Cek gula darah di rumah dengan glukometer: tusuk jari, teteskan darah pada strip, masukkan ke alat, lalu baca hasilnya di layar.
Dalam kurun waktu belakangan ini, jumlah penderita diabetes di Indonesia terus meningkat. Menurut Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, pada 2015, penderita diabetes di Indonesia mencapai 10 juta jiwa. Angka tersebut menempatkan Indonesia di posisi ke-7 sebagai negara dengan jumlah pengidap diabetes terbanyak. Sebuah keadaan yang tidak mengenakkan.
Diabetes adalah kondisi ketika tubuh tidak dapat menghasilkan insulin (hormon pengatur gula darah yang diproduksi pankreas), kadar insulin yang dihasilkan tidak mencukupi kebutuhan, atau insulin yang dihasilkan tidak bekerja dengan baik. Karena kondisi tersebut, kadar gula di dalam darah akan meningkat.
Meski diabetes merupakan kondisi kronis yang hingga saat ini belum dapat disembuhkan secara total, tapi penyakit ini dapat dikendalikan dengan pengaturan pola hidup yang sehat serta pengobatan yang teratur. Hal ini dilakukan untuk menjaga kadar gula darah dalam kisaran normal atau mendekati normal. Selain itu, pemeriksaan rutin di laboratorium juga perlu dilakukan untuk mengetahui efektivitas pengontrolan gula darah.
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan meliputi pemeriksaan gula darah puasa, setelah makan, serta HbA1C (untuk mengetahui kondisi kadar gula rata-rata selama tiga bulan terakhir). Namun, pemeriksaan tersebut hanya dilakukan saat pasien berobat ke rumah sakit, sehingga hasilnya tidak menggambarkan keadaan harian kadar gula yang sesungguhnya dari pasien tersebut.
Meski rutin melakukan pemeriksaan laboratorium, penting juga untuk melakukan pemantauan gula darah di rumah atau disebut Pemantauan Gula Darah Mandiri (PGDM). Menggunakan glukometer (alat periksa gula darah) yang banyak dijual di pasaran, pemeriksaan ini dapat dilakukan sendiri atau dengan pertolongan orang lain di rumah.
Glukometer yang digunakan haruslah yang terkalibrasi dengan baik dan mengikuti tata cara yang dianjurkan (sesuai dengan ISO-15197 tahun 2013). PGDM yang dilakukan dengan rutin dapat memberikan beberapa manfaat, antara lain:
Selalu catat hasil pemeriksaan yang dilakukan, termasuk tanggal dan jam. Hal ini akan membantu dokter memutuskan perlu-tidaknya melakukan perubahan rencana pengobatan. Selain itu, selalu buang strip serta jarum lancet yang sudah digunakan ke wadah khusus, agar jarum tidak melukai orang lain.
Pada dasarnya, tidak ada patokan waktu yang tetap untuk melakukan tes ini, karena dipengaruhi faktor usia, penyakit penyerta, durasi menderita diabetes, serta terapi yang diberikan. Tetapi, umumnya waktu yang dianjurkan adalah sebelum makan, dua jam setelah makan, dan menjelang tidur (sekitar jam 22.00). PGDM dapat dilakukan setiap hari pada pasien dengan kendali gula darah yang buruk. Sementara, pemantauan lebih jarang (minggu sampai bulan) dapat dilakukan jika kadar gula darah terkontrol secara konsisten.
Waktu yang tepat untuk cek gula darah adalah saat pagi hari sebelum makan atau setelah 8 jam puasa. Jika Anda penderita diabetes, cek juga setelah makan untuk memantau lonjakan gula. Lakukan secara rutin untuk menjaga kesehatan dan mencegah komplikasi.
Gula darah normal pada orang sehat umumnya berkisar antara 70-100 mg/dL saat puasa dan kurang dari 140 mg/dL dua jam setelah makan.
Ciri-ciri gula darah tinggi meliputi sering haus, sering buang air kecil, mudah lelah, penglihatan kabur, dan luka yang sulit sembuh. Jika Anda mengalami gejala ini, sebaiknya segera periksa gula darah dan konsultasikan dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut.