Orbital Atherectomy, Bedah Minimal Invasif untuk Mengatasi Sumbatan Pembuluh Darah

By Tim RS Pondok Indah

Monday, 25 November 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Orbital atherectomy merupakan salah satu alternatif tindakan bedah minimal invasif yang efektif dalam mengatasi sumbatan pembuluh darah karena tumpukan kalsium.

Orbital Atherectomy, Bedah Minimal Invasif untuk Mengatasi Sumbatan Pembuluh Darah

Pembuluh darah memiliki fungsi sebagai ‘pipa’ penyalur darah yang mengandung nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh. Ketika pembuluh darah tersumbat, tentunya aliran darah akan terganggu. Kondisi ini tidak menimbulkan gejala, hingga akhirnya berujung sebagai penyakit jantung maupun kegagalan organ yang lain.


Berdasarkan keparahan sumbatan pembuluh darah di jantung, dokter akan menyarankan beberapa penanganan, baik dengan aterektomi, pemasangan stent, hingga operasi bypass. Pelaksanaan aterektomi bisa dilakukan sebagai persiapan sebelum pemasangan ring jantung maupun terapi tunggal, tergantung pada kondisi masing-masing pasien.


Apa itu Aterektomi Orbital?

Aterektomi merupakan suatu tindakan untuk melebarkan pembuluh darah yang tersumbat oleh tumpukan kalsium. Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan kateter yang dilengkapi alat khusus. Secara umum terdapat 4 jenis aterektomi, salah satunya adalah aterektomi orbital.


Aterektomi orbital atau orbital atherectomy adalah salah satu metode memecahkan sumbatan kalsium dengan menggunakan alat yang berputar untuk mengikisnya, layaknya ampelas. Dokter bisa melakukan tindakan ini sebelum angioplasti dan pemasangan ring jantung untuk hasil yang lebih optimal. Pelaksanaan aterektomi orbital lebih diutamakan pada kasus penyumbatan oleh kalsium yang sangat parah.


Baca juga: Apa itu Ultrasound Intravascular (IVUS)?



Indikasi Orbital Atherectomy

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, fungsi orbital atherectomy adalah untuk memodifikasi sumbatan kalsium, terutama pada kasus parah, sebelum dilakukannya penanganan lebih lanjut. Dengan demikian, risiko komplikasi berbagai penyakit kardiovaskular, termasuk stroke, serangan jantung, dan penyakit vaskular, bisa dicegah. 


Selain itu, aterektomi juga bisa digunakan untuk mengobati kondisi berikut:


  • Penyempitan arteri karotis (pembuluh darah yang memasok darah ke otak dan bagian kepala lainnya), yang meningkatkan risiko terjadinya stroke.
  • Stenosis arteri vertebra (yang memasok darah kaya oksigen ke bagian belakang otak), yang meningkatkan risiko terjadinya stroke 
  • Sebagai tindakan alternatif untuk angioplasti atau operasi bypass, pada kasus penyumbatan akibat tumpukan kalsium yang parah.


Baca juga: Penyakit Jantung Koroner: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan


Persiapan Orbital Atherectomy

Pertama-tama, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah akan terlebih dahulu mengevaluasi kondisi Anda. Untuk itu, dokter akan mengumpulkan informasi medis Anda, termasuk riwayat penyakit, alergi, operasi, maupun obat-obatan serta suplemen yang rutin dikonsumsi.


Dokter juga akan melakukan evaluasi dari hasil pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang yang sudah dilakukan, baik rekam jantung (EKG), stress test, maupun pencitraannya, seperti ekokardiogram dan angiografi.


Setelah menentukan keparahan dan jenis sumbatan yang Anda alami, barulah dokter bisa menentukan tindakan yang sesuai. Dokter mungkin akan menyarankan Anda menghentikan konsumsi beberapa obat yang bisa menurunkan hasil prosedur aterektomi orbital. Namun, arahan ini perlu dikonfirmasi saat Anda berkonsultasi dengan dokter spesialis jantung.


Baca juga: Kateterisasi Jantung: Cara Kerja dan Prosedur


Prosedur Orbital Atherectomy

Setelah dipastikan bahwa orbital atherectomy adalah penanganan yang tepat bagi kondisi Anda, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah akan menjadwalkan tindakan dan memberikan arahan yang sesuai. Anda akan diminta untuk berpuasa di malam sebelum tindakan ini dijadwalkan. 


