penyakit di masyarakat. Salah satu gangguan kesehatan yang akan umum ditemui adalah penurunan fungsi kognitif. Bagaimana pencegahannya?
Fungsi kognitif berperan sangat penting bagi manusia supaya mampu berinteraksi dengan sesama dan lingkungannya. Fungsi kognitif merupakan aktivitas mental otak secara sadar yang melibatkan beberapa domain, yaitu:
Kemampuan mengenal atau mengidentifikasi waktu, tempat, dan orang.
Kemampuan memperhatikan suatu stimulus dengan mengabaikan stimulus lain yang tidak diperlukan. Kemampuan mempertahankan atensi dalam waktu yang lebih lama disebut Konsentrasi
Modalitas dasar untuk komunikasi dan membangun fungsi kognitif. Kemampuan bahasa meliputi parameter: kelancaran, pemahaman, pengulangan, dan penamaan
Kemampuan melakukan proses penerimaan dan penyandian informasi, proses penyimpanan, serta proses mengingat. Fungsi memori dibagi dalam tiga tingkatan, yaitu: memori segera (immediate memory), memori baru (recent memory), dan memori lama (remote memory)
Kemampuan konstruksional seperti menggambar atau meniru berbagai macam gambar dan menyusun bentuk.
Proses kompleks dalam memecahkan masalah atau persoalan baru. Proses ini meliputi kesadaran terhadap keberadaan suatu masalah, mengevaluasi, menganalisis, serta memecahkan atau mencari jalan keluar.
Demensia adalah sebuah sindrom yang berkaitan dengan penurunan kemampuan fungsi otak, seperti berkurangnya daya ingat, menurunnya kemampuan berpikir, memahami sesuatu, melakukan pertimbangan, dan memahami bahasa, serta menurunnya kecerdasan mental. Sindrom ini umumnya menyerang orang-orang lansia di atas 65 tahun.
Penurunan fungsi kognitif tingkat ringan yang tidak sampai mengganggu aktivitas hidup sehari-hari atau mengakibatkan perubahan perilaku, disebut sebagai mild cognitive impairment atau pra-demensia.
Sedangkan penurunan fungsi kognitif intelektual yang cukup berat, sehingga mengganggu aktivitas sosial dan profesional yang tercermin dalam aktivitas hidup keseharian atau mengakibatkan perubahan perilaku, disebut sebagai demensia atau pikun.
Angka kejadian pra-demensia pada populasi penduduk lansia berkisar antara 7,7-42 persen. Penderita pra-demensia yang tidak mendapatkan penatalaksanaan memadai akan lebih mudah berkembang menjadi demensia dengan tingkat progresivitas antara 10-12 persen per tahun.
Angka kejadian demensia pada populasi penduduk lansia berkisar antara 5-7 persen, dan di beberapa negara dengan struktur populasi tua dapat mencapai 19 persen. Penderita demensia di Indonesia pada tahun 2015 diperkirakan sekitar 1,2 juta jiwa.
Jumlah ini pada tahun 2030 diperkirakan meningkat mencapai hampir 2 juta jiwa apabila tidak dilakukan penanganan dan pencegahan yang tepat.
Beberapa bentuk demensia yang sering ditemukan adalah:
Penyebab Alzheimer masih belum diketahui, namun beberapa kelainan genetik dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit ini.
Demensia vaskular adalah penurunan fungsi kognitif yang disebabkan oleh gangguan aliran darah ke otak, seringkali akibat stroke atau kerusakan pembuluh darah.
Lewy body adalah penggumpalan protein abnormal pada otak, yang juga bisa ditemukan pada Alzheimer dan Parkinson.
Penyakit Parkinson adalah gangguan neurodegeneratif yang menyebabkan tremor, kekakuan otot, dan kesulitan dalam gerakan serta keseimbangan..
Sekelompok penyakit yang ditandai oleh degenerasi sel otak bagian frontal dan temporal, yang umumnya diasosiasikan dengan perilaku, kepribadian, hingga kemampuan berbahasa.
Sekitar 50-70 persen kasus demensia adalah penyakit Alzheimer's. Satu di antara sepuluh lansia usia kurang dari 65 tahun menderita penyakit ini.
Penurunan fungsi kognitif pada demensia umumnya terkait gangguan memori, terutama gangguan memori baru. Memori lama dapat terganggu pada demensia tahap lanjut. Penderita demensia biasanya mengalami disorientasi di sekitar rumah atau lingkungan yang relatif baru. Kemampuan membuat keputusan juga sering ditemukan terganggu.
Namun demikian, adanya gejala-gejala tersebut belum memastikan seseorang menderita pra-demensia, demensia/pikun, atau tidak. Perlu pemeriksaan pemeriksaan riwayat neurobehavior, pemeriksaan fisik neurologis, dan pola gangguan kognitif lebih lanjut untuk menegakkan diagnosis pra-demensia atau demensia/pikun.
Pemeriksaan neurobehavior yang sering dilaksanakan adalah pemeriksaan CERAD, atau yang lebih sederhana seperti: MoCA-INA, MMSE, CDT, dan AD8. Saat ini beberapa pemeriksaan neurobehavior sederhana sudah tersedia dalam bentuk aplikasi di gadget, seperti Alzheimers MMSE dan QuoCo.
Berikut ini adalah contoh pemeriksaan AD8 untuk mendeteksi penurunan fungsi kognitif. Perhatikan hal-hal berikut:
Dibandingkan periode satu tahun (atau beberapa tahun) yang lalu, apakah saat ini seseorang:
Otak merupakan pengatur fungsi kognitif. Otak yang sehat akan menjaga fungsi kognitif tetap baik. Kesehatan otak dipengaruhi juga oleh kesehatan organ tubuh yang lain, seperti jantung, paru, dan pembuluh darah. Proses degeneratif ditentukan secara genetik, dan dipengaruhi oleh gaya hidup seseorang sejak muda.
Oleh karena itu, untuk menjaga otak tetap sehat perlu dibiasakan pola hidup sehat untuk otak yang dilakukan sejak muda sampai lansia.
Demensia dan pikun berbeda. Pikun adalah gejala umum lupa karena usia, sedangkan demensia adalah gangguan serius yang memengaruhi ingatan, berpikir, dan fungsi harian. Demensia bisa memburuk seiring waktu, sementara pikun lebih ringan dan terkait penuaan alami.
Demensia adalah istilah umum untuk gangguan fungsi otak, sedangkan Alzheimer adalah jenis demensia yang paling umum. Alzheimer menyebabkan hilang ingatan progresif dan kesulitan berpikir. Jadi, Alzheimer adalah bentuk demensia, tapi tidak semua demensia adalah Alzheimer.
Demensia umumnya tidak bisa sembuh, terutama jika disebabkan oleh Alzheimer. Namun, perawatan medis, terapi, dan dukungan keluarga dapat memperlambat gejala dan meningkatkan kualitas hidup penderita.