Sindrom metabolik anak adalah kumpulan kondisi seperti obesitas, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi yang meningkatkan risiko penyakit jantung.
Tidak jarang orang yang berpendapat (atau bahkan menginginkan) anak dengan tubuh gemuk terlihat lucu dan menggemaskan. Pipi yang menggembung menjadi daya tarik. Tidak bisa dibilang salah.
Hanya saja, anak dengan tubuh gemuk memiliki risiko mengalami gangguan kesehatan, misalnya sindrom metabolik. Sindrom metabolik merupakan sekelompok kondisi yang meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung, stroke, dan diabetes.
Sekelompok kondisi yang dimaksud seperti tekanan darah tinggi, kadar gula darah tinggi, kelebihan lemak tubuh, serta kadar kolesterol yang tidak normal. Walau umumnya lebih dikenal dialami oleh orang dewasa, gangguan kesehatan ini juga bisa dialami oleh anak.
Kriteria sindrom metabolik pada anak memang sulit disepakati karena harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing anak. Namun, merujuk kriteria yang ditetapkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), seorang anak dinyatakan menderita sindrom metabolik jika memiliki obesitas abdominal (ditandai dengan lingkar pinggang lebih dari persentil 80).
Hal itu diikuti setidaknya oleh dua kondisi berikut:
Anak yang mengalami berat badan berlebih (overweight) maupun obesitas dapat mengalami sindrom metabolik. Karenanya, ketika anak mulai terlihat gemuk, segeralah periksakan kondisinya ke dokter.
Dokter akan melakukan evaluasi lebih lanjut untuk memastikan ada-tidaknya sindrom metabolik. Evaluasi yang dilakukan umumnya adalah pengukuran berat dan tinggi badan, tekanan darah, lingkar perut, serta pemeriksaan kadar gula darah dan profil lipid. Jika dari hasil evaluasi diketahui anak menderita sindrom metabolik, langkah penanganan pun harus segera dilakukan. Tindakan utama adalah intervensi nutrisi untuk memastikan anak tidak bertambah gemuk.
Perlu diketahui, diet pada anak berbeda dengan orang dewasa karena anak memerlukan nutrisi untuk tumbuh. Oleh karena itu, penanganan sindrom metabolik harus melibatkan dokter spesialis anak konsultan nutrisi dan penyakit metabolik.
Jika seorang anak sudah mengalami hipertensi, maka dokter spesialis anak konsultan nefrologi anak/ginjal anak perlu dilibatkan dalam penanganannya. Sementara, dokter spesialis anak konsultan endokrin, metabolik, dan diabetes anak diperlukan untuk menangani anak yang mengalami diabetes melitus.
Penanganan sedini mungkin menjadi hal penting agar anak terhindar dari gangguan kesehatan lebih serius.
Agar terhindar dari risiko sindrom metabolik, orang tua dapat melakukan beberapa upaya sejak dini, bahkan sejak bayi. Upaya yang dilakukan berupa:
Untuk membantu memantau pertumbuhan anak, orang tua dapat memanfaatkan aplikasi Primaku dari IDAI.
Sindrom metabolik pada anak adalah kumpulan masalah kesehatan, seperti obesitas, tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, dan kolesterol tidak normal, yang meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes. Biasanya disebabkan pola makan buruk, kurang aktivitas, atau faktor genetik.
Penyakit metabolik anak meliputi diabetes tipe 1, hipotiroidisme, fenilketonuria (gangguan metabolisme protein), galaktosemia (gangguan metabolisme gula susu), dan gangguan enzim lainnya. Penyakit ini sering bawaan lahir dan perlu penanganan medis khusus agar tumbuh kembang anak tetap optimal.
Sindrom metabolik jarang terjadi pada bayi, tetapi tanda-tandanya bisa berupa berat badan berlebih, kadar gula darah tinggi, atau tekanan darah tidak normal. Konsultasikan ke dokter jika bayi Anda menunjukkan gejala tersebut untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Penyakit metabolik bisa dikelola dan gejalanya dikurangi dengan perubahan gaya hidup, seperti pola makan sehat, olahraga, dan pengobatan sesuai anjuran dokter. Meski sulit sembuh total, penanganan yang tepat dapat mencegah komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup.