Pahami Kebutuhan Khusus Si Bayi Prematur

Tuesday, 14 January 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu, sehingga memerlukan perawatan khusus, karena organ tubuh bayi belum berkembang sempurna.

Pahami Kebutuhan Khusus Si Bayi Prematur

Melahirkan bayi sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu dikenal dengan persalinan prematur. Karena terlahir sebelum waktunya, bayi prematur biasanya memiliki beberapa organ yang belum berkembang dengan sempurna.


Kondisi ini lah yang membuat bayi prematur membutuhkan perawatan khusus dibandingkan dengan bayi yang lahir cukup bulan. Agar pertumbuhan si Kecil optimal, mari simak penjelasan lebih lanjut mengenai kebutuhan khusus bayi prematur di bawah ini.


Apa Itu Bayi Prematur?

WHO mendefinisikan bayi prematur (preemies) sebagai bayi yang terlahir sebelum usia kehamilan 37 minggu, terhitung dari periode menstruasi terakhir.


Bayi prematur dapat digolongkan sebagai berikut:


  • Extremely Preterm: lahir ketika usia kandungan masih kurang dari 28 minggu
  • Very Preterm: lahir saat usia kandungan 28-32 minggu
  • Moderate Preterm: lahir saat usia kandungan 32-35 minggu
  • Late Preterm: lahir saat usia kandungan 35-36 minggu


Baca juga: Perkembangan Bayi Prematur yang Perlu Dipahami Orang Tua



Ciri Bayi Prematur

Bayi prematur terutama yang lahir di bawah 32-34 minggu, memiliki penampilan fisik yang khas, yakni kulit lebih tipis dan gambaran pembuluh darah di bawahnya dapat terlihat dengan jelas.


Kulitnya berwarna lebih merah, wajah dan tubuhnya tertutup oleh lanugo (rambut halus), tulang rawan telinga sangat elastis, puting payudara kecil, garis telapak kaki tipis, lebih sering tertidur, dan refleks hisap masih belum sempurna.


Bayi prematur juga biasanya memiliki laju tumbuh kembang yang cenderung lebih lambat dari bayi yang lahir cukup bulan. Meskipun demikian, Anda tidak perlu khawatir. Sebab dengan perawatan yang tepat, di bawah arahan Dokter Spesialis Anak, tumbuh kembang bayi prematur bisa tetap optimal.


Baca juga: Jenis-jenis Vaksin Anak untuk Kesehatan Si Buah Hati


Penyebab dan Faktor Risiko Bayi Prematur

Persalinan prematur sering terjadi pada wanita yang hamil di usia lebih dari 35 tahun atau hamil di usia kurang dari 19 tahun.


Beberapa kondisi akan meningkatkan risiko kelahiran prematur, seperti infeksi (termasuk infeksi saluran kemih, vagina, penyakit menular seksual, dan penyakit infeksi lainnya), tekanan darah tinggi, diabetes, gangguan pembekuan darah, underweight atau overweight sebelum hamil, jarak antara kehamilan terlalu berdekatan, perdarahan per vagina, mulut rahim lemah, ruptur kantung amnion, riwayat persalinan prematur sebelumnya, rahim abnormal, malnutrisi, dan kelainan pada bayi.


Kondisi lainnya yaitu merokok, minum alkohol, menggunakan obat terlarang, kekerasan rumah tangga, keterlambatan atau tidak pernah periksa kehamilan, dukungan sosial yang kurang, stres, dan pekerjaan yang membutuhkan berdiri dalam waktu lama, diyakini juga meningkatkan risiko terjadinya persalinan prematur.


Tiga kategori wanita yang mempunyai risiko tinggi mengalami persalinan prematur adalah wanita dengan persalinan prematur sebelumnya, wanita dengan kehamilan kembar lebih dari dua, serta wanita dengan rahim atau mulut rahim yang tidak normal.


Baca juga: Pentingnya Skrining pada Bayi Baru Lahir


Dampak Terlahir Prematur Bagi Bayi

Kemampuan beradaptasi bayi prematur agak terganggu karena organ tubuhnya belum matang dengan sempurna. Tak jarang, beberapa hari awal hidup bayi prematur perlu dirawat di ruang neonatal intensive care unit (NICU) hingga kondisinya stabil. Di NICU, bayi prematur mungkin diberikan bantuan pernapasan agar tidak jatuh pada kondisi darurat.


Bila sudah stabil, bayi prematur harus mengejar pertumbuhan demi mencapai tumbuh kembang optimal. Untuk mencapainya, diperlukan lingkungan yang optimal, yaitu dengan memberikan suhu optimal menggunakan inkubator atau Perawatan Metode Kangguru (PMK).


Proses PMK berupa bayi telanjang diletakkan di dada ibu. Tubuh ibu berfungsi sebagai inkubator otomatis yang akan menyerap panas bayi apabila bayi kepanasan (hipertermi) dan akan menyalurkan panas tubuh bila bayi kedinginan (hipotermi).


PMK diyakini lebih efektif dan murah. Kedua, memberikan nutrisi optimal, yaitu ASI prematur yang kandungan protein dan kalsiumnya tinggi. Karena ASI prematur hanya bertahan 3 minggu, selanjutnya dibutuhkan tambahan Human Milk Fortifier (HMF) ke dalam ASI yang telah diperas sampai berat badan bayi mencapai 2 kg.


Apabila sejak awal tidak terdapat ASI, maka diperlukan susu prematur sampai mencapai 2 kg dan dapat dilanjutkan dengan after discharge formula.


