Nyeri kanker adalah nyeri akibat pertumbuhan sel kanker, efek samping pengobatan, dan sebagainya. Cari tahu bagaimana cara manajemen nyeri kanker di sini!
Kanker sering kali menyebabkan penderitanya merasakan nyeri yang hebat. Jenis nyeri kanker dapat bervariasi berdasarkan lokasi kanker, efek samping pengobatan, dan sensitivitas nyeri pasien. Meski tingkat keparahan nyeri kanker memang bisa saja berbeda-beda, tergantung stadium dan jenis kanker yang dialami masing-masing orang, penanganan yang tepat perlu diberikan untuk memastikan penderitanya tetap dapat menjalani hari-harinya dengan berkualitas.
Gejala kanker memang bisa saja berbeda pada tiap penderitanya, tergantung lokasi, ukuran, dan stadium kanker, serta kondisi kesehatan maupun riwayat penyakit masing-masing orang. Namun, nyeri merupakan salah satu gejala kanker yang paling banyak dikeluhkan, serta menjadi gejala yang ditakuti penderita kanker.
Selain nyeri, apa saja yang dirasakan penderita kanker? Berikut ini adalah beberapa gejala yang paling banyak dikeluhkan atau dirasakan oleh pasien kanker:
Baca juga: Apakah Kanker Bisa Sembuh? Jangan Khawatir, Kanker Bisa Diobati
Nyeri kanker sebenarnya merujuk pada sensasi tidak menyenangkan yang dirasakan oleh penderita kanker, baik karena perkembangan penyakit kanker itu sendiri, maupun akibat pengobatan serta tindakan medis unutk kanker yang tengah dijalani. Berikut ini adalah penjelasan singkat tentang penyebab nyeri kanker:
Sel kanker merupakan suatu bentuk kelainan, yang mana proses pembelahan sel terjadi lebih cepat, sehingga pertumbuhan dan penyebarannya pun lebih cepat. Kondisi ini lah yang menyebabkan penderita kanker mengalami nyeri karena sel tumbuh dan membesar dengan cepat sehingga menekan organ, tulang maupun saraf di sekitarnya. Selain itu, sel kanker sendiri juga menghasilkan senyawa yang menimbulkan rasa sakit.
Beberapa pengobatan diupayakan untuk mengatasi kanker, baik dengan obat-obatan (kemoterapi) maupun dengan radiasi (radioterapi). Meski dapat membunuh sel kanker, terapi kanker juga bisa menimbulkan efek samping berupa munculnya nyeri kanker. Kondisi ini terjadi karena adanya gangguan pada saraf di sekitar lokasi tumbuhnya sel kanker.
Beberapa kasus kanker perlu ditangani dengan operasi. Namun, efek samping tindakan ini seringkali memicu timbulnya nyeri pasca operasi yang juga merupakan salah satu penyebab nyeri kanker.
Baca juga: Kanker Teratasi, Aktivitas Tak Terbatasi
Tingkat keparahan nyeri yang dialami pun bisa berbeda dari 1 orang dengan yang lainnya, ada yang merasakan nyeri ringan, sedang, maupun nyeri yang sangat hebat. Bila nyeri akibat kanker sangat parah, penderitanya dapat mengalami kecemasan maupun depresi yang bahkan bisa menurunkan kualitas hidupnya. Oleh karena itu, manajemen nyeri kanker yang tepat sangat dibutuhkan.
Meski banyak metode yang bisa digunakan untuk mengatasi nyeri kanker, dokter spesialis anestesi akan memberikan penanganan sesuai dengan kondisi Anda. Terkadang dokter bisa saja melakukan manajemen nyeri kanker dengan menggabungkan beberapa metode sekaligus.
Salah satu prinsip manajemen nyeri yang digunakan untuk meredakan keluhan penderita kanker adalah step ladder WHO. Secara garis besar, prinsip manajemen nyeri ini adalah mengatasi keluhan secara bertahap. Ada pun rute pemberiannya dimulai dengan cara diminum. Bila tidak memungkinkan, barulah obat antinyeri diberikan melalui rute lain, baik melalui lubang anus maupun pembuluh darah.
Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai manajemen atau pengobatan nyeri kanker berdasarkan prinsip step ladder yang dikeluarkan oleh WHO:
Diberikan untuk mengatasi nyeri ringan dengan pemberian obat analgesik dari kelompok non-opioid, contohnya adalah obat OAINS (obat antiinflamasi non-steroid), aspirin, dan paracetamol. Tahap ini juga bisa dibarengi dengan pemberian obat adjuvant.
Bila nyeri masih menetap atau memburuk, dan dapat dikategorikan sebagai nyeri sedang, dokter akan memberikan pereda nyeri yang berasal dari kelompok opiod lemah, seperti codein atau tramadol, dengan atau tanpa pemberian paracetamol dan obat adjuvant.
Merupakan tahapan manajemen nyeri untuk nyeri sedang-berat, dengan pemberian obat antinyeri dari kelompok opioid, seperti morfin, fentanyl, maupun oxycodone. Pada tahap ini, pengobatan juga bisa dilakukan bersama dengan pemberian obat dari kelompok non-opioid dengan atau tanpa pemberian terapi adjuvant.
Pada dasarnya, terapi adjuvant bisa diberikan pada ke-3 tahapan manajemen nyeri tersebut dengan tujuan meredakan efek samping dari obat analgetik, meningkatkan efektivitas obat antinyeri, maupun penanganan untuk keluhan psikologis yang terjadi bersamaan dengan timbulnya nyeri kanker.
Baca juga: Apakah Kanker Serviks Bisa Disembuhkan?
Nyeri kanker sering digambarkan sebagai rasa sakit yang terus-menerus atau berulang, mulai dari nyeri tumpul hingga tajam. Sensasinya bisa seperti tekanan, terbakar, atau menusuk, tergantung pada jenis dan lokasi kanker. Jika Anda mengalami gejala ini, segera konsultasikan ke dokter untuk penanganan lebih lanjut. Nyeri kanker yang tak tertahankan mungkin memerlukan manajemen nyeri yang khusus.
Benjolan kanker umumnya tidak terasa nyeri pada tahap awal, sehingga sering kali tidak disadari. Namun, seiring berkembangnya kanker, benjolan bisa menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan ketika menekan saraf atau jaringan di sekitarnya.
Kanker yang dianggap paling menyakitkan adalah kanker pankreas dan kanker tulang. Kanker pankreas sering terlambat terdeteksi dan dapat menimbulkan nyeri hebat di perut serta punggung. Sementara itu, kanker tulang dapat menyebabkan rasa sakit yang tajam dan intens, terutama saat tumor tumbuh dan menekan jaringan sekitarnya. Kedua jenis kanker ini terkenal sangat menyakitkan dan membutuhkan manajemen nyeri khusus untuk meringankan nyeri.
Kanker biasanya mulai terasa nyeri pada stadium lanjut, seperti stadium 3 atau 4, ketika tumor semakin besar dan menekan saraf, tulang, atau organ sekitarnya. Nyeri juga terjadi kerena penyebaran (metastasis) sel kanker ke bagian tubuh lain. Penanganan nyeri kanker bisa dilakukan melalui pemberian obat-obatan, terapi, atau pembedahan, sesuai dengan kondisi pasien.
Selain beberapa pengobatan di atas, terapi akupuntur dan hipnoterapi juga diketahui dapat meredakan nyeri kanker. Dokter spesialis penyakit dalam akan menyarankan terapi komplementer yang paling sesuai, berdasarkan kondisi Anda.
Dengan beragam modalitas medis yang telah banyak berkembang, Anda tidak perlu khawatir dalam menghadapi keluhan nyeri kanker. Konsultasikan dengan dokter spesialis anestesi di RS Pondok Indah untuk mendapatkan penanganan nyeri yang optimal.
Selain keterampilan medis yang tidak perlu diragukan, dokter spesialis di RS Pondok Indah juga akan melakukan penanganan secara holistik bersama dengan dokter spesialis lain yang terkait, didukung dengan teknologi medis terkini. Dengan demikian, nyeri karena kanker bisa diredakan, sehingga aktivitas Anda tidak banyak terhambat.
Referensi: