By Tim RS Pondok Indah
Penyakit jamur kulit adalah infeksi jamur pada permukaan kulit, kuku, atau area lembab lainnya. Risiko infeksi ini meningkat setelah seseorang terpapar banjir.
Penyakit jamur kulit adalah infeksi yang disebabkan oleh berbagai jenis jamur patogen yang tumbuh di permukaan kulit, kuku, atau area lembab lainnya. Jamur ini berkembang biak dalam kondisi lembab dan hangat, sehingga risiko meningkat setelah seseorang terpapar air banjir dalam waktu lama. Infeksi jamur kulit dapat menyebabkan berbagai gangguan kulit, mulai dari gatal ringan hingga peradangan yang lebih serius.
Air banjir sering mengandung berbagai mikroorganisme, termasuk jamur. Ketika kulit terus-menerus lembap dan terpapar air yang terkontaminasi, jamur dapat dengan mudah berkembang biak.
Setelah banjir, banyak orang kesulitan menjaga kebersihan dan mengeringkan tubuh dengan baik. Pakaian basah yang digunakan dalam waktu lama juga bisa menjadi tempat tumbuhnya jamur pada kulit.
Luka kecil akibat gesekan atau goresan saat melewati area banjir bisa menjadi pintu masuk bagi jamur. Infeksi lebih mudah terjadi jika kebersihan kulit tidak dijaga dengan baik.
Orang dengan daya tahan tubuh lemah, seperti penderita diabetes atau mereka yang mengalami stres pasca-banjir, lebih rentan terkena infeksi jamur karena tubuh tidak mampu melawan pertumbuhan jamur dengan optimal.
Baca juga: Infeksi Kulit Akibat Banjir: Jenis, Gejala, dan Penanganannya
Infeksi jamur kulit biasanya menyebabkan rasa gatal yang terus-menerus, terutama di area yang sering lembab seperti lipatan kulit, kaki, dan selangkangan.
Kulit yang terinfeksi jamur seringkali menunjukkan ruam merah yang terasa perih atau bersisik. Pada beberapa kasus, kulit juga bisa mengelupas dan terasa kering.
Beberapa jenis jamur kulit dapat menyebabkan perubahan warna kulit, seperti bercak putih (panu) atau bercak hitam pada area yang terinfeksi.
Jika infeksi tidak segera ditangani, jamur bisa menyebabkan luka yang berisi cairan atau bahkan bernanah, terutama jika terjadi infeksi sekunder oleh bakteri.
Baca juga: Waspadai Leptospirosis, Penyakit Berbahaya Pasca Banjir
Penggunaan salep atau krim antijamur seperti clotrimazole atau miconazole dapat membantu mengatasi infeksi jamur ringan. Untuk infeksi yang lebih parah, dokter mungkin akan meresepkan obat antijamur oral.
Pastikan untuk selalu membersihkan dan mengeringkan kulit dengan baik, terutama setelah terkena air banjir. Hindari mengenakan pakaian yang lembap atau terlalu ketat.
Gantilah pakaian secara rutin dan pastikan pakaian yang digunakan benar-benar kering untuk menghindari kelembapan berlebih pada kulit.
Menggaruk kulit yang terinfeksi dapat memperburuk kondisi dan menyebarkan infeksi ke area lain. Jika gatal terasa sangat mengganggu, gunakan krim pelembab atau obat antihistamin sesuai anjuran dokter.
Infeksi jamur kulit setelah banjir adalah masalah kesehatan yang umum, tetapi sering kali diabaikan. Penyebab utamanya adalah paparan air banjir yang kotor, kondisi lembab yang berkepanjangan, serta kebersihan kulit yang kurang terjaga. Gejalanya bervariasi dari gatal ringan hingga luka yang sulit sembuh. Dengan perawatan yang tepat, infeksi jamur kulit dapat diatasi dan dicegah agar tidak menyebar lebih luas.
Baca juga: 5 Jenis Penyakit Pencernaan Setelah Banjir dan Cara Mencegahnya
Jika gatal atau ruam tidak kunjung membaik setelah menggunakan obat antijamur selama beberapa hari, segera periksakan ke dokter.
Infeksi jamur yang tidak diobati bisa berkembang menjadi infeksi bakteri sekunder yang menyebabkan luka bernanah atau berisi cairan.
Jika ruam atau infeksi jamur mulai menyebar ke bagian tubuh lain, ini bisa menjadi tanda bahwa infeksi sudah semakin parah dan memerlukan penanganan medis.
Jika Anda mengalami demam, tubuh terasa lemas, atau ada tanda-tanda infeksi menyebar ke dalam tubuh, segera konsultasikan dengan dokter spesialis kulit dan kelamin.
Jika Anda mengalami gejala infeksi jamur kulit pasca-banjir, segera periksakan diri ke dokter spesialis kulit dan kelamin untuk diberikan diagnosis yang tepat serta pengobatan yang sesuai untuk mengatasi infeksi jamur sebelum berkembang lebih parah. Jangan abaikan masalah kesehatan kulit Anda!
Baca juga: Jaga Tubuh Tetap Sehat dan Terhindar dari Penyakit di Musim Hujan
Ya, air banjir dapat menyebabkan infeksi jamur kulit. Sebab, Anda lebih mudah terpapar jamur ketika terkena air banjir. Jamur penyebab infeksi kulit juga tumbuh dengan baik di lingkungan lembab dan hangat, sehingga kondisi setelah banjir sangat mendukung perkembangbiakan jamur.
Infeksi jamur kulit dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti ruam merah, bersisik, atau bercak putih. Gejala yang umum termasuk gatal, kemerahan, dan kulit yang terkelupas. Beberapa jenis infeksi jamur yang sering terjadi adalah tinea (kurap), kandidiasis, dan pityriasis versicolor.
Lama penyembuhan infeksi jamur kulit bervariasi tergantung pada jenis infeksi dan pengobatan yang diterima. Umumnya, dengan pengobatan topikal yang tepat, gejala dapat mulai membaik dalam beberapa hari hingga dua minggu. Namun, infeksi yang lebih parah atau yang sudah menyebar mungkin memerlukan waktu lebih lama, bahkan hingga beberapa minggu atau bulan.
Jika jamur kulit dibiarkan tanpa pengobatan, infeksi dapat menyebar ke area kulit yang lebih luas atau bahkan ke bagian tubuh lainnya. Ini bisa menyebabkan rasa gatal, nyeri, dan ketidaknyamanan yang lebih parah. Dalam beberapa kasus, infeksi jamur yang tidak diobati bisa menyebabkan komplikasi serius, terutama bagi orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.