Prosedur orbital atherectomy akan dilakukan dalam cath lab, dengan durasi kurang lebih 2 jam, tergantung pada kondisi masing-masing pasien. Berikut ini adalah beberapa tahapan langkah prosedurnya:


  • Anda akan diminta untuk berganti dengan baju khusus yang disediakan oleh rumah sakit dan melepaskan semua perhiasan, serta mengosongkan kandung kemih.
  • Dokter akan menyuntikkan obat penenang dan bius lokal untuk membuat area masuknya kateter fleksibel menjadi mati rasa, serta Anda merasa lebih tenang selama prosedur dilakukan.
  • Ketika obat bius sudah bekerja, dokter jantung akan memasang kabel pemandu tipis ke dalam pembuluh darah
  • Setelah terpasang, barulah kateter aterektomi dimasukkan. Kateter ini terdiri dari perangkat khusus yang akan diarahkan ke arteri yang tersumbat dengan bantuan pencitraan sinar-x. 
  • Dengan kateter, plak yang ada di arteri akan diangkat guna mengembalikan aliran darah normal ke jantung. 
  • Pada beberapa kasus, stent atau ring jantung akan dipasangkan pada arteri yang tersumbat untuk menjaga pembuluh darah tetap lebar dan mencegah arteri menyempit lagi.


Setelah prosedur orbital atherectomy selesai, dokter akan mengeluarkan kateter dan menutup luka di kulit dengan kasa serta perban. 


Anda kemudian akan dipindahkan ruang pemulihan sebelum dirawat inap dalam ruang perawatan koroner. Perawatan di kamar khusus ini dilakukan untuk memastikan tidak ada komplikasi maupun efek samping yang terjadi.


Setidaknya Anda akan diminta untuk melakukan rawat inap selama dua hari atau sampai kondisi dinyatakan stabil. 


Kontrol rutin biasa dijadwalkan dalam satu sampai dua minggu setelah Anda diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Kontrol dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada komplikasi yang terjadi serta memantau pemulihan pasca tindakan.


Baca juga: Hasil CT-Scan Jantung, Ini yang Harus Diketahui



Hal yang Harus Dilakukan setelah Orbital Atherectomy

Untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah terjadinya komplikasi, serta penyumbatan ulang, Anda akan disarankan untuk:


  • Melakukan tirah baring total setidaknya selama 2-6 jam, atau hingga dinyatakan sudah stabil oleh dokter
  • Perbanyak istirahat, terutama setelah diperbolehkan keluar dari rumah sakit
  • Anda tetap bisa melakukan aktivitas dengan intensitas yang ringan, tetapi untuk aktivitas yang intensitasnya berat, sebaiknya tidak dilakukan selama 3 minggu setelah prosedur dilakukan
  • Menerapkan pola hidup sehat, termasuk dengan menerapkan pola makan sehat, tidak merokok, dan rutin berolahraga


Baca juga: Mengenal Aneurisma, Gejala, Penyebab, hingga Penangannya


Efek Samping Orbital Atherectomy

Meski relatif aman, aterektomi orbital tetap memiliki risiko dan kemungkinan komplikasi, termasuk:


  • Reaksi alergi terhadap obat bius yang digunakan
  • Kelainan irama jantung (aritmia)
  • Perdarahan 
  • Sakit dada
  • Terbentuknya bekuan darah (emboli) yang dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah lainnya
  • Serangan jantung
  • Cedera pada pembuluh darah yang dilakukan tindakan
  • Komplikasi berat yang mungkin memerlukan operasi bypass darurat


Anda disarankan melakukan konsultasi dengan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah bila memiliki risiko mengalami aterosklerosis. Untuk memaksimalkan manfaat orbital atherectomy, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan menggunakan intravascular ultrasound (IVUS) atau optical coherence tomography (OCT), terutama untuk kasus sumbatan yang terbentuk karena tumpukan kalsium. 


RS Pondok Indah telah memiliki berbagai modalitas dengan teknologi terkini ini untuk memberikan hasil yang optimal bagi kesehatan jantung Anda. Jadi, jaga kesehatan jantung Anda maupun orang terkasih dengan melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis jantung dan pembuluh darah di RS Pondok Indah cabang terdekat, meski belum ada keluhan yang dirasakan. Sebab, mencegah lebih baik daripada mengobati!


Baca juga: Pentingnya Melakukan Pemeriksaan Screening Jantung



FAQ


Apa Saja Jenis Aterektomi?

Terdapat beberapa jenis aterektomi, yaitu:


  1. Aterektomi Rotasional: Menggunakan alat berputar untuk menghilangkan plak keras.
  2. Aterektomi Orbital: Menggunakan alat bergetar memecah plak dengan gerakan orbital.
  3. Aterektomi Direksional: Memotong plak dan mengangkatnya dari arteri.
  4. Aterektomi Laser: Menggunakan sinar laser untuk menghancurkan plak.


Setiap metode aterektomi dipilih berdasarkan lokasi, keparahan, dan kondisi kesehatan pasien.


Apa Perbedaan Antara Aterektomi Rotasional dan Orbital?

Perbedaan utama antara aterektomi orbital dan rotasional terletak pada cara kerja alat yang digunakan. Pada prosedur aterektomi rotasional, alat yang digunakan berputar dengan kecepatan tinggi untuk menghancurkan plak keras.


Sedangkan pada prosedur aterektomi orbital, dokter menggunakan alat dengan gerakan berosilasi (orbital) untuk menghancurkan plak sambil menjaga fleksibilitas pembuluh darah. Pada umumnya, aterektomi orbital lebih cocok untuk arteri kecil, sedangkan rotasional lebih banyak digunakan pada plak yang sangat keras.


Apakah Aterektomi Merupakan Operasi Besar?

Tidak, aterektomi dikategorikan sebagai prosedur minimal invasif. Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan alat kecil melalui kateter di pembuluh darah, biasanya tanpa memerlukan sayatan besar. Pasien biasanya bisa pulang di hari yang sama atau setelah observasi singkat oleh dokter.


Seberapa Amankah Aterektomi Orbital?

Aterektomi orbital aman dilakukan apabila sesuai dengan indikasi dan di bawah pengawasan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah yang berpengalaman. Prosedur ini efektif untuk plak keras dan aman pada arteri kecil.


Namun, seperti prosedur medis lainnya, aterektomi orbital tetap memiliki risiko dan kemungkinan komplikasi. Oleh sebab itu, Anda perlu berkonsultasi dahulu dengan dokter untuk memastikan apakah prosedur ini cocok dengan kondisi Anda.



Referensi:

  1. Florek K, Bartoszewska E, et al,. Rotational Atherectomy, Orbital Atherectomy, and Intravascular Lithotripsy Comparison for Calcified Coronary Lesions. Journal of Clinical Medicine. 2023. (https://www.mdpi.com/2077-0383/12/23/7246). Diakses pada 20 November 2024.
  2. Okamoto N, Egami Y, et al,. Direct comparison of rotational vs orbital atherectomy for calcified lesions guided by optical coherence tomography. Cardiovascular Interventions. 2023. (https://www.jacc.org/doi/10.1016/j.jcin.2023.06.016). Diakses pada 20 November 2024.
  3. Généreux P, Kirtane AJ, et al,. Randomized evaluation of vessel preparation with orbital atherectomy prior to drug-eluting stent implantation in severely calcified coronary artery lesions: Design and rationale of the ECLIPSE trial. American heart journal. 2022. (https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0002870322000515). Diakses pada 20 November 2024.
  4. Sharma N, Asrress KN, et al,. Laser, Rotational, Orbital Coronary Atherectomy, and Coronary Intravascular Lithoplasty. Interventional Cardiology: Principles and Practice. 2022.(https://www.icrjournal.com/articles/atherectomy-techniques-rotablation-orbital-and-laser). Diakses pada 20 November 2024.
  5. Redfors B, Sharma SK, et al,. Novel micro crown orbital atherectomy for severe lesion calcification: Coronary Orbital Atherectomy System Study (COAST). Circulation: Cardiovascular Interventions. 2020. (https://www.ahajournals.org/doi/pdf/10.1161/CIRCINTERVENTIONS.120.008993). Diakses pada 20 November 2024.
  6. Cleveland Clinic. PAD: Atherectomy. (https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/17310-pad-atherectomy). Direvisi terakhir 19 Oktober 2022. Diakses pada 20 November 2024.
  7. Mayo Clinic. Arteriosclerosis / atherosclerosis. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/arteriosclerosis-atherosclerosis/symptoms-causes/syc-20350569). Direvisi terakhir 20 September 2024. Diakses pada 20 November 2024.