Baca juga: Inisiasi Menyusu Dini Demi Suksesnya ASI Eksklusif


Potensi Komplikasi Bayi Prematur

Bayi prematur merupakan masalah kesehatan yang serius dan mempunyai risiko tinggi terhadap komplikasi kesehatan bayi baru lahir. Risiko yang ditimbulkan sangat bergantung pada usia kehamilan. Makin kecil usianya, makin besar risikonya.


  • Ketidakstabilan suhu, bayi prematur sulit untuk mempertahankan suhu tubuh karena peningkatan kehilangan panas.
  • Lupa bernapas (apneu), bayi berhenti bernapas selama 20 detik atau lebih dan diikuti dengan penurunan frekuensi jantung.
  • Paru-paru belum matang sehingga bayi akan sesak napas (Hyalin Membran Disease/HMD).
  • Pertumbuhan pembuluh darah abnormal pada mata yang akan menyebabkan kebutaan (Retinopathy of Prematurity/ROP).
  • Perdarahan otak (Intraventricular Hemorrhage/IVH).
  • Bronchopulmonary Dysplasia/ BPD sering mengenai bayi prematur yang mendapat oksigen dalam jangka waktu lama.
  • Gagal menutupnya duktus arteriosus (pembuluh darah yang menyuplai darah dari aorta ke paru-paru) menyebabkan peningkatan jumlah darah ke paru-paru dan menimbulkan kesulitan bernapas (Patent Ductus Arteriosus/PDA).
  • Necrotizing enterocolitis (NEC), umumnya terjadi pada 2 – 3 minggu setelah lahir. Kondisi ini menyebabkan kesulitan makan, pembengkakan abdomen (perut) dan komplikasi lainnya. Bayi yang terkena dapat ditangani dengan pemberian antibiotik dan nutrisi intravena (pembuluh darah) sampai usus sembuh. Pada beberapa kasus, dibutuhkan pembedahan untuk membuang bagian usus yang rusak.


Kebanyakan bayi prematur membutuhkan perawatan khusus di Neonatal Intensive Care Unit (NICU) dengan dokter spesialis anak dan peralatan khusus (ventilator, terapi cairan, dll) untuk mengatasi kondisi kesehatannya.


Baca juga: Pijat Bayi, Segudang Manfaat untuk Tumbuh Kembang Bayi


Pantau Pertumbuhan Bayi Prematur

Tiga hal penting yang perlu dipantau pada bayi prematur, yaitu berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala.


a. Rata-rata penambahan BB yang diharapkan per hari


  • 20g/hari dari usia koreksi 0-3 bulan
  • 15g/hari dari usia koreksi 3-6 bulan 
  • 10g/hari dari usia koreksi 6-9 bulan 
  • 6g/hari dari usia koreksi 9-12 bulan


b. Tinggi badan 1 cm/bulan 3


c. Lingkar kepala 0,5 cm/minggu


Bayi yang lahir prematur memang membutuhkan perhatian dan perawatan khusus. Namun, orang tua tidak perlu khawatir, karena pemantauan perkembangan dan kontrol rutin dengan Dokter Spesialis Anak di RS Pondok Indah dapat membantu memastikan perkembangan si Kecil berjalan dengan baik. Selain itu, Anda dan pasangan juga bisa menanyakan langkah-langkah merawat bayi prematur ketika sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit.


Baca juga: Panduan Perawatan Bayi Prematur di Rumah yang Perlu Diketahui Orang Tua



FAQ


Bayi Prematur Usia Berapa?

Idealnya, bayi lahir di usia 39-40 minggu. Dikatakan bayi prematur jika terlahir sebelum usia kehamilan 37 minggu, sehingga bayi prematur lebih berisiko mengalami gangguan kesehatan dan membutuhkan perawatan khusus. Biasanya bayi prematur perlu dipantau oleh dokter spesialis anak, bahkan dirawat di NICU.


Apa Ciri-ciri Bayi Lahir Prematur?

Ciri-ciri bayi prematur meliputi berat badan rendah, kulit tipis dan transparan, kesulitan bernapas, refleks lemah, dan sering membutuhkan bantuan medis untuk menjaga suhu tubuh serta makan.


Apa yang Terjadi Jika Bayi Lahir Prematur?

Bayi prematur berisiko mengalami masalah pernapasan, makan, dan infeksi karena organ belum sepenuhnya matang. Mereka seringkali membutuhkan perawatan intensif di bawah pantauan dokter spesialis anak, bahkan perawatan di NICU, hingga kondisi mereka lebih stabil.


Berapa Lama Bayi Prematur Akan Tinggal di NICU?

Lama tinggal bayi prematur di NICU (Neonatal Intensive Care Unit) tergantung pada usia kehamilan saat lahir dan kondisi kesehatannya. Dokter spesialis anak akan memperbolehkan bayi prematur pulang ke rumah jika mereka mampu bernapas sendiri, suhu tubuh sudah stabil, dan bisa menyusu dengan baik.


Biasanya, bayi prematur tinggal di NICU sampai usia kehamilan yang seharusnya (sekitar 37-40 minggu). Namun, jika ada kondisi medis yang lebih serius, masa tinggal bisa lebih lama.


Apakah Bayi Lahir Prematur Gampang Sakit?

Bayi prematur cenderung lebih rentan terhadap infeksi maupun penyakit lain, karena sistem imun mereka belum berkembang sempurna. Mereka juga berisiko mengalami masalah pernapasan, gangguan pencernaan, dan masalah tumbuh kembang. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kebersihan lingkungan, memberikan imunisasi, dan melakukan kontrol kesehatan secara rutin untuk mencegah bayi prematur mudah sakit.