Sinusitis kini dapat ditangani dengan bedah minimal invasive yang hanya memerlukan sedikit perlukaan, tapi jauh lebih efektif. Simak penjelasannya di sini!
Sinusitis merupakan peradangan pada sinus yang menyebabkan gangguan pernapasan. Penderitanya biasanya akan mengeluhkan gejala yang menyerupai pilek. Namun, bila dibiarkan tanpa penaganan, peradangan pada sinusi ini dapat menimbulkan komplikasi berupa sakit kepala hebat yang menjalar hingga ke telinga maupun mulut.
Kondisi ini tentunya sangat mengganggu aktivitas sehari-hari penderitanya. Namun, Anda tidak perlu khawatir, karena sinusitis dapat disembuhkan dengan operasi yang minim sayatan.
Sinusitis merupakan kondisi peradangan pada rongga di tengkorang yang berisi udara, berlokasi di sekitar belakang tulang pipi dan dahi, yang terhubung dengan rongga hidung. Ada 4 sinus yang dikenal sebagai sinus paranasalis, yakni sinus frontalis (dahi), sinus maxillary (tulang pipi), sinus sphenoid (belakang rongga hidung), dan sinus ethmoid anterior (antara hidung dan mata).
Fungsi utama sinus adalah menghasilkan cairan pelumas dalam hidung untuk menghentikan alergen, kuman, dan zat lain yang dapat mengganggu kesehatan. Namun, kondisi ini juga meningkatkan risiko terjadinya peradangan pada sinus.
Selain peradangan pada sinus paranasalis, sinusitis dapat terjadi akibat terjadinya penyumbatan pada kompleks osteomeatal, seperti polip hidung. Gangguan ini umumnya menyebabkan radang mukosa sinus dan memicu sinusitis kronis.
Baca juga: Teknologi Terkini Pelega Pernapasan
Peradangan pada sinus dapat disebabkan oleh banyak faktor. Beberapa faktor risiko tersebut adalah kelainan bawaan bentuk tulang hidung, kuman yang masuk ke saluran pernapasan, infeksi gigi yang menyebar ke sinus, alergi, serta cedera pada wajah yang mengubah struktur anatomis dan menyebabkan penyumbatan sinus.
Nah, peradangan ini menyebabkan sinus menghasilkan lendir yang sangat kental, sehingga bulu hidung tidak dapat mendorongnya ke tenggorokan dan menyebabkan hidung tersumbat.
Berdasarkan lamanya, sinusitis dibedakan menjadi 2 jenis:
Beberapa gejala sinusitis yang paling sering dikeluhkan, antara lain:
Dulu dokter akan melakukan pembedahan untuk membuka rongga sinus dari bawah bibir, guna mengeruk lapisan mukosa yang dilanjutkan dengan pembuatan lubang saluran di bawahnya. Teknik ini menyebabkan adanya jaringan parut pada mukosa. Akibatnya, tak jarang pasien mengalami flu berat setelah menjalani operasi.
Baca juga: Menjaga Kesehatan Pernapasan
Teknologi medis terkini menghadirkan penanganan terbaru untuk mengatasi sinusitis. Functional Endoscopic Sinus Surgery (FESS) merupakan penanganan yang memanfaatkan microdebrider dan endoskopi untuk membuka osteomeatal yang tertutup dengan mempertahankan fungsi mukosa. Hasilnya, sinusitis dapat teratasi dengan baik, tanpa mengalami flu berat.
Endoskopi membuat lapang pandang yang lebih baik. Selain itu, kamera yang fleksibel juga memungkinkan jangkauan ke bagian yang lebih sulit.
Microdebrider juga memiliki peranan penting, karena alat ini bekerja seperti bor utnuk membuka penumpukan lendir yang kental sekaligus menyedotnya untuk dikeluarkan.
Selain itu, teknik ini tidak memerlukan adanya sayatan, karena peralatan yang digunakan berukuran cukup kecil untuk dapat masuk melalui lubang hidung.
Baca juga: Lindungi Pernapasan dari Gangguan di Udara
Sebelum menjalani FESS, ada beberapa pemeriksaan penunjang yang diperlukan. Tindakan endoskopi dilakukan untuk melihat ada tidaknya kelainan pada rongga hidung yang memicu sinusitis. Pemeriksaan akan dilanjutkan dengan CT-Scan untuk menegakkan diagnosis sinusitis.
Tidak semua kasus sinusitis harus ditangani dengan FESS. Ada beberapa kasus sinusitis yang cukup ditangani dengan peresepan obat. Selain itu, tidak semua orang dapat menjalani FESS. Pasien kelainan jantung parah termasuk kelompok yang tidak disarankan menjalani FESS.
