Mikropenis adalah kondisi ketika penis berukuran lebih kecil dari normal. Kondisi ini biasanya sudah dapat dideteksi sejak dini. Simak selengkapnya di sini!
Ukuran penis tidak hanya menjadi masalah ketika dewasa, kondisi ini bahkan sudah bisa dikenali sedari dini. Panjang penis bayi baru lahir setidaknya adalah 2,5 sentimeter, dan 3 sentimeter ketika mencapai usia 6 bulan. Bayi dikatakan mengalami mikropenis bila panjang penisnya kurang dari ukuran tersebut, tanpa ditemukannya kelainan yang lain.
Selain mengukur penile length atau panjang penis, memeriksa diameter dan bentuk penis juga perlu dilakukan oleh orang tua. Sebab makin cepat diketahui adanya ketidaknormalan pada alat kelamin anak, semakin cepat pula penanganan bisa diberikan.
Mikropenis, atau micropenis, adalah kondisi di mana penis berukuran lebih kecil dari normal. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kondisi ini biasanya sudah dapat dideteksi sejak bayi atau anak-anak.
Pada umumnya, pria dengan kondisi ini akan memiliki penis yang berbentuk dan berpenampilan normal, hanya saja ukurannya lebih kecil daripada normal. Selain memengaruhi ukuran penis, kondisi mikropenis juga terkadang dikaitkan dengan jumlah sperma yang lebih rendah, sehingga tingkat kesuburan bisa jadi lebih rendah.
Baca Juga: Kelainan Perkembangan Alat Kelamin Si Kecil
Untuk mendiagnosis micropenis, yang harus diukur adalah stretched penile length (SPL). Jadi, penis akan diukur dari pangkal hingga ujung saat sedang tidak ereksi atau tegang.
Berikut adalah kriteria diagnosis mikropenis berdasarkan usia:
Sebenarnya, bila bayi laki-laki memiliki berat badan berlebih, penis bisa saja terlihat lebih kecil, karena terbenam di dalam lipatan lemak. Semakin gemuk anak, semakin tebal pula lipatan lemak tersebut, sehingga penis pun akan tampak semakin kecil.
Selain itu, ada juga beberapa kondisi medis penyebab mikropenis dan terhambatnya pertumbuhan penis, antara lain:
Baca Juga: Testis Anak Tidak Turun? Ini Dia Penanganannya!
Komplikasi mikropenis dibagi atas komplikasi medis dan psikologis.
Mikropenis adalah masalah anak yang umum dan sering dijumpai. Meski bisa ditangani, pemeriksaan dan penanganan sedini mungkin tetap memegang peran penting untuk keefektifan pengobatan. Jadi, pastikan Anda memeriksa normal tidaknya ukuran penis si kecil, serta struktur alat kelamin anak, termasuk kondisi buah zakar dan letak lubang kencingnya.
Faktor seperti usia, tahap perkembangan, dan hormon mempengaruhi ukuran penis anak laki-laki. Sebelum pubertas, ukuran penis memang kecil dan akan berkembang seiring dengan pertumbuhan dan perubahan hormon saat memasuki masa pubertas.
Penyebab utama mikropenis adalah kekurangan hormon androgen selama perkembangan janin, terutama selama trimester pertama kehamilan. Kondisi ini bisa terjadi akibat kelainan genetik, gangguan pada kelenjar pituitari atau hipotalamus, atau faktor lain yang memengaruhi produksi atau respons tubuh terhadap hormon seks pria.
Mikropenis dapat mempengaruhi fungsi seksual dalam beberapa kasus, tetapi banyak pria dengan kondisi ini tetap dapat mengalami ereksi, ejakulasi, dan mencapai kepuasan seksual. Namun, karena ukuran yang lebih kecil, mungkin ada tantangan dalam beberapa aspek hubungan seksual, seperti penetrasi, yang dapat mempengaruhi kepercayaan diri dan kualitas hidup seksual.
Pengobatan mikropenis tergantung pada penyebabnya dan usia pasien. Pada anak-anak, terapi hormon seperti testosteron mungkin direkomendasikan untuk merangsang pertumbuhan penis. Pada orang dewasa, pilihan termasuk terapi hormon tambahan atau pembedahan seperti faloplasti. Konseling juga sering dianjurkan untuk membantu mengatasi masalah psikologis yang terkait dengan kondisi ini.
Mikropenis sendiri tidak selalu mempengaruhi kesuburan, tetapi jika kondisi ini disertai dengan gangguan hormonal atau kelainan lain pada sistem reproduksi, kesuburan bisa terganggu. Penting bagi pria dengan mikropenis untuk menjalani evaluasi menyeluruh jika ada kekhawatiran mengenai kesuburan, dan berkonsultasi dengan ahli urologi atau spesialis fertilitas.
Supaya lebih pasti, periksakan si kecil ke dokter spesialis anak saat baru lahir, maupun untuk kontrol rutin. Dengan begitu, dokter akan lebih mudah mengevaluasi atau mendeteksi adanya kelainan tumbuh kembang maupun kondisi medis, termasuk mikropenis, baru kemudian bisa menanganinya dengan tepat.