Pasien yang mengonsumsi pengencer darah masih bisa menjalani FESS, tetapi perlu menghentikan konsumsi obat tersebut terlebih dahulu sebelumnya, sesuai dengan arahan dokter spesialis THT.
Baca juga: Waspada Pneumonia pada Anak
Bicara tindakan pada hidung, salah satu yang menjadi ketakutan pasien adalah pemasangan tampon pasca-operasi. Namun, tampon hidung yang digunakan saat ini terbuat dari gel yang akan larut menjadi lendir hidung, sehingga tidak perlu dicabut.
Prosedur FESS hanya memerlukan waktu 1 - 2 jam. Setelahnya, pasien dapat langsung beraktivitas seperti biasa.
Setelah tindakan, ada beberapa pasien yang mungkin mengalami peningkatan cairan hidung akibat terbukanya saluran sinus. Hal ini merupakan reaksi yang wajar yang dapat berlangsung sekitar 2-3 minggu setelah tindakan. Penanganannya cukup dengan membersihkan lendir secara berkala.
Selain itu, pasien pun dilarang melakukan aktivitas yang berpotensi menghambat penyembuhan luka, seperti mengupil, bepergian dengan menaiki pesawat terbang, berenang, atau menyelam. Segala aktivitas tersebut harus dihindari sementara waktu, hingga luka operasi sembuh.
Menjaga kesehatan saluran hidung juga penting untuk mencegah sinusitis kambuh. Beberapa hal yang penting untuk diingat agar terhindar dari gangguan kesehatan pada rongga hidung:
Baca juga: Jaga Tubuh Tetap Sehat dan Terhindar dari Penyakit di Musim Hujan
Jika terkena sinusitis, Anda dapat melakukan beberapa penanganan mandiri di rumah untuk meredakan gejalanya, seperti minum banyak air, menggunakan humidifier, melakukan kompres hangat di daerah sinus, dan menghirup uap air hangat untuk meredakan gejala sinusitis.
Selain itu, penderita sinusitis juga disarankan beristirahat cukup dan menghindari alergen atau iritan, termasuk asap rokok, yang dapat memperburuk gejala. Jika gejala sinusitis berlangsung lebih dari 10 hari atau semakin parah, segera konsultasikan dengan dokter spesialis THT untuk terapi lebih lanjut.
Pengobatan sinusitis meliputi peresepan dekongestan untuk mengurangi pembengkakan saluran hidung, semprotan saline untuk membersihkan rongga sinus, serta antibiotik jika penyebabnya infeksi bakteri. Obat-obatan pereda nyeri seperti ibuprofen juga dapat digunakan meredakan gejala sinusitis.
Dalam kasus sinusitis kronis, dokter mungkin menyarankan operasi untuk membuka saluran sinus yang tersumbat.
Sinusitis akut adalah peradangan sinus yang berlangsung selama 2-4 minggu, biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Gejala penyakit ini meliputi hidung tersumbat, nyeri wajah, dan demam. Sedangkan sinusitis kronis berlangsung lebih dari 12 minggu, seringkali akibat alergi atau iritasi.
Sinusitis akut yang ringan bisa sembuh sendiri, terutama jika penyebabnya adalah infeksi virus. Biasanya, kondisi ini akan membaik dalam waktu 7-10 hari. Namun, jika sinusitis disebabkan oleh bakteri, alergi, atau berlangsung lebih dari 10 hari, diperlukan penanganan medis, seperti peresepan antibiotik atau dekongestan.
Sinusitis biasanya hilang dalam 10-14 hari jika disebabkan oleh infeksi virus, seperti flu. Namun, sinusitis yang disebabkan oleh infeksi bakteri bisa memakan waktu lebih lama, yakni sekitar 3-4 minggu. Sinusitis kronis, yang berlangsung lebih dari 12 minggu, memerlukan penanganan jangka panjang, termasuk perawatan medis dan perubahan gaya hidup.
Meskipun terbilang cukup umum, sinusitis tidak boleh disepelekan. Jika Anda mulai mengalami gejala sinusitis, segera jadwalkan konsultasi dengan dokter spesialis THT di RS Pondok Indah. Dengan begitu, dokter dapat membantu menentukan penanganan sinusitis yang sesuai.
Selain dokter spesialis yang kompeten, RS Pondok Indah juga telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas medis terkini. Semua keunggulan yang kami miliki ini akan memberikan pelayanan medis terbaik bagi Anda, termasuk dalam melakukan prosedur FESS. Jadi, segera jadwalkanlah janji temu dengan dokter spesialis THT di RS Pondok Indah cabang terdekat.